Oleh: Bahren Nurdin, MA
Saya yakin sebagian besar dari kita ummat Islam telah sangat faham bahwa memakan uang haram itu adalah berdosa dan dampaknya pun luar biasa. Jika kita telurusi, ada beberapa ayat Al-Quran yang memberi larangan memakan harta haram. Salah satunya, “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Qs. an-Nisa’ : 29 )
Begitu juga peringatan dari Rasulullah melalui beberapa hadits Beliau. Bahkan salah satu hadits beliau mengatakan, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani).”
Ibadah haji yang begitu mulia saja tidak diterima, apa lagi yang lain. Perhatikan juga hadits ini, “Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At-Thabrani). Dan, banyak lagi. Ngeri!
Okelah, mungkin anda akan berkata, “itu urusan saya dengan Allah. Dosa saya, kenapa ente yang repot?”. Betul, toh nanti kita akan mempertanggungjawabkan segala yang kita perbuat sendiri-sendiri di hadapan Allah. “… dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar biji zarrah pun niscaya dia akan melihat balasannya. (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Katakanlah anda tidak peduli dengan dosa, dan tetap menggunakan rumus H3S (halal haram hantam saja). Tapi satu hal yang dapat kita saling mengingatkan melalui artikel singkat ini adalah dampak uang-uang haram itu terhadap anak-anak kita. Peringatan ini juga sering sekali saya sampaikan pada seminar parenting.
Baiklah, anda tidak peduli dengan diri anda, mau masuk nereka atau surga, tidak peduli dengan dosa dan pahala, tapi pedulikah anda dengan masa depan anak-anak anda? Pola pikir ini yang selalu saya sampaikan. Kasihani anak-anak anda!
Bagaimanakah pengaruhnya uang haram yang anda berikan kepada anak dan isteri/suami (keluarga) terhadap kehidupan mereka? (Saya ingin menyebutkan ‘rezeki’ haram. Tapi sepertinya tidak pas, karena kalau yang haram rasanya tidak pantas disebut rezeki (dari Allah). Allah tidak pernah memberi rezeki haram kepada hambanya. Allah telah menyediakan begitu banyak jalan rezeki yang diridhoiNya. Manusialah yang berusaha mendapatkan yang haram tersebut).
Bagaimana menjelaskan korelasi uang haram dengan anak? Cara gampangnya, lihatlah diseputaran kita. Banyak pula yang bertanya, mengapa banyak anal-anak orang miskin yang sukses mendidik dan menyekolahkan anaknya? Orang miskin dalam arti, tidak memiliki harta berlimpah, mencari uang dengan susah payah, untuk hidup kadang tidak berkecukupan. Tapi mereka sukses menjadikan anak-anak mereka yang soleh dan solehah.
Dalam artian, anak-anak mereka bisa berbakti pada orang tua, tidak terlibat narkoba dan pergaulan bebas, penjudi, mabok-mabokan, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Artinya, baik-baik saja. Bahkan ada yang memperoleh prestasi luar biasa.
Namun ada pula sebaliknya, orang yang kaya serba berkecukupan, berlimpah harta, hidup mewah, jabatan tinggi, dan seterusnya. Tapi anak-anak mereka kemudian selalu mendatangkan kesulitan bagi kehidupan orang tuanya. Sekolah DO, terlibat berbagai kejahatan, pokonya buat masalah sepanjang masa. Ingat, tidak semua begitu. Tidak bisa dipukul rata, tapi ada sebagian yang begitu. Buktinya, ada juga orang yang tidak berkecukupan dan anaknya juga medatangkan kesulitan bagi orang tuanya.
Nah, jika begitu mari sama-sama melihat kembali apa yang menjadi asupan anak-anak tersebut. Bagi anak-anak yang selalu berbuat ketidakbaikan, coba dipelajari, jangan-jangan selama ini darah daging mereka tercampur dengan yang haram melalui makan dan minum juga pakaian yang diberikan kedua orang mereka. Bisa disengaja bisa juga tidak disengaja. Tinggal dievaluasi saja.
Ada yang berkata, ‘bisa juga anak-anak jadi bandel karena pengaruh lingkungan’. Boleh jadi. Tapi ingat, asupan kehidupan yang halal dari orang tua merekalah yang akan menjadi benteng kokoh untuk menghadang datangnya pengaruh buruk dari luar tersebut. Tapi jika yang ada pada diri mereka adalah sesuatu yang haram, ya pasti bercampurlah haram dan haram itu tanpa filter.
Akhirnya, anda boleh tidak peduli dengan dosa dan neraka akan uang yang anda dapatkan untuk keluarga. Tapi tidakkah anda kasihan dengan hidup mereka yang ‘terpaksa’ memakan uang haram yang diberikan itu? Mereka tidak punya pilihan karena itulah yang diberikan orang tuanya. Jangan salahkan anak tidak baik, karena ‘bahan’ pembentuk mereka memang dari hal-hal yang tidak baik. Mari sama-sama berlindung kepada Allah. Astagfirullah. #BNODOC28715102017
*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post