Saya adalah salah satu dari puluhan atau bahkan ratusan ribu manusia yang memadati titik finish pawai pembangunan Provinsi Jambi pada tanggal 18 Agustus 2015 lalu. Saya bersama masyarakat Jambi lainnya sangat antusias di tengah teriknya mata hari siang itu menyaksikan para peserta yang ikut serta. Titik finish yang ditandai dengan podium kehormatan di depan rumah dinas Gubernur Jambi siang itu menjadi saksi bahwa masyarakat Jambi sangat cinta pembangunan negerinya. Tidak peduli panas yang membakar kulit kepala, berdesakan diantara sampah dan asap rokok, berebutan dengan asap kompor para pedagang sate dan bakso goreng, kami masih tertawa bersama para pejabat yang duduk manis di tribun kehormatan.
Inilah perhelatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jambi, momen setahun sekali. Maka melalui tulisan ini, baiknya kita melihat apa sesungguhnya urgensitas dari perlaksanaan kegiatan ini. Pertama, media Expo dan Promo. Kegiatan ini penting karena dapat dijadikan salah satu media yang efektif untuk menyampaikan promosi pembangunan pemerintah Provinsi Jambi. Ini artinya semua lini pembangunan yang dilakukan baik oleh kabupaten yang ada di Provinsi Jambi mau pun satuan kerja (SKPD) untuk menampilkan hasil kerja ke tengah masyarakat.
Sama-sama diketahui bahwa masyarakat luas tidak memiliki akses yang cukup untuk mengetahui apa saja pembangunan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Jambi. Melalui even inilah masyarakat seyogyanya dipertontonkan berbagai capaian-capaian pembangunan itu. Begitu juga pemerintah kabupaten dan kota, harus bisa dengan maksimal berpartisipasi karena sebagian besar masyarakat yang hadir diyakini tidak memiliki kesempatan untuk berkunjung langsung ke daerah-daerah di Provinsi Jambi.
Akan tetapi, fungsi ini agaknya belum termanfaatkan secara maksimal. Tidak semua kabupaten dan kota ikut serta secara maksimal, jika pun ada, masih terkesan ‘asal’; asal ikut asal nampil. Begitu juga SKPD, tidak semua meramaikan. Padahal jika kegiatan semacam ini diikuti secara maksimal dan serius dapat menjadi daya tarik sendiri bagi daerah untuk memperomosikan diri untuk mengundang orang luar daerah mereka untuk berkunjung. Ini juga bagian promosi ‘gratis’ berbagai potensi-potensi wisata daearah dan berbagai sumberdaya kearifan local lainnya. Semoga ke depannya menemukan urgensitas ini.
Kedua, edukasi (nilai didik). Tidak hanya sekedar expo tentunya, kegiatan ini dapan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat yang meyaksikan. Lihat saja, sebahagian besar yang menjadi penonton adalah orang tua besarta anak-anak. Pada titik ini, agaknya penyelenggara dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jambi harus memberikan perhatian lebih. Kegiatan tanggal 18 Agustus 2015 kemaren betul-betul mengoyak-ngoyak nilai-nilai edukasi; tidak mendidik.
Miris rasanya menyaksikan anak-anak Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan mengendarai sepeda berpakaian seragam sekolah yang dicoret-coret, rambut dicet, dan sambil merokok melewati podium kehormatan. Sungguh pemandangan yang sangat tidak mendidik. Pertanyaan besarnya, inikah generasi muda Jambi? Ini sungguh menyedihkan. Mengapa hal ini diizinkan oleh penyelenggara?
Tidakkah jauh lebih baik ditampilkan berbagai prestasi anak sekolah yang selama ini ditorehkan. Tidak salahnya menggunakan sepeda, tetapi dengan tertip dan menampilkan replika-replika tropi kemenangan berbagai prestasi yang pernah diraih. Tidakkah ini akan memberikan semagat dan motivasi kepada para anak-anak yang menonton. Tidakkah ini akan menimbulkan keinginan yang positif bagi generasi muda Jambi? Semoga untuk tahun depan, hal ini benar-benar menjadi perhatian para penyelenggara.
Ketiga, hiburan. Ini adalah pesta rakyat. urgensinya adalah sebagai media penghibur bagi rakyat Jambi. Penampilan-penampilan peserta pawai seyogyanya mempu menampilkan nilai-nilai estetika yang mampu menghibur para penonton yang hadir. Tentu sekali lagi, nilai-nilai hiburan ini tidak boleh keluar dari norma dan nilai-nilai edukasi. Penampilan-penampilan kebolehan seperti seni bela diri, barongsai, tari dan lain sebagainya menjadi bagian yang sangat menghibur bagi para mengunjung. Tentunya penampilan-penampilan yang semacam ini harus dieksplorasi lebih banyak lagi.
Inilah tiga hal yang urgen (penting) diselenggarakannya Pawai Pembangunan Provinsi Jambi. Tiga hal ini agaknya harus benar-benar dicapai maksimal pada setiap tahunnya. Panitia penyelenggara harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai promosi, edukasi, dan entertain. Maka para peserta pun harus memenuhi tiga hal tersebut. Kita tidak lagi berharap masyarakat disuguhkan pamendangan yang tidak mendidik. Jangan sampai kegiatan yang sebesar ini malah merusak masyarakat dan generasi muda.
Harus disadari pula, kegiatan ini telah menelan anggaran yang tidak sedikit. Maka urgensinya harus dipenuhi. Harus dicapai. Panitia harus tegas untuk tidak memperbolehkan para peserta yang tidak memnuhi unsure-unsur di atas. Sehingga, kegiatan ini tentunya diharapkan tidak hanya dapat menarik minat masyarakat Jambi (lokal) tapi juga bisa diekspos secara nasional dan internasional. Di depan ada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jika dikelola dengan baik dan professional, juga dapat dijadikan daya tarik sendiri. Semoga.
Discussion about this post