Tulisan ini tidak lebih dari sebuah autokritik. Ini adalah kisah ironisme yang terjadi di IAIN STS Jambi dari sekian banyak ironisme-ironisme yang berlaku. Memang tidak sefenomenal ‘pertikaian’ pemilihan rektor beberapa waktu lalu, namun cukup menohok. Ironisme yang lagi-lagi menunjukkan betapa institusi ini ‘tidak terurus’.
Ironisme itu adalah “anggaran untuk rapat kerja seluruh pejabat IAIN STS Jambi ke Batam dan menghabiskan dana ratusan juta, tersedia dan ada. Tapi tunjangan Ketua dan Sekretaris jurusan tidak dibayar”. Hal ini saya sebut eronisme karena, Pertama, IAIN STS Jambi dalam keadaan kritis karena sebagain besar jurusan dan program studinya tidak terakreditasi. Artinya, sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas tidak lama lagi beberapa jurusan dan prodi akan ditutup jika tidak dipersiapkan data-data akreditasinya. Untuk persiapan itu, kajur dan sekjur juga tim ‘dipaksa’ berjibaku siang dan malam. Namun, dari bulan Januari hingga sekarang tunjangan Kajur dan Sekjur yang tidak seberapa itu diabaikan. Jika dibandingkan dengan uang yang ‘dihamburkan’ untuk raker pejabat di Batam beberapa bulan lalu, mungkin tidak sampai seper sekian persennya. Sungguh ironis. Ironisme yang terjadi di tengah kaum intelektual yang sangat paham dan mengerti hukum-hukum agama, yang katanya agamis.
Kedua, apa hasil rapat kerja ‘mewah’ di Batam itu? Maaf, saya rasa, jika anda orang IAIN STS Jambi, pasti tahu hasilnya. Silakan jawab sendiri. Bolehlah sekali-sekali bertanya, berbanding luruskah antara anggaran ratusan juta yang dihabiskan dengan hasil yang didapat setelah Raker tersebut? Jika tidak menemukan jawabannya, tanya saja pada rumput-rumput yang bergoyang (saking semaknya karena tidak terurus) di kampus Islami ini.
Rasanya dua hal ini sudah terlalu banyak untuk ‘menepuk air di dulang’. Sungguh, sebagai masyarakat bawah, ‘pesuruh’ Negara di IAIN ini sangat ingin melihat IAIN ini terurus dengan baik. Kami sangat bangga dengan mimpi pak rektor yang disampaikan dalam berbagai kesempatan ingin menjadikan IAIN STS Jambi sebagai ‘world class university’. Mimpi itu sungguh sangat luar biasa dan membanggakan. Insya Allah akan kita capai bersama-sama. Bersama-sama tanpa saling mengabaikan. Pepatah orang adat Jambi mengatokan “rajo alim rajo disembah, rajo lalim (zolim) rajo disanggah”. Kami rakyat kecil, jangan diabaikan!
Haruskan hal-hal seperti ini sampai pada tindakan-tidakan ‘mass power’ seperti yang dilakukan kawan-kawan di IAIN Imam Bonjol Padang? Mogok! Rasanya tidak perlu, karena yakin para pemimpin IAIN STS Jambi masih punya HATI NURANI dan SIKAP KEBIJAKSANAAN. Mudah-dahan saya tidak salah, mereka masih punya. Mari kita tunggu jawabannya dalam minggu ini, saya benar atau bahkan saya akan membuat kesalahan besar karena telah beranggapan demikian. Hiks…hiks…
*****
Tunjangan tak Dibayar, Ketua Jurusan IAIN Mogok
padangmedia.com – PADANG- Ketua Jurusan di kampus IAIN Imam Bonjol Padang, Selasa (1/3), mengadakan mogok kerja. Mereka berencana akan berhenti beraktifitas hingga tiga hari mendatang. Aksi tersebut dalam upaya menuntut pembayaran uang tunjangan ketua jurusan dan sekretaris jurusan. Uang tersebut tak kunjung dibayarkan pihak rektorat sejak 7 bulan lalu. Seperti disampaikan salah satu ketua jurusan. Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris di Fakultas Tarbiyah, Besral, mengatakan uang tunjangan bagi ketua dan sekretaris jurusan tak kunjung diberikan. Sudah tujuh bulan uang tunjangan tidak diberikan pihak rektorat. “Rencananya kami akan mogok hingga 3-4 hari ke depan. Semoga saja tak mengganggu aktifitas akademis,” ujarnya. Mereka berharap agar segera mendapatkan uang tunjangan tersebut. Sebab pihak rektorat harus memperhatikan kesejahtraan jurusan baik ketua dan sekretarisnya. Staf Humas IAIN Imam Bonjol, Muhammad Nasir, mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah diketahui pihak Rektorat IAIN Imam Bonjol. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak rektorat akan bertemu dengan pihak dekanat guna membahas hal tersebut. (dodo)
Discussion about this post