Wednesday, June 18 2025
Berilmu dan Beramal
  • PENGURUS
  • SAMBUTAN KETUA
  • SEJARAH
  • KONTAK
  • LEGALITAS
  • MISI, VISI & LOGO
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
Berilmu dan Beramal
No Result
View All Result

POLITIK ‘COCOKOLOGI’

15/07/2017
in MOTIVASI
A A
ShareTweetSendScan

Oleh: Bahren Nurdin, MA

Jika anda betul-betul mengamati dinamika politik di Kota Jambi menghadapi perhelatan Pilwako 2018, maka dengan sangat jelas saat ini para politisi sedang sibuk ‘bermain’ cocok-cocok-an alias cocokologi. Si A coba dipasangkan dengan Si B, Si C digandeng dengan Si C, Si D digadang-gadang dengan Si E, dan seterusnya. Nampak sekali, semua bermain di wilayah opini. Partai politik pun tidak kalah seru ikut campur mencoba mencocok-cocokkan nama-nama yang muncul. Paling banter hanya menjadi ‘mak comblang’ dengan menentukan ‘mahar’.

Artikel Terkait

PEMILIHAN REKTOR UIN STS JAMBI: Saatnya Menjadi Akademisi Sejati

27/07/2023

ANDA JUGA KORBAN NARKOBA: FENOMENA GUNUNG ES

26/10/2021

COVID 19: SAATNYA INGAT MATI

04/08/2021

NILAI-NILAI QURBAN

04/08/2021

Saya melihat, penentuan pasangan politik (wako dan wawako) saat ini masih berlandaskan sesuatu yang sangat pragmatis alias kepentingan sesaat. Mereka tidak berangkat dari sesuatu yang ‘kokoh’ seperti kesamaan ideologi, gaya kepemimpinan, visi misi dan seterusnya. Karena mereka berangkat dari sesuatu yang ‘rapuh’, maka ketika terpilih akan sangat rentan terjadinya ‘perceraian’. Itulah fenomena yang sering terjadi banyaknya pasangan kepala daerah yang pecah kongsi di tengah jalan. Pembangunan dan kesejahteraan rakyat terabaikan!

Rentannya ‘perceraian’ pasangan kepala daerah di berbagai daerah saat ini salah satu penyebabnya adalah rapuhnya ‘tali pengikat’ yang digunakan. Paling tidak ada beberapa pengikat yang tergolong rapuh diantaranya, pertama, modal politik (money oriented). Mereka maju bersama hanya diikat oleh modal uang. Siapa mengeluarkan berapa. Hal ini sangat rentan karena ketika mereka terpilih sudah sangat jelas orientasi kepemimpinan mereka juga hanya uang. Endingnya bagi-bagi proyek. Jika ada yang mendapat bagian tidak sesuai dengan keinganan maka ‘perceraian’ dapat dipastikan.

Kedua, popularitas dan masa pendukung (elektabilitas). Cukupkah hanya menjadikan masa pendukung sebagai alasan menentukan pasangan wali kota dan wakil wali kota? Hal ini agaknya yang perlu menjadikan perhatian kita semua. Jelas sekali jika pengikat yang digunakan hanya perhitungan basis pendukung, ketika mereka terpilih akan sangat rentan ‘perceraian’ karena pada akhirnya mereka akan saling klaim. Apa lagi, jika mereka mulai menghitung dan salah satu dari mereka merasa paling berjasa dengan bahasa yang keluar ‘kita terpilih karena masa pendukung saya’.

Celakanya, dua hal ini pulalah yang saat ini sedang gencar-gencarnya mereka lakukan. Termasuk partai politik. Mereka hanya menghitung uang dan orang (pendukung). Si A punya uang dan Si B punya orang, jadi. Persoalan bagaimana nanti mereka memimpin setelah terpilih luput dari pandangan. Perkara bagaimana mereka menjalankan roda pemerintahan tidak jadi masalah. Seperti apa visi dan misi yang mereka miliki tidak jadi kajian. Yang penting menang!

Seyogyanya, pemilihan pasangan politik itu perlu pengkajian dan pertimbangan yang matang. Tidak hanya persoalan kalah dan menang, tapi bagaimana meraka mampu menyatukan visi dan misi, gaya kepemimpinan, ideologi yang dianut, dan lain-lain. Mereka harus benar-benar berangkat dari hal-hal yang kuat dan mengakar dengan menjadikan kepentingan rakyat di atas segalanya. Hal ini agaknya yang masih ‘jauh panggang dari api’. Cocokologi yang mereka lakukan saat ini adalah cocok-cocok-an yang bersifat pragmatis, sarat kepentingan sesaat dan sekelompok orang.

Akhirnya, sesungguhnya rakyat menginginkan pemimpin yang betul-betul memiliki visi dan misi yang berorientasi pada pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Pasangan politik yang tampil hendaknya bukan sekedar cocok-cocok-an yang harmonisnya hanya beberapa saat saja; selebihnya pecah kongsi. Maka, sesuatu yang kuat harus memiliki akar dan fondasi yang kokoh, dan itu sudah harus dimulai sejak mencari bakal calon pasangan politik yang akan maju menjadi kepala daerah. Semoga.

#BNODOC19515072017

*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi

 

Next Post

HYPNO-TEACHING: GURU SEMANGAT SISWA HEBAT

KETIKA SEKOLAH BERDAGANG BUKU DAN BAJU

KETIKA SEKOLAH BERDAGANG BUKU DAN BAJU (2)

Discussion about this post

About Me

Horrison Rose

Passionate Blogger

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Popular

Jambi kehilangan Tokoh Kharismatik.

1 year ago

IDUL FITRI: Kembali Menyatu Pasca Pemilu

1 year ago

HARI GINI MASIH ABS?: BANGUNLAH ‘SUPER TEAM’

1 year ago

Tanggapan Pers:

1 year ago
Berilmu dan Beramal

© 2019 Yaqin - Komplek Bahri Makmur Blok J, No 6, RT 22/03, Jaluko – Muaro Jambi – Jambi – Indonesia. Kode Pos 36361. Developed by Ara.

  • Disclaimer
  • Kontak
  • Legalitas
  • Misi, Misi & Logo
  • Pedoman
  • Pengurus
  • Sambutan Ketua
  • Sejarah

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE