Permato (Persatuan Masyarakat Tebo) di Jambi merupakan perwujudan asa dan keinginan masyarakat yang terlahir (atau memiliki darah keturunan) dari Kabupaten Tebo yang saat ini menetap di Kota Jambi untuk menghimpun diri. Ada kesadaran bersama betapa pentingnya hubungan silatururrahmi antar sesama. Ada juga kesadaran kolektif bahwa kukuatan kebersamaan akan mampu mewujudkan kemajuan dan kemakmuran dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Maka sebuah wadah perkumpulan berupa organisasi sangat diperlukan. Permato-Jambi segera mewujudkan diri, insya Allah.
Jauh dari itu tentunya ada kerinduan mendalam bagi masyarakat Tebo yang telah lama meninggalkan kampung halaman untuk tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan tanah kelahiran. Tumpah darah memiliki ikatan bathin yang tidak dapat diputus oleh jarak dan waktu. Sampai kapan pun Budak Tebo taplah menyebut dirinya Budak Tebo. Maka kerinduan-kerinduan itu harus di kemas dan diaplikasikan dalam bentuk yang lebih kongkret dan nyata (well-organized). Masyarakat Tebo di mana pun berada seyogyanyalah tetap andil bahu membahu dalam memikirkan kemajuan tanah kelahirannya.
Faktanya, tidak sedikit budak-budak Tebo yang ada di seluruh penjuru dunia, khususnya yang berada di Kota Jambi yang telah sukses dengan segala perjuangan. Sukses dalam berbagai bidang kehidupan. Banyak diantara mereka yang telah sukses menduduki jabatan di pemerintahan di berbagai level. Tidak sedikit pula yang menjadi pengusaha. Belum lagi mereka yang menjadi tokoh masyarakat yang cukup disegani. Ini sesungguhnya potensi yang amat sangat besar jika disatukan untuk menjadi kekuatan yang luar biasa untuk membangun Tebo ke depan. Ini artinya, sudah banyak orang-orang Tebo yang cerdas yang telah berkiprah dengan baik untuk kebaikan dan umat manusia.
Secara historis, memang tidak ada yang boleh menafikan bahwa sejak dari dahulu beberapa pucuk pimpinan di Provinsi Jambi ini berasal dari masyarakat Bungo-Tebo yang kini menjadi Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Dua kabupten kakak-beradik ini telah banyak mengirim duta-dutanya untuk dipercaya menjadi pemimpin bumi Seucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Silakan lihat kembali sejarah yang telah berlalu. Ini tidak bermaksud membanggakan diri, tapi lebih meyakinkan diri bahwa sejak dulu sesungguhnya orang Tebo itu selalu terbilang. Maka sekarang pun harus tetap gemilang.
Sudah saatnya pula putera-puteri Tebo memikirkan kampung halmannya sendiri. Sudah saat nya pula Budak Tebo menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri. Itu bukan pula berarti harus berebut jabatan atau menjadi pejabat di Tebo. Dalam konteks yang lebih luas, Budak Tebo-lah yang paling berhak membicarakan, merancang, mendiskusikan, dan melakukan pembangunan masa depan Tebo tersebut. Selama ini, banyak orang-orang Tebo di rantau hanya ‘bertitip salam’ untuk sanak keluarga di kampung. Sekarang, Permato-Jambi harus mampu menitipkan masa depan Tebo yang lebih baik dengan berbagai aksi nyata untuk pembangunan.
Sekiding harapan ini harus disemai sehingga ia menjadi bibit (benih) yang siap dipanen nantinya menjadi ber-kiding-kiding. Banyak hal yang bisa dilakukan. Masa depan semakin nyata menantang di depan. Generasi muda Tebo harus dipersiapkan sedemikan rupa. Pembangunan sumberdaya manusia merupakan harga mati. Regenerasi kepemimpinan harus didesign sejak dini. Jangan sampai tongkat estapet kepemimpinan itu putus di jalan dan hanyut mengikut riak Batang Tebo. Jika ingin jadi pemain, tidak ada kata lain selain bermental pemain dan harus ikuti aturan main. Masa depan Tebo ke depan ditentukan oleh apa yang masyarakatnya lakukan hari ini. Masa depan Tebo tidak akan menjadi apa-apa jika masyarakatnya tidak melakukan apa-apa hari ini.
Permato-Jambi seyogyanyalah akan menjadi salah satu wadah tumpuan harapan kebersatuan masyarakat Tebo khususnya di Kota Jambi. Sudahi pertikaian dan perbedaan pendapat yang memicu perpecahbelahan. Perbedaan-perbedaan yang ada harus dikemas secara konstruktif sehingga ia menjadi tenaga untuk membangun. Silakan memilih partai apa pun dalam berpolitik, mashab apa pun dalam menjalankan perintah agama, dan perbedaan-perbedaan lainnya, tapi semua itu harus dirangkai menjadi mata rantai yang tidak boleh terpisah dan terputus. Semangat kebersamaan dan kekeluargaan harus menjadi tali pengikat yang tidak boleh diganggu gugat. Berkilaulah Permato-Jambi bak permata nan muluia, semoga.
Bahren Nurdin, SS., MA
Penulis Buku: ‘Primitivisme Intelektual; Kritik untuk Kaum Terpelajar’
Budak Tebo
* Kiding adalah tempat meletakkan padi yang sudah dituai (dipanen). Biasanya digunakan juga untuk sukatan penghasilan panen. Padi yang diletakkan di kidding ini biasanya masih ditangkainya, belum menjadi gabah (kering)
[1] Kiding adalah tempat meletakkan padi yang sudah dituai (panen). Biasanya digunakan jugauntuk sukatan penghasilan panen. Padi yang diletakkan di kidding ini biasanya masih ditangkainya, belum menjadi gabah.
Discussion about this post