Nampaknya Virus Kororna (Covid-19) mulai merambah Provinsi Jambi. Tanda-tandanya, pemerintah pusat telah merilis data bahwa ada satu orang warga Jambi positif diserang Covid-19. Tidak ada kata lain kecuali bersama-sama menghadapi bencana ini. Sesama anak bangsa harus saling menguatkan. Bahu membahu dalam ikhtiar, ikhlas dan tulus bermunajat kepada Allah. Semoga penyakit ini cepat berlalu, amin.
Social distancing (menjaga jarak social) adalah salah satu metode yang diterapkan untuk mencegah penularan wabah virus ini. Hal ini dilakukan karena menurut para ahli virus ini menular melalui kontak langsung orang per perorang atau benda-benda. Maka dengan mejaga jarak, diharapkan akan mengurangi kemungkinan penularan.
Di sinilah masalahnya. Manusia itu adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain. Salaman, menghadiri undangan, bermusyawarah, berkumpul, ngopi bareng, dan lain sebagainya adalah bentuk-bentuk interaksi sosial yang sudah sangat lama dibangun di tengah masyarakat Indonesia.
Bahkan, jika ada anggota masyarakat yang tidak melakukan hal-hal semacam ini boleh disebut sebagai orang yang anti-social (tidak bermasyarkat). Lebih keras, bisa dikucilkan!
Maka dalam kondisi seperti saat ini, dimana korban Covid-19 telah menelan korban ribuan orang di berbagai negara, saatnya membangun pemahaman bersama apa yang saya sebut ‘social understanding’.
Artinya, harus ada kesadaran bersama bahwa:
Tidak bersalaman bukan berarti kita sedang membenci.
Tidak silaturrahmi bukan pula kerena kita sedang bermusuhan.
Tidak masuk kerja bukan karena malas.
Tidak peluk dan cium kening isteri saat pulang dari luar bukan karena tidak romantis.
Tidak besalaman dengan anak-anak bukan berarti tidak sayang.
Tidak ngopi-ngopi bukan berarti putus komunikasi.
Tidak nge-mall bukan berarti dompet lagi jebol.
Dan seterusnya.
Saya yakin kita masih bersaudara sesama anak bangsa. Tidak ada yang berubah tentang tatanan sosial kita. Kita masih bisa saling menguatkan dan memberi support walau tidak harus bertemu muka.
Kita memiliki media sosial (medsos) saat ini. Ayo gunakan medsos untuk membangun kebersamaan dan menguatkan persatuan, bukan saling menghujat dan berpecah belah. Media sosial benar-benar kita jadikan alat untuk berinteraksi sosial dengan baik dan bijaksana. Hindari segala bentuk penyebaran hoax.
Akhirnya, social understanding harus kita bangun sedemikian rupa agar pula tidak terjadi misunderstanding antar sesama. Semua harus memiliki pemahaman yang sama agar sama-sama faham dan mengerti. Bersatulah anak bangsa!
*Ditulis oleh: Bahren Nurdin (Akademisi UIN STS Jambi dan Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan [PUSAKADEMIA]
Gambar: brewminate.com
Discussion about this post