Oleh: Bahren Nurdin, MA
Salah satu bagian penting pembentukan mental seseorang adalah lingkungan. Lingkungan ini kemudian membentuk ‘budaya’ dalam dirinya. Mental seseorang mulai dibentuk oleh lingkungan terkecil yaitu keluarga inti (ayah, ibu, kakak dan adik). Rosulullah juga pernah bersabda “Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrahnya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. [HR. al-Bukhâri dan Muslim].
Setelah lingkungan terkecil (keluarga), seiring berjalannya waktu dalam penambahan usia, mental seseorang juga dibentuk oleh lingkungan sekolah, tetangga, dan masyarakat luas. Banyak hal kemudian yang terbentuk oleh lingkungan dari perkataan, perbuatan dan tentunya pola pikir (mindset).
Disinilah poin pentingnya yaitu tentang pembentukan mindset. Disadari atau tidak, tidak sedikit dari kita yang terperangkap di dalam ‘mental block’ yang salah hasil dari bentukan lingkungan. Ada beberapa perangkap lingkungan yang sering menjadi ‘tembok’ penghalang seseorang untuk melaju menggapai sukses dalam kehidupannya karena hasil ‘didikan’ lingkungannya yang tidak baik.
Pertama, kurang kerja sama. Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa kesediaan seseorang untuk berkerja sama dengan orang lain adalah persoalan mindset dan mental. Coba perhatikan di lingkungan seputaran kita. Orang-orang yang dibesarkan oleh lingkungan yang ‘ekslusif’ tanpa banyak bergaul dengan orang lain, maka ia cenderung kurang bisa berkerja sama. Apa yang sering terjadi adalah ketidaksiapannya menerima orang lain dalam hidupnya.
Orang semacam ini lebih suka ‘bermain’ dengan alam pikirannya sendiri. Lebih parah lagi, dia selalu menganggap dirinyalah yang paling benar dan kualitas orang lain berada di bawahnya. Terjemahan kerja sama bagi orang-orang dengan mental ini adalah orang lain harus mengikuti kehendaknya. Padahal, kerja sama itu adalah berkerja secara bersama-sama dan saling memahami satu sama lain.
Kedua, sulit menerima perbedaan. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Setiap manusia hidup dalam berbagai perbedaan. Kehidupan modern saat ini, sering membentuk mental seseorang menjadi sulit menerima perbedaan dan keragaman dirinya dan orang lain. Banyak pula diantara mereka yang menganggap perbedaan itu sebuah keburukan yang harus dimusnahkan.
Orang-orang yang hidup di lingkungan heterogen biasanya lebih siap menerima berbagai perbedaan yang ada. Lebih siap dalam arti lebih memahami dan menghargai segala perbedaan yang terjadi sehingga ia lebih diterima dan menerima keberadaan orang lain dalam hidupnya. Orang-orang dengan mental ini akan lebih mudah bergaul dan membawa diri di tengah masyarakat.
Ketiga, kurangnya menerima dan memberi penghargaan. Perangkap lingkungan lainnya terhadap mental seseorang adalah terbentuknya jiwa yang kurang dihargai dan menghargai. Harga dan menghargai, hormat menghormati, cinta mencintai, ‘ewuh pukewuh’ dan seterusnya adalah sikap mental yang sangat banyak disumbangkan oleh lingkungan. Seorang konselor keluarga dan juga penulis terkenal Amerika, Dorothy Law Nolte, merumuskan bahwa “Jika seorang anak hidup dalam menghargai orang lain, ia belajar setia dan sabar. Jika seorang anak hidupnya diterima apa adanya, ia belajar untuk mencintai. Jika seorang anak hidup dalam suasana rukun, ia belajar untuk mencintai dirinya sendiri. Jika seorang anak hidupnya dimengerti, ia belajar bahwa sangat baik untuk mempunyai cita-cita”.
Perhatikan lingkungan anda atau lingkungan anak-anak anda saat ini. Jangan sampai terperangkap dalam lingkungan yang kurang memiliki nilai-nilai saling menghargai. Jika itu yang terjadi, tidak ada salahnya untuk mencari lingkungan baru bagi anda. Begitu juga terhadap anak-anak anda. Jika selama ini, di tengah keluarga dirasa kurang ditanamkan nilai-nilai saling harga menghargai, saatnya disemai dan ditumbuhkan sehingga tidak sampai menjadi ‘mental block’ yang semakin kokoh. Hancurkan!
Akhirnya, harus disadari bahwa lingkungan merupakan salah satu pembentuk mental seseorang. Tidak sedikit pula yang terperangkap dalam lingkungan yang ‘tidak sehat’ sehingga berpengaruh pada kondisi mental (mindset) seseorang yang kemudian menjadi ‘mental block’ penghalang kesuksesan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Perhatikan, pelajari dan tentukan pilihan. Life is a matter of making choices!
#BNODOC21302082017
*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Catatan:
Artikel-artikel saya dapat diakses di berbagai media seperti kenali.co,metrojambi.com, portaltebo.com, harianterbit.com, beritatanjabtim.com,siginjainews.com, kajanglakonews.com, fokusjambi.com, jambiupdate.co,terbitnews.com, britabuana.co, jambrita.com, dll atau di blog pribadi saya www.bahren13.worpress.com
Discussion about this post