Sebelum dilanjutkan, mohon perhatikan judul di atas dan garisbawahi kata ‘membaca’. Jadi artikel ini hanya membaca apa yang perlu dibaca. Mari membaca bersama-sama.
Akhir-akhir ini ada begitu banyak survey atau polling yang beredar di dunia maya tentang pemilihan Gubernur Jambi mendatang. Dari sekian banyak yang ada, saya tertarik untuk membaca PollingKita.com. Tapi kembali saya tegaskan, untuk lebih nyaman membaca polling semacam ini, maka tidak perlu mempertanyakan metodologi, populasi, atau sampling yang digunakan. Jika itu dibahas dan dipertanyakan, dipastikan akan menimbulkan perdebatan yang tidak akan habis-habisnya dan tidak berujung.
Polling ini telah menjelaskan dirinya sendiri. Perhatikan, “polling tentang ‘Siapakah Gub Jbi yad?’ Dibuat pada 11/06/2019 Jam 23.04 WIB. Polling memiliki 8 opsi jawaban dan sudah menerima 4426 suara (saya akses 24/06/2019 pukul 03.54). Melakukan pemilihan berulang kali tidak diperbolehkan. Pemeriksaan duplikasi berdasarkan pada alamat IP pemilih. Kami tidak mentolerir setiap kecurangan yang dilakukan dan akan menganulir semua suara yang berindikasi dilakukan oleh bot”. Jelas dan klir.
Delapan (8) opsi jawaban yang disediakan adalah nama-nama tokoh yang saat ini digadang-gadang sebagai calon Gubernur Jambi mendatang yaitu 1. Fachrori Umar; 2. Cek Hendra; 3. M. Muchlis; 4. Al Haris; 5. Syafrial; 6, Sy Fasha; 7. A. Syafri Jaya Bakri; dan 8. Sudirman. Tidak ada penjelasan lebih siapa nama-nama tersebut. Tentu asumsi yang dipakai bahwa masyarakat (para pemilih) sudah mengetahui siapa (profil dan track record) mereka.
Jika dilihat dari 8 nama yang dimunculkan, nampaknya pembuat polling dengan sengaja tidak mengikutsertakan satu nama lain yang sangat ‘fenomenal’ di tengah masyarakat yaitu Hasan Basri Agus (HBA). Padahal nama HBA adalah orang yang paling sering disebut-sebut sebagai calon kuat gubernur Jambi mendatang. Mungkin pembuat polling memiliki pertimbangan sendiri.
Namun demikian, tidak dimunculkannya nama HBA dalam polling ini justru bagus karena akan memperlihatkan siapa tokoh-tokoh selain HBA yang menjadi perhatian masyarakat.
Hasil sementara yang dimunculkan polling ini pun mernarik perhatian banyak orang. Beberapa nama memperoleh suara yang signifikans. Sy Fasha 1476 (33.3%), M. Mukhlis 1192 (26.9%), Al Haris 595 (13.4%), Cek Endra 428 (9.7%), Fachrori Umar 325 (7.3%), Syafrial 176 (4.0%), A Syafri Jaya Bakri 118 (2.7%) dan Sudirman 116 (2.6%).
Bagaimana membaca angka-angka tersebut? Secara sederhana, bahwa Sy Fasha mendapat suara terbanyak dari 4426 orang yang ikut polling ini, kemudian diikuti oleh suara M. Muchlis dan Al Haris. Inilah 3 besar yang muncul.
Jika dicermati, Sy Fasha dan Al haris adalah kepala daerah aktif. Sy Fasha adalah Walikota Jambi dan Al Haris Bupati Merangin. Apa yang menarik perhatian adalah kemunculan nama M. Muchlis. Jika dilihat 7 nama lainnya adalah para kepala daerah bahkan Fachrori Umar adalah Gubernur Jambi aktif saat ini. Pada polling ini, Fachrori Umar justru tidak mendapat kepercayaan yang banyak dari para peserta polling. Kurang dari 10%. Itulah salah satu keunikan dunia demokrasi; populeritas vs elektabilitas. Orang mengenal tapi belum tentu memilih.
Nampaknya, kehadiran nama Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Muchlis menjadi warna tersendiri pada Pilgub mendatang. Sebagai orang Jambi asli (berasal dari Kab. Batanghari) dan menjabat sebagai Kapolda Jambi saat ini, Muchlis diyakini menjadi pendatang baru yang akan banyak menyita perhatian masyarakat. Namun demikian, di berbagai media M. Muchlis sendiri belum pernah menyatakan dirinya akan maju pada Pilgub mendatang. Hal ini sangat wajar karena masih terikat baju dinas yang dikenakan. Polisi tidak boleh berpolitik. Mantan polisi, boleh.
Akhirnya, hasil bacaan terhadap polling ini menunjukkan bahwa dua kepala daerah aktif masuk 3 besar yaitu Sy Fasha dan Al Haris. Terdapat satu nama ‘baru’ di luar kepala daerah yaitu M. Muchlis. Sementara itu, nama gubernur aktif saat ini Fachrori Umar memperoleh suara kurang dari 10%. Bacaan selesai!
Discussion about this post