Oleh: Bahren Nurdin, MA
Pada bagian pertama dari tulisan ini saya menawarkan lapangan olah raga kepada generasi muda kita khususnya di desa untuk menghindari serangan dan ancaman penyalahgunaan narkoba. Fakta yang ditemui di desa-desa saat ini banyak prasarana olah raga yang tidak difungsikan dengan baik, bahkan ada yang sudah dihilangkan atau dialihfungsikan menjadi bangunan. Inilah tugas kita semua untuk menganggap penting sarana olah raga untuk menciptakan pola hidup sehat bagi mereka.
Kedua, olah raga otomotif. Sebagian besar dari anak-anak muda di desa sudah memiliki sepeda motor. Kendaraan ini pulalah yang mereka gunakan untuk kebut-kebutan siang dan malam di jalan raya. Knalpot diganti dengan suara yang melintas bumi, sampai-sampai satu kilo meter sebelum melintas orang-orang sudah tutup kuping. Dengan kemudahan mobilisasi pula kemudian memungkinkan mereka bergerak dari satu desa ke desa lain. Pengaruh negatif pun berhimpun menjadi kolaborasi kejahatan antar daerah.
Anak-anak muda memang kelebihan energi. Mereka memiliki tenaga yang besar untuk menjelajah dunia. Jika power yang besar ini tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, maka ia akan menjelma menjadi kejahatan yang mengerikan; narkoba.
Olah raga otomotif adalah salah satu solusi tepat untuk memanfaatkan energi besar anak-anak muda kita. Beri mereka ruang untuk uji nyali dan memacu adrenalin. Dari pada mereka memacu jantung di jalan raya yang mengganggu masyarakat umum, lebih baik mereka disediakan sirkuit. Ini yang harus secepatnya dilakukan oleh desa atau minimal kecamatan. Saya rasa tidak berat jika setiap desa di kecamatan ‘patungan’ untuk membuat sebuah sirkuit road race atau motokros.
Dampaknya Pasti sangat besar. Jika ini terlaksana, kita akan melihat anak-anak muda yang menyibukkan diri dengan motor mereka baik di sirkuit maupun di luar arena. Perbincangan mereka pun akan beralih kepada peningkatan kemampuan. Kesibukan mereka tertuju pada mempersiapkan diri mencapai prestasi. Jati diri mereka tereksplorasi. Bukankah mereka sedang mencari jati diri? Inilah jawabannya.
Ketiga, fasilitas kreatifitas. Dapat dipastikan anak-anak muda kita memiliki begitu kaya reatifitas. Banyak bidang yang dapat dikembangkan seperti musik, fotografi, menulis, melukis, graffiti, dan lain-lain. Selama ini mereka terabaikan dan tidak pernah diberi ‘panggung’. Bidang musik misalnya, coba perhatikan ketika ada perhelatan musik seperti ‘organ tunggal’, banyak dari mereka yang memiliki suara yang tidak kalah baik dari Ahamad Dani, Anang, atau Judika. Tapi bakat-bakat bernyanyi dan bermain musik ini kemudian mampus di ujung jarum suntik narkoba.
Belum lagi bidang fotografi. Sebagian mereka memiliki smartphone yang canggih dengan kamera resolusi tinggi. Banyak sekali objek-objek jepretan mereka yang bagus dan menarik. Jikalah mereka diberi ruang yang luas untuk menunjukkan hasil jepretan-jepretan itu, mungkin hasilnya akan mengalahkan Sakti Alam Watir atau bahkan Anreas Darwis Triadi. Saya rasa mereka hanya perlu diberi kesempatan dan ilmu pengetahuan. Diperlukan pelatihan-pelatihan untuk mengasah kemampuan yang mereka miliki.
Begitu juga halnya dengan kaum perempuan muda (pemudi-pemudi) di desa. Memang belum terdengar ada gadis desa yang menghisap ganja, tapi serangan itu tetap saja menunggu waktu jika tidak cepat diantisipasi. Mereka tidak hidup di ruang hampa, tapi berada di tengah hiruk pikuk zaman. Maka jangan terlena dan mengatakan kaum wanita muda desa aman dari narkoba. Mereka juga memerlukan perhatian sehingga mendapat tempat untuk mengembangkan diri. Mereka juga harus disibukkan dengan berbagai kegiatan positif seperti tata boga (kuliner), fasion, kecantikan, dll. Beri mereka pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan diri.
Akhirnya, budaya negatif hanya bisa dihilangkan dengan mendatangkan budaya positif. Alih-alih ‘latah’ dengan pemberantasan narkoba, saatnya semua pihak berjuang bersama menciptakan pola hidup sehat bagi generasi bangsa ini. Dorong dan bantu mereka mencari jati diri dan mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka narkoba akan menyingkir dengan sendirinya.
#BNODOC8628032017
*Akademisi dan Trainer (motivator) TOT P4GN BNN Provinsi Jambi
Discussion about this post