Dulu waktu masih kerja di suatu perusahaan swasta, ada seorang teman yang senang sekali pekerjaanya diselesaikan orang lain. “Saya untung sekali. Kerja saya dikerjakan oleh teman. Saya tinggal duduk-duduk manis saja”. Betulkan dia untung?
Ada pula ibu rumah tangga yang merasa untung karena memiliki Asisten Rumah Tangga (ART). Dia terbebas dari segala beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya. Benarkah dia beruntung?
Untuk menjawabnya, lihatlah apa yang Al-Quran sampaikan, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya”. (QS. Al Zalzalah).
Dengan perspektif ini, siapa yang sebenarnya dapat untung? Mereka yang berbuat. Siapa yang banyak berbuat dialah yang dapat banyak (pahala) karena sekecil apa pun yang diperbuat akan menjadi kebaikan bagi dirinya. Jadi, sebenarnya yang beruntung itu adalah temannya dan ART-nya. Sementara dia dan Ibu ramah tangga itu hanya ‘merasa’ untung. Hanya merasa, tapi tidak mendapat.
Wow, mengerikan. Jangan-jangan selama ini kita banyak merara saja;semu. Saatnya kita mulai melihat-lihat seberapa banyak pekerjaan kita yang hanya merasa untung. Hanya merasa dan tidak benar-benar untung.
Bahren Nurdin
Mind-Provocator
Sumber foto: min.amac.u
Discussion about this post