(Sebelum saya melanjutkan tulisan ini saya minta maaf kepada Mr. Bush. Tulisan ini tidak bermaksud mengejek atau menghina tapi hanya sekedar ungkapan batin dari realita kecil di hadapan saya. Itulah HITAM PUTIH, buletin kecil yang selalu memotret dua sisi kehidupan)
Ketika anda membaca judul di atas apa yang ada dibenak anda? Anda pasti menebak-nebak saya anti Bush. Tebakan anda bisa salah dan bisa saja benar. Begini, sebenarnya judul di itu bukan kata-kata saya tapi teman saya yang asal Jordan bernama Bilal. Waktu itu kami berjalan kaki di kampus UKM Malaysia. Kami jalan kaki dari perpustakaan menuju pusat pengurusan siswazah (PPS), tempat mengurus administrasi pasca sarjana (sekitar satu kilo meter).
Kampus UKM masih ditumbuhi hutan yang lebat, rindang, asri dan menarik. Di hutan ini terdapat beberapa spesies yang masih berkeliaran yang sengaja dilindungi oleh UKM. Jadi sewaktu kami berjalan menelusuri trotar kampus tersebut kami menemukan seekor monyet yang lumayan besar, hampir sebesar bayi. Entah sengaja atau tidak si Jordan teriak “Bahren, do you know Bush? He is just like that animal” Sambil menunjuk seekor monyet yang ada dihadapan saya.
Saya kaget dan serta merta teringat batapa bencinya orang arab terhadap Bush. Dari starting point ini saya terus menggali beberapa pertanyaan yang menyangkut hubungan negara-negara arab dengan Amerika. Namun sebenarnya focus saya bukan pada persoalan politik tapi lebih padasoal soasialogi dan psikologi.
Ini menarik perhatian saya karena ungkapan si Jalal adalah ungkapan spontanitas karena sebelumnya kami tidak pernah memperbincangkan Amerika, perang Irak, dan seterusnya. Artinya, secara psikologi dapat dilihat bahwa ungkapan yang keluar dari mulut Jalal tersebut adalah ungkapan bawah sadarnya. diungkapkan secara batiniah.
maka dari kasus ini saya menyimpulkan bahwa sesungguhnya kebencian orang-orang arab terhadap Amerika telah benar-benar mendarah daging merasuk ke tulang sum-sum membatu menjadi amarah sepontanitas. Jordan merupakan negara yang cukup jauh dari Irak dimana Amerika menginvasi mereka. bagaimana dengan orang Irak sendiri?
sewaktu antri registrasi di PPS saya kebetualan sekali bertemu dengan seorang mahasiswa pasca berasal dari Irak. Waktu itu saya tidak memperbincangkan perang karena saya juga takut terjadi kesalahpahaman. Saya tidak bisa mendeteksi apakah mahasasiswa tersebut pro atau kontra Saddam Husein. saya kemudian berfokus pada masalah belajar. Saya berstatemen “There is war in Iraq. but you come here (Malaysia) to study” apa jawabnya saat itu., “Friend, life must go on. The next generation must be well prepared”
Wow… saya kagum dengan jawaban itu. Artinya, kebencian terhadap perang yang terjadi di Irak tersebut tidak membuat orang-orang Irak berhenti bersekolah. Ada kesadaran yang tersirat dari perbincangan kami waktu itu bahwa perang boleh berlanjut tapi generasi muda penerus negeri itu harus dipersiapkan juga. Tentara biarlah berperang tapi sipil harus tetap membangun diri.
kembali ke cerita Jalal sang Jordan. Saya kemudian menggali isi pikirannya denganbertanya “Apa persamaan (karana waktu itu dia bilang is like) Bush dan moyet?” Dengan kosa kata yang agak terbatas dia jawab “Bush is not like a human. He doesn’t have human sense. He like war like a monkey that always fight each other on the tree”
Inilah sesungguhnya makna kehidupan. Orang tidak dilihat dari bentuk wajah, ukuran sepatu, jenis mobil yang dikendarai, model rumah yang ditempati, kecantikan istri yang digandeng dan seterusnya. Orang bisa disebut manusia ketika ia memelihara nilai-nilai kemanusaan (humanity). Jika nilai-nilai tersebut tidak mampu ditampilkan maka serta merta manusia tersebut akan digolongkan kepada janis lain yaitu binatang. mungkin itulah yang terjadi terhadap Mr. Bush di mata orang orang-orang Arab.
Discussion about this post