Oleh: Bahren Nurdin, MA
[Kesatu: Mental para pemenang itu adalah selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Jujur yang paling berharga adalah kejujuran terhadap diri sendiri. Mudah saja untuk membohongi orang lain, tapi yakinlah tidak akan bisa membohongi diri sendiri. Ramadhan telah pula menjadi fasilitas terhebat dalam membentuk mental-mental para pemenang di muka bumi ini.]
Kedua, integritas. Para pemenang sejati dapat dipastikan memiliki integritas yang baik. Jack Welch, dalam bukunya yang berjudul “Winning” mengatakan, “Orang-orang yang memiliki integritas mengatakan kebenaran, dan orang-orang itu memegang kata-kata mereka. Mereka bertanggung-jawab atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu, mengakui kesalahan mereka dan mengoreksinya. (ot.id). Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Integritas sebagai “Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran”.
Dalam bahasa lain sesungguhnya integritas dapat dimaknai sebagai satu kesatuan sikap yang menyelaraskan antara pikikiran (mind), perkataan dan perbuatan. Inilah yang disebut ‘kesatuan’ yang utuh tersebut. Orang-orang yang memiliki integritas tidak memisahkan antara apa yang ia pikirkan, katakan dan perbuat. Semua menjadi satu. Apa yang ada dalam pikirannya, itulah yang ia katakan, dan apa yang ia katakan itulah pula yang ia lakukan.
Menyelaraskan tiga hal ini memang tidak mudah. Diperlukan perjuangan yang amat sangat berat lebih-lebih di zaman teknologi canggih dan kemudahan komunikasi informasi saat ini. Orang dimungkinkan dengan gampangnya untuk merekayasa diri demi kepentingan-kepentingan tertentu. Menggunakan teknologi yang ada, orang bisa mencitrakan dirinya yang hebat di mata manusia walaupun sesungguhnya apa yang terdapat pada dirinya sangatlah berbeda. Apa yang ada di foto, video, media sosial belum tentu itu ada pada dirinya. Palsu!
Lebih miris lagi, banyak saat ini para pemimpin di berbagai level yang tidak memiliki integritas. Terjebak dengan berbagai manipulasi. Banyak diantara mereka yang hanya mampu mengumbar janji (politik) kepada masyarakat tetapi tidak direalisasikan sebagaimana mestinya. Lain yang dipikirkan, lain yang diucapkan dan lain pula yang dilakukan.
Pemenang sejati yang nantinya akan merayakan kemenangan pada hari Raya Idul Fitri adalah orang-orang yang dengan sekuat tenaga telah berusaha memiliki integritas diri yang baik. Selama sebulan penuh ditempa agar mampu menyelaraskan antara yang dipikirkan, dikatakan dan diperbuat. Bahkan, agar umat Islam selalu menjaga perkataannya, Rasulullah menyarankan untuk diam sebagaimana Sabda Beliau, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”(HR. Bukhari, dan Muslim). Pilihannya cuma dua; berkata baik atau diam.
Ketiga, membesarkan orang lain. Pemenang sejati adalah orang yang mampu memberikan kemenangan kepada orang lain. Menempatkan orang lain sebagai bagian terpenting dalam hidupnya. Itulah pemenang sejati. Dia tidak mempecundangi orang lain untuk menjadi pemenang. Itu artinya, pemenang sejati memperoleh kemenanganya tanpa harus menyakiti orang lain. Tidak ada pilihan kecuali kemenangan itu didapat dengan cara-cara yang baik.
Kemenangan yang didapat dengan cara-cara yang tidak wajar akan menyakiti banyak orang. Apa lagi, jika kemenangan itu didapat dengan kecurangan, kebusukan, dan penghianatan. Di sinilah kita mengenal istilah, ‘orang besar adalah orang yang berhasil membesarkan orang lain’. Dan sebaliknya, orang-orang kerdil itu adalah orang yang selalu merendahkan atau mengecilkan orang lain. Merasa, sekali lagi hanya merasa, dirinya hebat. Walaupun nampaknya besar, pejabat, berpangkat, kaya, dan hebat, tapi jika jiwanya masih belum mampu membesarkan orang lain, dia tetap saja ‘cemen’ alias ‘looser’!.
Akhirnya, manisnya kemenangan itu hanya akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang benar-benar telah melewati berbagai perjuangan. Orang-orang yang akan merasakan keagungan perayaan kemenangan pada hari Raya Idul Fitri nanti adalah orang yang telah mampu menaklukkan segala bentuk ‘perperangan’ sehingga terbentuklah diri seorang pemenang yang jujur, memiliki integritas, dan bermanfaat bagi orang lain. Itulah Pemanang Sejati!
#BNODOC171212017
*Akademisi dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post