Innalillahhiwainnailahirojiun, pukul 00:15 Minggu dini hari berakhir sudah ‘perjuangan’ Amrozi, Imam Samudera, Mukhlas di tangan regu tembak. ‘Perjuangan’ mereka melalui bom Bali I telah menyeret mereka menemui ajal di tiang eksekusi. Mereka dieksekusi hukuman mati. Lantas, apakah anda setuju? Untuk menjawab pertanyaan itu mungkin anda akan tersenyum dan sering kali tanpa jawaban. Hal itu saya dapati terhadap beberapa rekan mahasiswa yang saya tanya. Namun tentunya, anda boleh setuju dan anda pun bisa untuk menolak. Tapi apapun itu sekarang tak akan membuat perubahan apa pun, dan tidak akan membuat nyawa mereka kembali seperti semula. Maka saya sarankan lebih baik kita tidak perlu perdebatkan lagi tentang setuju atau tidak hukuman mati bagi mereka. Mereka telah memilih jalan mereka sendiri.
Akan tetapi melalui tulisan ini saya sadikit ingin mengajak kita semua mengambil sebuah ajaran nilai yang mereka sampaikan, yaitu nilai perjuangan. Bagi saya, (dua minggu terakhir agak sedikit intens mengikuti perkembangan hukuman mati bagi Amrozi cs) mereka telah mengajarkan sebuah perjugan yang sangat luar biasa, tidak hanya sebatas di mulut, tapi sampai pada sebuah realita. Terlepas apakah mereka memang berada pada ‘track’ yang benar memperjuangakan Islam (mujahid) atau tidak, pada poin ini saya sangat salut dan memberi respek yang sangat besar. Saya ingin sampaikan mereka memang telah membuktikan diri mereka sebagai pejuang tangguh (psychological aspect).
Jika dalam beberapa kesempatan mereka, dengan keyakinan yang mereka pegang, mengobarkan semangat perjuangan “sampai ke tetesan darah terakhir”, kini mereka telah dengan sangat ‘jantan’ membuktikannya kepada kita semua. Bahkan menurut berita berbagai media mereka pada saat dieksekusi tidak mua ditutup mata. Ini artinya mereka benar-benar menerima dengan sangat kesatria terjangan peluru yang segera menembus dada mereka (Allahakhbar).
Apa hubungan eksekusi Amrozi cs (dan semangat juang mereka) dengan walikota Jambi yang baru? Melalui tulisan ini saya ingin membahas nilai perjuangan Amrozi cs dan nilai perjuangan para politisi negeri ini, termasuk di dalamnya walikota Jambi tercinta ini. Belum lekang dari ingatan kita beberapa janji-janji politik yang disampaikan para kandidat (termasuk yang sekarang terpilih) saat kampanye beberapa saat lalu. Janji-janji tersebut dikemas sedemikian rupa ke dalam bahasa-bahasa yang menarik simpati yang sekaligus menggelorakan semangat perjuagan pembangunan negri ini. Janji-janji yang sering muncul misalnya “kami berjuang berasama rakyat”. “Kami ada untuk anda” “Pendidikan dan kesehatan gratis” dan lain-lain.
Sebagaimana halnya Amrozi cs berjanji dengan semangat juang mereka, akankah walikota dan wakil walikota kita yang baru ini, Pak Bambang dan Bang Sum akan memenuhi janji politik merka? Inilah yang mungkin sangat langka di negeri ini. Biasanyanya yang jamak terjadi adalah janji tinggallah di janji, dan rakyat tetap saja sengsara tanpa dapat perhatian. Bahkan lebih parah lagi setelah mereka terpilih biasanya sibuk mengembalikan modal kampanye dan memperkaya diri.
Tentunya yang kita miliki sebagai masyarakat awam adalah harapan. Kita berharap ada pemimpin negeri ini yang memegang keyakian teguh dan rela berkorban “sampai tetesan darah terakhir” untuk kepentingan bangsa dan negara seperti Amrozi cs memperjuangkan keyakinan mereka. Telah kita percayakan kepada mereka (paket walikota baru) untuk memimpin dan membawa perubahan pada negeri tanah pilih peseko betuah ini, selanjutnya kita hanya bisa menonton ‘permainan’ mereka. Semoga saja janji-janji yang dibuat mereka tunaikan dan harapan kita terpenuhi. Jika tidak, bagaimana jika kita berharap ada undang-undang yang menegaskan bahwa jika pejabat terpilih tidak memenuhi janji (kampanye), mereka akan dihukum mati. Jaka undang-undang itu ada, jangan sampai walikota Jambi menyusul Amrozi Cs. Wallahu’alam.
Discussion about this post