Oleh: Bahren Nurdin, MA
Seperti apa mahasiswa hebat itu? Mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi (IP) 4.0? Sudah berulang kali saya tegaskan dan fakta-fakta penelitian menunjukkan bahwa nilai akademik bukan satu-satunya penentu kesuksesan seseorang, terutama dalam dunia kerja. IP bahkan tidak menempati urutan pertama dari berbagai komponen penunjang kesuksesan.
Maka, mahasiswa hebat itu adalah mereka yang mampu menjaga keseimbangan antara prestasi akademis dan non akademis. Mereka harus terus menggali dan menguasai keahlian-keahlian (skill) tertentu untuk menjawab tuntutan zaman saat ini. Bahkan, satu keahlian saja tidak cukup. Orang-orang yang akan menjadi ‘pemain’ adalah mereka yang memiliki multi-skill (multi-talent).
Untuk mencapai itu semua, ada beberapa skill yang ‘wajib’ digali dan kembangkan oleh mahasiswa yang hebat. Pertama, basic skill. Kemampuan dasar ini adalah keahlian di bidang ilmu yang ia dalami. Dia harus betul-betul mahir di bidang ilmu yang ia pelajari. Sebagai mahsiswa ilmu keperawatan tentu ia mahir dalam memberikan pelayanan perawatan (medis). Sebagai mahasiswa ilmu keguruan, ia tahu persis teori dan praktek mengajar. Sebagai mahasiswa teknik mesin, ia mampu memperbaiki mesin, dan seterusnya.
Jangan sampai pula yang terjadi sebaliknya, misalnya ada mahasiswa Sastra Arab tapi tidak bisa berbahasa Arab, mahasiswa Ilmu Perpustakaan alergi dengan buku, mahasiswa Ilmu Jurnalistik tapi malas menulis, dan seterusnya. Intinya, untuk menjadi mahasiswa yang hebat, harus betul-betul menguasai bidang ilmu yang dipelajari.
Kedua, communication skill. Kemampuan berkomunikasi. Penelitian National Association of Colleges and Employers, USA, 2002 menempatkan kemampuan berkomunikasi sebagai komponen utama sukses para pemimpin yang diteliti. Lebih-lebih saat ini di mana kita hidup di zaman media sosial. Setiap saat kita harus melakukan komunikasi dengan orang lain.
Kemampuan komunikasi kemudian menjadi penentu sangat kuat dalam mencapai kesuksesan di berbagai bidang. Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan dikucilkan atau bahkan bisa membahayakan diri sendiri. Komunikasi di media sosial misalnya, jika tidak hati-hati dan cermat bisa saja akan dijerat undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Lihat saja, beberapa tokoh politik harus ‘jatuh’ hanya karena tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Saat ini, karena orang semakin menyadari betapa pentingya kemampuan komunikasi, ada begitu banyak seminar, workshop, training, dan sejenisnya yang disediakan. Mahasiswa yang hebat sudah tidak bisa lagi mengabaikan hal ini. Mereka yang ingin tangguh harus terus mengasah diri untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.
Hal terkecil misalnya, saat ini dunia kerja apa pun tidak lepas dari presentasi. Semua harus dikomunikasikan kepada orang banyak. Maka, salah satu kemahiran komunikasi yang harus dimiliki adalah public speaking (berbicara di depan umum). Orang-orang yang memiliki kemampuan public speaking yang baik di berbagai bidang yang ditekuni akan selalu ‘siapa pakai’. Juga sebaliknya, jika tidak memiliki kemampuan ini, walaupun memiliki kemampuan akademik yang tinggi, paling tidak akan tertinggal selangkah.
Masalahnya adalah, di kampus, secara khusus kemampuan ini tidak diajarkan, kecuali pada jurusan-jurusan tertentu. Maka dari itu, mahasiswa yang hebat pasti akan berusaha maksimal mendapatkan pengetahun dan kemampuan ini di luar kampus dengan mengikti berbagai seminar atau training. Bisa juga didapat dengan mengikuti organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Sebagian besar kehidupan organisasi akan membentuk dan mengembangkan kemampuan anggotanya dengan public speaking.
Ketiga, critical and creative thinking. Orang-orang yang memiliki daya kritis dan berpikir kreatif akan sangat dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan. (bersambung…) #BNODOC24705092017
*Akademisi UIN STS Jambi dan Motivator Pendidikan Nasional. Tinggal di Jambi
Discussion about this post