Friday, May 16 2025
Berilmu dan Beramal
  • PENGURUS
  • SAMBUTAN KETUA
  • SEJARAH
  • KONTAK
  • LEGALITAS
  • MISI, VISI & LOGO
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
Berilmu dan Beramal
No Result
View All Result

SABAR: ‘ENJOYING THE PAIN’

23/06/2017
in MOTIVASI
A A
ShareTweetSendScan

Artikel Terkait

PEMILIHAN REKTOR UIN STS JAMBI: Saatnya Menjadi Akademisi Sejati

27/07/2023

ANDA JUGA KORBAN NARKOBA: FENOMENA GUNUNG ES

26/10/2021

COVID 19: SAATNYA INGAT MATI

04/08/2021

NILAI-NILAI QURBAN

04/08/2021

Oleh: Bahren Nurdin, MA

Sabar itu mudah diucapkan tapi tidak gampang untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Enak menasehati orang lain untuk sabar, tapi terkadang berat sekali ketika harus menghadapinya sendiri. Lebih-lebih ketika harus sabar menghadapi orang-orang yang memusuhi. Sabar menghadapi setiap halangan dan rintangan yang menghadang.

Suatu ketika saya ditanya oleh seorang mahasiswa, “apa konsep sabar menurut Bapak?”. Bagi saya konsep sabar itu sederhana yaitu ‘enjoying the pain’ (menikmati rasa sakit). Belum dikatakan sabar seseorang jika ia belum mampu menikmati rasa sakit yang ia alami baik dari orang lain maupun dari keadaan yang ada. Dicaci, dimaki, dimusuhi, dihina, difitnah, dan direndahkan adalah kondisi-kondisi yang sangat menyakitkan. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang rela dan ikhlas menerima hal ini kecuali dengan satu kata ‘sabar’. Pada konteks ini, sabar berarti menikmati rasa sakit yang diterima dari perlakuan-perlakuan tersebut tanpa mengeluh, marah dan melakukan perlawanan secara negatif.

Itulah mengapa sabar itu tidak mudah. Secara manusiawi, orang tidak akan tahan menerima perlakuan-perlakuan tersebut. Naluri manusia akan melakukan pemberontakan untuk melawan rasa sakit yang ia terima. Tapi bagi orang-orang yang memiliki kesabaran yang tinggi akan menikmati sakit itu dengan sangat positif dan mengambil hikmah untuk dirinya sendiri.

Sering kita mendengar bahwa ‘sabar itu ilmu tingkat tinggi, belajarnya setiap saat, latihannya juga sepanjang massa, dan ujiannya sering mendadak’. Maka Tuhan pun berfirman bahwa “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang sabar” (QS Albaqarah:153). Jadi sabar itu ilmunya Allah. Allah tidak pernah membenci siapa pun walaupun jelas-jelas begitu banyak manusia di muka bumi ini yang mendurhakai-Nya.

Dalam konteks kekinian, saya ingin memasangkan ‘sabar’ dalam bermedia sosial. Akhir-akhir ini saya mengamati banyak sekali pertikaian-pertikaian yang terjadi di media sosial. Banyak orang yang tidak sungkan-sungkan lagi saling mencaci maki dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas di media sosial terutama Facebook. Seakan menjadi biasa untuk  memfitnah, mencaci, menghujat dan menyakiti orang lain di media sosial. Seolah-olah, jika di media sosial ‘gak papa’.

Saya pun beberapa kali menerima hal-hal tersebut. Rasanya saya tidak ingin menyakiti siapa pun dalam hidup ini. Artikel-artikel yang saya tulis masih dalam kerangka ‘bertawassi’ (saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran). Pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam koridor untuk kemaslahatan bersama. Namun  tidak jarang saya kemudian menerima ‘serangan’ balik dari orang-orang yang tidak menyukai itu. Saya pun kemudian dihujat, dicaci dimaki bahkan diancam. Bagaimana cara menghadapinya?

Pertama, diam. Dalam konteks bermedsos, ketika menghadapi orang-orang yang menguji kesabaran anda maka yang harus dilakukan adalah jauhkan tangan dari keyboard. Jangan ketik apa pun; diam. Sekali saja anda menulis sesuatu untuk menanggapinya maka tidak akan pernah selesai. Dengan tidak menanggapi diskusi-diskusi yang memojokkan anda, maka ia akan berhenti dengan sendirinya. Yakinlah!

Kedua, senyumin aja. Konsep ‘enjoying the pain’ menawarkan suatu keadaan yang ‘menyenangkan’ dalam menghadapi kepahitan. Jika sudah menyenangkan dapat dipastikan akan tersenyum. Jadi jika ada yang mencoba menempatkan anda dalam kondisi yang sangat negatif harus dilawan dengan positif. Senyum adalah salah satu ekspresi jiwa yang sangat positif juga bisa menularkan ‘aura’nya kepada orang lain.  Kondisi yang positif akan akan memadamkan ‘api’ menyala-nyala yang sedang mereka kobarkan, termasuk dalam hal tulisan.

Akhirnya, menjadi sabar itu memang sangat ‘menantang’. Karena tidak mudahlah maka tidak banyak yang bisa melewatinya. Satu hal yang harus diingat, akan menempatkan kita pada derajat yang tinggi di sisi Allah. Hari ini kita hidup di dunia media sosial, sudah salayaknya kita menanamkan kesabaran dalam berkomunikasi sehari-hari.  #BNODOC13112052017

*Akademisi dan Pengamat sosial

Next Post

MINDSET: LEPASKAN ANAKMU

MEMBAKAR PUNCAK JABAL HARIRI

MINDSET: MENGHAPUS KOSA KATA ‘GAGAL’

Discussion about this post

About Me

Horrison Rose

Passionate Blogger

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Popular

Jambi kehilangan Tokoh Kharismatik.

1 year ago

IDUL FITRI: Kembali Menyatu Pasca Pemilu

1 year ago

HARI GINI MASIH ABS?: BANGUNLAH ‘SUPER TEAM’

1 year ago

Tanggapan Pers:

1 year ago
Berilmu dan Beramal

© 2019 Yaqin - Komplek Bahri Makmur Blok J, No 6, RT 22/03, Jaluko – Muaro Jambi – Jambi – Indonesia. Kode Pos 36361. Developed by Ara.

  • Disclaimer
  • Kontak
  • Legalitas
  • Misi, Misi & Logo
  • Pedoman
  • Pengurus
  • Sambutan Ketua
  • Sejarah

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE