Sejak tahun 2003 saya intens menulis artikel di kolom opini untuk beberapa surat kabar. Waktu itu belum populer media online karena media cetak masih menguasai pasar persuratkabaran. Sampai pada akhirnya medio duaribuan, dengan kemunculan era tekhnologi informasi, industri berita berubah total dari offline menjadi online. Maka bermunculanlah pula perusahaan-perusahaan media online.
Pola pemberitaan dan perilaku pembaca pun mengalami perubahan drastis, termasuk kolom opini yang harus menyesuaikan diri. Salah satu pembeda antara pembaca media cetak dan online adalah bahwa pembaca media online tidak suka berlama-lama dalam satu topik bacaan. Artinya, bacaan (berita dan artikel) yang terlalu panjang tidak disukai para pembaca. Mereka menginginkan artikel yang lugas, jelas, dan tuntas. Sementara pembaca offline, mereka menjadikan bacaan sebagai pengisi waktu sehingga ingin berlama-lama di depan koran.
Pada artikel kali ini saya ingin sedikit berbagi tips menulis artikel untuk surat kabar online (daring); mudah dan bermanfaat.
MUDAH
Saya pernah menulis artikel *“Menulis Semudah Ngomong”*. Silahkan di-googling karena sudah dimuat oleh berbagai media online. Saya, ingin menekankan bahwa jika anda bisa ngomong, dipastikan anda bisa menulis. Jangan bantah, iyakan saja. Dan saya, telah mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan baik lokal maupun tingkat nasional, intinya juga begitu. Menulis itu mudah. Kuncinya cuma satu yaitu menulislah.
Menulis apa? Ada begitu banyak yang bisa diangkat jadi tulisan. Manfaatkan seluruh panca indera anda, maka itulah sumber tulisan. Lihat, dengar, cium, rasa, raba adalah sumber tulisan. Caranya mudah, letakkan pertanyaan ‘MENGAPA’ dari setiap yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba. Dari pertanyaan ‘mengapa’ inilah nantinya akan berkembang menjadi ide dan gagasan.
Lebih mudah lagi menulis sesuatu yang paling anda minati (interest) atau sesuai profesi dan bidang keilmuan anda sendiri seperti bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, sejarah, lingkungan, budaya, music, olah raga, dsb. Munurut anda biasa saja, tapi yakinlah orang lain membutuhkan informasinya. Tulis saja.
Contoh, MENGAPA perumahan anda banjir padahal hujan baru setengah jam? Anda melihatnya dan pasti terdapat beberapa jawaban yang memungkinkan muncul. Kerena drainasenya jelek. Karena sungai dekat komplek tersebut kecil. Karena banyak sampah. Karena masyarakat tidak pernah gotong royong. Dan seterusnya. Jawaban-jawaban inilah yang secara otomatis akan menjadi tulisan anda dengan sedikit memberikan tawaran-tawaran solusi.
Berapa panjang? Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa untuk media online tidak perlu terlalu panjang. Sebuah opini di surat kabar online menurut saya idealnya 300 sampai dengan 500 kata. Ini menyesuaikan tipologi dan media baca para penikmat media online. Karena rata-rata membaca melalui gawai (HP), mereka tidak terlalu suka scroll terlalu panjang ke bawah. Paling banyak 5 kali scroll ke atas sudah harus tuntas.
Jika dibuat strukturnya, pengantar 2 paragraf (100 kata), isi, pembahasan dan solusi 5 paragraf (300 kata), penutup 1 paragraf (50-100 kata). Paragraf juga tidak boleh terlalu panjang, berisi lebih kurang 5 kalimat (ide pokok paragraf, info pendukung /data). Kalimat yang digunakan juga tidak terlalu banyak menggunakan kalimat kompleks. Mereka lebih suka kalimat sederhana yang lugas dan mudah difahami.
MANFAAT
Banyak juga yang bertanya mengapa harus menulis? Biasanya saya menjawab pertanyaan ini dengan mengutif apa yang disampaikan oleh Pramodeya Ananta Toer _“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”_. Banyak orang yang telah meninggal ratusan tahun silam, tapi ide dan gagasannya masih bisa dinikamati oleh masyarakat hari ini karena tulisan-tulisan yang mereka tinggalkan.
Jika dibawa ke zaman sekarang, menulis itu adalah salah satu cara meninggalkan jejak digital tentang ide dan gagasan yang kita miliki. Saya sering berkenalan dengan orang baru dalam berbagai even baik nasional mau pun internasional dengan diam-dian mengetik namanya di google. Saya ingin melihat jejek digital, ide dan karya yang ia miliki. Nama anda sudah ada di google belum?
Maka menulis (termasuk menulis opini di media online) adalah salah satu sarana bagi kita untuk meninggalkan jejak digital yang baik untuk orang lain, baik ketika masih hidup maupun setelah kematian. Kita mungkin butuh proses yang panjang untuk menerbitkan buku, tapi hanya dengan menulis untuk media online, ide dan gagasan kita sudah bisa dinikmati oleh orang lain. Mudah-mudahan mendatangkan manfaat jangka panjang. Bukankah ini bagian dari amal jariah yang kita inginkan? Ilmu yang bermanfaat.
Lebih dari itu, saya juga menulis untuk mempererat hubungan silaturrahim dengan siapa saja. Ketika saya berkunjung ke suatu daerah, biasanya ada saja para pembaca yang mengenal dan saya bisa bersilaturrahim dengan mereka. Saya punya banyak saudara. Pembaca artikel saya, ya saudara saya. Ingin memiliki banyak saudara? Menulislah.
Yakinlah, masih banyak manfaat-manfaat lainnya. Mulailah menulis untuk mendapatkan mafaat-manfaat tersebut.
Akhirnya, ayo menulis. Menulis itu mudah dan banyak manfaatnya. Jika anda bisa bicara, saya pastikan anda bisa menulis. Hari ini tidak perlu menulis panjang-panjang, karena media online juga butuh tulisan yang pendek. Yang penting, gagasan dan ide kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Niatkan saja tulisan kita sebagai jejak digital kebaikan dan amal jariah. In sya Allah.
Discussion about this post