Selamat Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah.
Beberapa waktu lalu belangsung perhelatan akbar Musobaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Jambi ke-45 di Kabupaten Tebo. Telah lakukan pembukaan dengan acara yang sangat meriah dan mendapat sambutan hangat dari seluruh masyarakata Provinsi Jambi khususnya masyarakat Kabupaten Tebo. Ini terbukti tumpah ruahnya masyarakat yang menghadiri acara tersebut. Acara ini dihadiri pula oleh para pejabat daerah se Provinsi Jambi dan dibuka langsung oleh Penjabat Gubernur.
Gambaran kemeriahan perhelatan ‘reliji’ ini berlangsung dari tahun ke tahun. Namun terkadang masyarakat luput untuk mempertanyakan apa sesungguhnya hakekat dilaksanakannya MTQ ini? Fungi utama dilaksanakannya MTQ ini adalah salah satu (perlu digaris bawahi hanya salah satu, bukan satu-satunya) usaha atau ihtiar ummat Islam untuk menanamkan kecintaan akan Kitab suci Al-Quran. Dengan diadakannya MTQ ini masyarakat akan terus mencintai Al-Quran dan terus berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat : QS.2/148). Dengan MTQ ini pula para generasi penerus Islam (generasi muda) akan terus termotivasi untuk mempelajari dan mendalami ilmu Al-Quran.
Maka, jika itu adalah fungsi utamanya, MTQ tidak boleh dijadikan hal-hal lain seperti meningkatkan gengsi daerah, mencari proyek, dan lain-lain. Masing-masing daerah kemudian dengan serius akan berjibaku membangun masyarakatnya untuk mencintai Al-Quran sehingga lahirlah qori dan qoriah yang berkualitas dari daerah tersebut. Namun, jika MTQ ini hanya dijadikan ajang untuk mencari ‘gengsi’ dan pretise daerah, bisa saja mencarter qori atau qoriah dari daerah lain. Yang penting juara umum. Maka muncullah qori dan qoriah ‘profesional’ yang siap berlompa untuk daerah yang membayarnya lebih mahal.
Jika ini yang terjadi, maka tujuan utama yang diharapkan dari MTQ ini tidak akan pernah tercapai. Yang terjadi malah sebaliknya, MTQ akan menjadi ajang kecurangan dan manifulasi. Inilah yang harusnya menjadi renungan kita semua khususnya pada pelaksanaan MTQ ke-45 kali ini. MTQ tingkat provinsi diharapkan betul-betul menjadi ajang 11 kabupaten dan kota untuk menampilkan qori dan qoriah terbaik yang lahir ‘murni’ dari daerah tersebut. Artinya, qori dan qoriah yang betul-betul dibina dan dididik oleh daerah tersebut bukan qori dan qoriah ‘carteran’ yang didatangkan dari daerah lain atau provinsi lain. Sehingga MTQ kali ini akan menghasilkan masyarkat Provinsi Jambi yang cinta Quran, in sha Allah.
Fungsi Operasional Al-Quran
Dampak positif yang ingin dicapai dari usaha menanamkan kecintaan masyarakat akan Al-Quran melalui MTQ ini adalah dijadikannya Quran sabagai pedoman hidup ummat Islam di negeri ‘Sepucuk Jambi Sembilan Lurah’ ini. Dalam surah al-Baqaroh ayat 185 Allah menegaskan “…Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” Penegasan ayat ini paling tidak ada tiga fungsi utama al-Quran bagi ummat muslim di muka bumi ini. Saya menyebutnya fungsi operasional. Artinya, fungsi ini betul-betul fungsi terapan dalam kehidupan. Semua aspek kehidupan dan cara menjalankan kehidupan ini harus mengacu dan merujuk Quran sebagaimana juga yang dicontohkan langsung oleh Rosulullah Muhammad SAW melalui sunnahnya.
Pertama, hudallinnas (QS.2/185). Al-Quran harus dijadikan petunjuk bagi manusia di muka bumi ini. Apa itu petunjuk? Jika dianalogikan, Quran adalah kompas yang digunakan para pelaut saat sedang berlayar. Ketika berada di tengah laut sangat susah untuk menentukan arah tanpa kompas. Kompas adalah alat yang menentukan kemana sesungguhnya kapal tersebut sedang bergerak, ke utara atau ke timur. Maka dapat dibayangkan jika pelaut berlayar tanpa kompas. Tidak menutup kemungkinan akan tersesat atau paling tidak dia tidak pernah sampai pada tujuan yang hendak dicapai.
Kehidupan di muka bumi ini tidak ubahnya seperti pelaut yang sedang berlayar. Lihatlah hari ini, begitu banyak ummat manusia yang ‘tersesat’. Korupsi, perselingkuhan, perzinaan, narkotika, pembunuhan, dan sebagainya adalah indikasi bahwa ummat manusia saat ini telah ‘berlayar’ tidak lagi menggunakan kompas kehidupan. Mereka seakan kebingungan kemana arah yang hendak dituju dan dimana ‘kapal’ kehidupannya hendak disandarkan. Mereka lupa apa yang sudah Allah ingatkan dalam surah Al-Mu’minun ayat 15 “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” semoga menjadi renungan.
Kedua, bayyinati minal huda (QS. 2:213, 57:25). Al-Quran harus difungsikan secara maksimal sebagai penjelas dan sumber dari segala sumber hukum. Tidak ada sumber hukum yang lebih sempurna dari Al-Quran. Silahkan cari! Bagi ummat muslim, Quran adalah satu-satunya sumber hukum yang hakiki dan yang utama yang kemudian dicontohkan oleh Rouslullah melalui sunnahnya (hadits) dan ijtihat para ulama. Itulah mengapa kemudian Allah menegaskan “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-nisa [4]: 59). Kembalikanlah segala urusan ini kepada Allah (Quran)!
Ketiga, furqon (QS: 8:29). Ummat Islam tentunya tidak akan meragukan bahwa Al-Quran-lah satu-satunya kitab yang mempu membedakan mana yang haq (baik) dan mana yang bathil (mungkar). Fuqon itu pembeda. Quran tidak pernah ragu-ragu dalam menentukan hitam dan putih. Namun terkadang, dengan kelemahan manusia, manusia itu sendiri yang membuatnya ‘abu-abu’. Tegas di dalam Al-Baqaroh ayat 2 Allah yakinkan bahwa “”Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; (sebagai) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” – (QS.2:2). Tidak ada keraguan sedikit pun!
Akhirnya, melalui tulisan ini saya mengajak kita semua untuk mengembalikan fungsi utama MTQ dan fungsi Al-Quran. MTQ adalah cara untuk menanamkan kecintaan kepada Quran dan Quran adalah pedoman utama hidup ummat Islam. Semoga.
Bahren Nurdin, SS., MA
Dosen IAIN STS Jambi, Direktur Melayu Institute
Pembicara Seminar Al-Quran MTQ ke 45
bahren_nurdin@yahoo.com
Discussion about this post