Oleh: Bahren Nurdin, MA
Saya mendapat kesempatan untuk hadir langsung bersama-sama masyarakat Tebo menyaksikan jalannya debat terbuka ini di Aula Utama Kantor Bupati Tebo. ‘Sensasinya’ sudah mulai terasa sejak di gerbang utama. Petugas keamanan dari berbagai kesatuan telah berjejer rapi dan ‘siap tembak’. Setiap tamu yang datang diperiksa dengan ketat. Tamu yang tidak memiliki kartu yang sudah ditetapkan KPU Kabupaten Tebo tidak dibenarkan masuk. Saya bersyukur bisa masuk bersama rombongan KPU Provinsi Jambi sebagai utusan dari Komunitas Pemilu dan Demokrasi (KOPIPEDE). Begitu juga di dalam ruangan, aura ‘panas’ sangat terasa ketika kedua tim pendukung beraksi dengan yel-yel dan sorak sorainya. Euphoria!
Secara umum perhelatan penting ini berjalan dengan baik. KPU, tim keamanan dan semua pihak terlibat telah bekerja maksimal. KPU Kabupaten Tebo akhirnya bisa menarik nafas panjang; lega. Selamat dan sukses!
Tulisan ini tentu tidak pula untuk menilai dan mengevaluasi karena memang tidak ada kewenangan itu pada diri saya. Melalui artikel singkat ini saya hanya ingin menorehkan beberapa catatan kecil saya saat menyaksikan debat ini. Sebuah catatan pinggir.
Pertama, masih bernostalgia. Kedua paslon agaknya masih ‘asik’ bernostalgia dengan masa lalu. Hal ini wajar karena mereka yang berdiri di hadapan masyarakat saat ini adalah bagian dari pemerintahan masa lalu. Saya melihat, mareka masih terjebak dengan masa lampau. Belum move on. Maksud saya, tidak pula untuk menghilangkan masa lalu, tapi sebaiknya itu tidak dijadikan ‘peluru’ untuk saling serang. Yah, sama saja ‘menepuk air di dulang’. Saya lebih setuju jika mereka berbicara masa lalu dalam konteks pencarian solusi. Sudah ada di debat ini, namun porsinya masih sangat sedikit dan masih dibumbui tendensius personal.
Saya membayangkan masing-masing paslon akan berbicara lebih solutif terhadap segala problematika pembangunan Kabupaten Tebo dengan data-data yang ril dan terukur. Contoh, masalah pengangguran. Tidak ada satu paslon pun yang membuka data-data statistik tentang angka pengangguran di Kabupaten Tebo. Seharusnya, angka ini dijadikan pijakan untuk menentukan misi, program, dan capaian. Berapa persen angka pengangguran yang berani mereka turunkan pada periode tertentu dengan cara tertentu. Itulah Visi yang sederhananya melihat dengan nyata apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan capaian yang terukur.
Kedua, tidak to the point. Catatan saya selanjutnya, para paslon berlum mampu menjelaskan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan langsung pada pokok masalah. Masih muter-muter. Pertanyaan yang diberikan oleh para penalis sudah sangat luar biasa tajam dan menukik. Tapi sayang jawaban yang diberikan oleh para paslon masih tumpul dan membubung. Masyarakat belum disuguhkan sesuatu yang lugas dan tegas. Tidak semua, tapi sebagian besar iya. Begitu juga ketika paslon saling tanya. Mereka masih sangat baper alias terbawa perasaan. Hal ini agaknya masih dipengaruhi oleh sentiment personal yang selama ini terbangun antar paslon.
Untuk menghindari hal ini, harusnya masing-masing paslon menyerang serang programnya jangan orangnya. Paslon kemudian ‘berlomba’ meyakinkan masyarakat bahwa program mereka layak dan pantas untuk didukung dan diperjuangkan. Serangan yang diberikan bukan untuk merendahkan atau meremehkan program orang lain, tapi lebih pada meyakinkan masyarakat bahwa program yang mereka usung sepenuhnya untuk rakyat. Energi terbesar harus dikerahkan untuk mengemas ‘dagangan’ sendiri ketimbang ‘ngusilin’ jualan pihak lawan.
Akhirnya, saya masih memiliki banyak catatan, tapi untuk sekali duduk, ini sudah cukup. Anda pun berhak untuk sepakat dan tidak sepakat dengan catatan ini. Itulah roh demokrasi ketika kita berada pada ‘zona’ berbeda tapi memiliki tujuan yang sama; kemajuan bangsa. Kepada paslon, masih ada waktu untuk terus meyakinkan masyarakat Tebo. Tunjukkan kepada mereka bahwa pasangan adan layak untuk memimpin Tebo mendatang. Selamat Berjuang.
#BN25012017
Sumber: www.kenali.co
http://kenali.co/berita-76238-tebo-memilih-catatan-pinggir-debat-terbuka.html#ixzz4Xz1vWvNe
Discussion about this post