Ketika semua nafas telah dilempar
Melalui rongga terdalam
Semua udara seakan tak lagi tersisa
Hanya nyawa yang mungkin masih menyala
Semua terhempas
Terlepas tapi masih berat menimpa
Ada asa yang tak tertunaikan
Ada mimpi yang tak tergapai
Ada ingin yang tak kau beri
Ada rindu yang tak kau terima
Ada semua ada di dadaku
Ia ada dan terhempas walau tak lepas
Aku tau, ini belum saatnya matahari terbit
Belum saatnya mawar dipetik
Ia baru bisa ku cium dikelopaknya yang gagah nan cantik
Ia merekah karena ingin dipelihara
Ia mengembang karena ingin di jaga
Ia merona karena ingin disiram
ia menguji keikhlasanmu untuk dirinya, untuk dicinta
bukan kelopak yang merah, atau duri yang tajam, bukan pula daun yang hijau
tapi akar yang menghujam di dalam sana,
itu yang harus ku jaga agar ia tak layu.
Tapi hari beranjak senja menelusuri masa
Aku belum jua berangkat mengayuh perahu ke laut nan lepas
Aku ternyata masih dipantai bermain ombak,
Ombak yang aku kira adalah ombak laut
Tapi ternyata hanya ombak pantai,
Ombak kecil yang telah membuat aku terlena
Ombak kecil yang telah membuat aku sering kecewa
Aku coba menentukan dermaga untuk ku berlabuh
Tapi aku belum berlayar
Aku impikan ombak laut nan besar dan menantang
Tapi aku masih disisi pantai bersama pasir dan angin sepoi
Alu siapkan jiwa dan raga tuk arungi samudra
Tapi aku belum punya apa-apa
Kini aku terhempas
Terlepas tapi tak bebes
Entah mana mawar yang kan ku bawa berlayar
Mengarungi samudra bertahta ombak dan badai
Segala masih dalam genggaman Mu
Ku kecewa buka karena mawar yang menggoda
Atau angin laut yang membelai mesra
Atau ombak yang menantangku berlaga
Aku kecewa karena aku belum memulai dan terhempas di tepi asa.
Malaysia, 25 November 2008 (05.07)
(Foto di ambil di http://akuseorangwanita.blogspot.com)
Discussion about this post