Oleh: Bahren Nurdin, MA
Menurut psikolog dari Universitas Stanford, Carol Dweck (2016), “success is not determined by innate talents and intellect. Rather, success depends upon mindset – the degree to which we believe we have the capacity to cultivate our intelligence and grow our abilities.” Pendapat ini menarik untuk menjadi pegangan dalam melihat realita-realita kehidupan kita saat ini. Ada orang yang keranjingan belajar ada pula yang berhenti berkembang. Ada yang lebih suka berkata “ah, sudahlah. Emang bisa segini, mau gimana lagi?”, tapi ada juga yang ngotot “pasti bisa. Orang bisa kenapa saya tidak?’. Itulah mindset!
Dweck menyampaikan bahwa bakat-bakat dan intelektualitas bukan menjadi penentu kesuksesan seseorang. Dengan kata lain saya bisa mengatakan bahwa sukses dan gagal itu bukan bawaan lahir. Tidak ada orang yang langsung membawa kartu garansi ‘anda orang sukses’ ketika dilahirkan. Dan sebaliknya, tidak juga ada yang langsung dapat ponis ‘anda orang gagal’ sewaktu keluar dari rahim ibunda. Semua telanjang dan tidak membawa apa-apa.
Apa yang kemudian membuat manusia itu berbeda? Mindset! Sebuah pola pikir yang meyakinkan dirinya bahwa ia memiliki kapasitas (kemampuan) untuk menggali kecerdasan dan menumbuhkan kemampuan untuk mencapai suatu kesuksesan. Minset merupakan pola pikir dan kayakinan. Kayakinan yang dimiliki akan menentukan usaha. Usaha yang dilakukan akan menentukan hasil. Muncullah hukum kausalitas (sebab akibat). Bahasa Al-Quran menjadi “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS,13:11).
Salah satu terapannya, saya mempunyai program hebat “Menguasai 16 Tenses Bahasa Inggris dalam 3 Jam”. Boleh dicoba, dijamin bisa! Hal pertama yang saya lakukan terhadap peserta training adalah mengubah minset. Menggantikan keyakinan yang ada pada diri mereka. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk melakukannya. Sebagai praktisi hypno-teaching, saya memilih cara yang paling praktis yaitu dengan menggerakkan kekuatan alam bawah sadar mereka. Artinya, materi atau metodologi yang saya sampaikan baru bisa mereka terima jika mereka telah membuang ‘penyakit’ yang bercokol pada keyakinan mereka bahwa ‘bahasa Inggris itu sulit, dan grammar itu memusingkan!’. Indikator keberhasilan training ini adalah, ketika keluar dari ruangan training, para peserta dengan penuh percaya diri berkata “Oww… gitu doang. Ternyata mudah bangat!”
Kemampuan untuk mengubah diri (mindset) bukan pula perkara yang gampang. Diperlukan cara yang tepat dan kemauan yang kuat. Secara garis besar kita mengenal dua tipe mindset; mindset tetap dan mindset berkembang. Orang-orang yang memiliki mindset tetap merasa dirinya hebat jika tidak membuat kesalahan, menyelesaikan pekerjaannya paling duluan dan (dianggap) terbaik ketika melakukan sesuatu yang mudah.
Berbeda dengan orang-orang yang memiliki mindset berkembang. Ia merasa hebat bukan karena ia mampu mengerjakan pekerjaan yang mudah, tapi mencoba pekerjaan sulit yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Berjibaku dengan itu sampai akhirnya ia mampu menyelesaikannya.
Disitulah letak bedanya. Si mindset tetap sangat membutuhkan pengakuan dan label “Anda hebat”, “Anda pintar” dan “Anda luar biasa”, walaupun belum tentu betul-betul ada pada dirinya. Celakanya, orang tipe ini cenderung menyalahkan orang lain (atau keadaan) jika dia tidak mampu mencapai apa yang ia inginkan.
Sementara Si mindset berkembang sangat suka dengan mempelajari hal-hal baru dengan siapa saja dan terus mengembangkan diri. Suka tantangan, mempercayai bahwa ia bisa mengontrol hasil yang ingin didapat dengan usaha dan ikhtiar, juga belajar dari kesalahan dan kegagalan. Bagi orang tipe ini, kesalahan dan kegagalan bukan ‘aib’ yang harus disesali tapi dijadikan media pembelajaran untuk memicu perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, kepada mahasiswa di kelas atau peserta seminar motivasi, saya selalu tegaskan “jika anda ingin mengubah hidup dan masa depan anda, maka ubahlah mindset anda”. Anda tidak bisa mengubah apa pun jika masih dihantui oleh pola pikir yang ‘itu-itu’ saja. Saatnya berubah!
#BNODOC12304052017
*Akademisi dan Praktisi Mind-setting Programmer Jambi
Discussion about this post