Friday, May 16 2025
Berilmu dan Beramal
  • PENGURUS
  • SAMBUTAN KETUA
  • SEJARAH
  • KONTAK
  • LEGALITAS
  • MISI, VISI & LOGO
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
Berilmu dan Beramal
No Result
View All Result

DUNIA TELANJANG

18/10/2019
in MOTIVASI
A A
ShareTweetSendScan

Tolong sebutkan satu bagian rumah yang masih disebut ruang privasi. Masih ada? Saya tidak yakin. Mari sebutkan beberapa. Kamar tidur. Masihkah ruangan ini sebagai tempat privasi? Oh tidak. Lihat saja, dari acara tv sampai media sosial menjelajah kamar tidur. Kamera telah menelanjangi ruangan ini.

Dapur? Dulu dapur selalu menjadi ‘rahasia perusahaan’. Hanya orang-orang tertentu yang tahu isi dapur. Tidak ada yang tahu apa yang dimasak dan dimakan. Hari ini? Selesai masak langsung dihidangkan di media sosial. Semua ‘ikut makan’.

Artikel Terkait

PEMILIHAN REKTOR UIN STS JAMBI: Saatnya Menjadi Akademisi Sejati

27/07/2023

ANDA JUGA KORBAN NARKOBA: FENOMENA GUNUNG ES

26/10/2021

COVID 19: SAATNYA INGAT MATI

04/08/2021

NILAI-NILAI QURBAN

04/08/2021

Kamar mandi? Coba aja telusuri dan perhatikan baik-baik. Jutaan toilet yang ada di rumah diumbar ke berbagai media sosial, baik yang disengaja maupun tidak. Semua telah ‘telanjang’.

Apa yang salah? Tidak ada yang salah. Dan artikel ini tidak untuk menyalahkan. Saya hanya ingin menyampaikan saja bahwa ternyata kita telah hidup di zaman ‘telanjang’. Batas-batas privasi dan pribadi telah mejadi milik bersama. Budaya yang telah banyak bergeser seiring dengan perkembangan zaman. Era millenial yang bergulat dengan tekhnologi dan informasi.

Akan menjadi persoalan ketika budaya keterbuakaan seperti ini dibenturkan dengan nilai. Mungkin akan mengejutkan ketika melihat begitu banyak hal telah dilanggar dalam keseharian. Dulu pasti marah sekali ketika ada orang yang melanggar hak-hak privasi seperti masuk kamar tanpa izin, nyelonong ke dapur, dan seterusnya.

Zaman media sosial saat ini, bukan dilanggar oleh orang, tapi ‘aib’ dibuka sendiri. Telanjang!

Pertanyaannya, masih butuhkah ruang privasi itu? Di sinilah berdirinya nilai. Secara sederhana, Prof. Notonegoro pernah menyampaikan bahwa di dalam diri manusia itu ada yang namanya nilai kerohanian. Nilai ini jika dirinci lagi akan terdapat-beberapa turunannya seperti nilai kebenaran, keindahan, moral dan religius.

Rasanya tidak berlebihan jika nilai-nilai ini digunakan untuk mengukur ‘ketertelanjangan’ yang ada saat ini. Sudah seberapa jauh niali-nilai ini diabaikan bila dilihat dari aspek keterbukaan diri kepada publik.

Kebenaran. Ada pelanggaran nilai di sini? Lihat saja seberapa persen kebenaran setiap informasi yang tunjukkan? Hal kecil saja; foto. Apakah foto diri yang diupload adalah yang asli? Berbagai aplikasi digunakan hanya untuk membuat foto-foto tampak lebih cantik atau lebih ganteng. Kebenaran yang dilanggar.

Bagaimana nilai moral? Saya tidak ingin terlalu jauh. Perhatikan saja, sopan santun, pantas tidak pantas, atau layak tidak layak seakan sudah dilupakan. Hal-hal ini agaknya sudah benar-benar tersingkir. Begitu banyak foto dan video yang dipertontonkan tampa pertimbangan ini.

 Tatakrama pergaulan tanpa batas diumbar sedemikian rupa. Contoh, ada seorang publik figur (katakanlah seorang pengercara kondang) yang ‘hobi’ memberikan pertanyaan-pertanyaan pribadi (sekitar seksualitas) kepada perempuan di depan kamera. Entah nilai apa yang ingin diberikan. Yang jelas youtube-nya ditonton banyak orang.

Nilai religius? Adakah nilai agama yang terlanggar dengan mengumbar privasi ke depan umum? Allah saja menutup aib hambanya. Lah, hambanya sendiri kini jor-joran ‘buka baju’ sendiri. Jelas sekali niali-nilai ini telah diabaikan begitu jauh.

Akhirnya, ternyata ini zaman ‘telanjang’. Semua dibuka ke publik. Sekat-sekat privasi telah roboh. Di tengah eforia kebebasan itu pula ternyata ada nilai-nilai yang terabaikan. Nilai-niali yang seharusnya menjaga diri dan peradaban manusia itu sendiri. Yang rugi siapa? Ketika ‘benteng’ telah dibuka, musuh akan masuk dari semua penjuru. Jangan salahkan siapa pun jika harga diri ‘dicolong’ karena ia memang sudah tidak dilindungi!

Next Post

GERAKAN TAHAJJUT, SUBUH DAN DHUHA: KUNCI KEMAKMURAN

BERSAMA MELAWAN KEMAKSIATAN

SUCI AYUNI: PARA PENEMBUS BATAS

Discussion about this post

About Me

Horrison Rose

Passionate Blogger

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Popular

Jambi kehilangan Tokoh Kharismatik.

1 year ago

IDUL FITRI: Kembali Menyatu Pasca Pemilu

1 year ago

HARI GINI MASIH ABS?: BANGUNLAH ‘SUPER TEAM’

1 year ago

Tanggapan Pers:

1 year ago
Berilmu dan Beramal

© 2019 Yaqin - Komplek Bahri Makmur Blok J, No 6, RT 22/03, Jaluko – Muaro Jambi – Jambi – Indonesia. Kode Pos 36361. Developed by Ara.

  • Disclaimer
  • Kontak
  • Legalitas
  • Misi, Misi & Logo
  • Pedoman
  • Pengurus
  • Sambutan Ketua
  • Sejarah

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE