Oleh: Bahren Nurdin, MA
Mudik merupakan salah satu kearifan nasional bangsa ini. Paling tidak mudik telah menjadi agenda rutin tahunan bagi masyarakat Indonesia untuk pulang ke kampung halaman setelah lama terpisah oleh jarak dan waktu. Jarak yang jauh, waktu yang tersita untuk mencari nafkah. Mudik menjadi ‘oase’ di tengah ‘gersangnya’ hubungan sosial kemasyarakatan saat ini.
Kemajuan teknologi ternyata belum mampu menggantikan makna pertemuan secara fisik. Berjumpa di dunia nyata memiliki makna yang sangat mendalam dan belum tergeserkan oleh kehadiran berbagai media sosial atau bahkan video-call. Bersama sahabat dan sanak keluarga dapat berjabat tangan dan berpelukan menjadi pengobat rindu yang tak ternilai harganya. Bersanda gurau dan berbagi cerita suatu yang mambahagiakan. Berkumpul dan makan bersama menambah kesyahduan berlebaran. Itulah kemenangan!
Begitulah mudik memiliki dimensi lain yang tidak hanya bisa dimaknai dengan sekedar ‘pulang kampung’. Mudik mengandung nilai-nilai baik seperti silaturrahim, bergi, kebersaamaan, kekeluargaan dan lain-lain.
Karena ia menjadi event rutin tahunan, seyogyanya harus dikelola dengan baik dan cermat oleh seluruh pengambil kebijakan (stakeholder) di negeri ini. Dengan cara itulah masarakat dapat mudik dengan selamat sehingga keingingan untuk berkumpul dengan para sahabat dan sanak keluarga tercapai. Tentu tidak ada yang mengingikan perjalanan mudik menjadi ‘horor’ dan manakutkan, apa lagi harus berakhir di jalan raya. Marilah saling mengingatkan.
Pertama, kepada pemudik. Perlu diingatkan untuk berhati-hati. Kunci keselamatan itu ada di tangan anda terutama para pengemudi seperti sopir, pilot, masinis, atau rider sepeda motor. Tempatkanlah keselamatan menjadi hal terpenting. Jika kita pelajari seringnya terjadi kecelakaan pada saat melakukan perjalanan mudik sebagian besar disebabkan oleh faktor manusianya.
Abai terhadap kondisi fisik seperti kelelahan dan mengantuk biasanya menjadi faktor utama kecelakaan. Maka dari itu, para pemudik harus memperhatikan hal ini. Yakinlah, tidak ada yang lebih berharga dari keselamatan. Jangan sampai memaksakan diri dalam berkendaraan. Jika mengantuk dan lelah, tidak ada pilihan lain selain beristirahat. Ketepatan waktu untuk sampai di tujuan memang diinginkan, tapi jangan sampai mengabaikan keselamatan.
Kedua, kepada pemerintah. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk mengantarkan para pemudik ke tengah keluarga mereka. Pemerintah, melalui berbagai kementerian terkait, harus secara maksimal memberikan pelayanan kepada para pemudik khususnya yang menggunakan angkutan umum baik udara, darat, maupun laut.
Pemerintah harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa angkutan umum yang digunakan masyarakat untuk mudik telah melalui proses pengawasan yang biak sehingga laik untuk digunakan. Begitu juga dengan para penegemudi yang dipercaya memegang kendali sudah dipastikan tidak membahayakan para para penumpang. Jangan ada lagi info bahwa pilot nyabu, sopir bis mabuk miras, atau masinis over dosis. Semua harus dipantau dengan baik. Cek kesehatan dan psikologi terhadap para pengemudi ini wajib hukumnya dilakukan karena di tangan mereka ada banyak nyawa diserahkan
Pemerintah juga harus meyakinkan masyarakat bahwa jalan raya yang dilalui oleh para pemudik sudah dalam kondisi baik. Kondisi jalan yang kurang baik juga telah meyumbangkan angka kecelakaan terhadap pemudik. Begitu juga perlengkapan marka jalan yang sudah tersedia dengan baik. Marka jalan yang bagus akan membantu para pengemudi mengendalikan kendaraan mereka dengan baik pula.
Akrhirnya, mudik adalah sebuah momentum yang baik untuk kembali menyambung silaturahim dengan sanak keluarga dan para sahabat dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan kebahagiaan. Maka jangan sampai jalan raya merenggut kebahagiaan itu. Faktor keselamatan hurus menjadi prioritas para pemudik khususnya para pengemudi. Selamat mudik dan mudiklah dengan selamat!
#BNODOC16919062017
*Akademisi dan Pengamat sosial Jambi
Discussion about this post