Agaknya seluruh umat Islam di jagat ini sudah sangat memahami bagaimana kisah kesombongan yang ditunjukan oleh Iblis kepada Allah SWT. Salah satu kutipan Al Quran yang cukup detil mengenai asal mula kisah Nabi Adam AS dan Iblis terdapat dalam Surat Shaad ayat 71-85: “Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (Allah berfirman: “Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”.
Ada dua hal penting yang dapat dilihat dari kejadian ini. Pertama, kesombongan itu ternyata awalnya milik iblis; Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya Iblis. Tidak ada satu pun mahkluk Allah yang memilikinya, termasuk malaikat. Kedua, kesombongan iblis ditunjukkan melalui kata-kata. Iblis memperlihatkan kesombongannya melalui ucapan-ucapannya kepada Allah.
Nabi Adam juga tidak menunjukkan kesombongannya. Tidak ‘mentang-mentang’ dimuliakan oleh Allah lantas Adam berkata “Hei…mahluk Allah, Lo semua tunduk dong ame gue. Gue kan paling mulia. Gue kan paling hebat..!”. Tidak. Nabi Adam tidak melakukannya.
Jika ditarik garis lurus, dapat dimaknai bahwa siapa pun yang mengunggkapkan kesombongan dan keangkuhannya melalui kata-kata itulah golongan iblis. Jika guru yang sombong maka dia guru iblis. Jika ada murid sombong dia murid iblis. Jika ada ayah sombong, dia ayah iblis. Jika ada dosen sombong, dia dosen iblis. Jika ada mahasiswa sombong, dia mahasiswa ibilis. Jika ada pemimpin sombong, dialah pemimpin iblis.
Pemimpin iblis ini agakanya perlu mendapat perhatian. Akhir-akhir ini kita sering dipertontonkan tingkah polah dan ungkapan-ungkapan para pemimpin yang menunjukkan keangkuhan dan kesombongon mereka di berbagai level kepemimpinan; dari tingkat internasional, nasional, dan lokal. Dampak yang ditimbulkan memang luar biasa. Pemimpin yang sombong akan memberikan kerusakan baik kepada individu dan masyarakat luas maupun kepada institusi.
Namun yang menjadi persoalan sering kali orang-orang yang sombong ini tidak merasa dirinya sombong. Dia merasa dirinya benar (tidak merasa bersalah) seperti halnya perbantahan iblis yang merasa dirinya diciptakan dari api, lebih baik dari Adam. Jangan berharap orang-orang seperti ini untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Sulit memang menyadarkan orang-orang seperti ini. Agakanya itulah mengapa Allah murka dengan mengusir Iblis dari surga dan melaknatnya untuk dimasukkan ke dalam neraka.
Jika dibawa ke konteks kekinian, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk terhindar dari pemimpin-pemimpin iblis adalah dengan bersungguh-sungguh untuk melihat calon pemimpin yang kan dijadikan pemimpin mendatang. Maukah anda dipimpin iblis? Pasti tidak mau, kecuali anda adalah…(titik titik hehehe…). Allahu’alam.
Jambi, 4 November 2016
Discussion about this post