Oleh: Bahren Nurdin, MA
Bagi anda warga Jambi khususnya yang pengguna jalan pada ruas lampu merah Aur Duri menuju arah Simpang Sungai Duren (Mendalo) dapat dipastikan merasakan ketidaknyamanan karena macet pada ruas jalan ini sudah sangat parah. Namun demikian, kemacetan ini belum mendapat perhatian dari permerintah, baik pemerintah daerah yaitu Kabupaten Muara Jambi, maupun pemerintah Provinsi Jambi. Kemacetan ini seakan dibiarkan begitu saja!
Setahun yang lalu kemacetan ini hanya terjadi pada jam-jam tertentu saja, seperti jam masuk kantor dan pulang kantor. Namun saat ini telah terjadi nyaris setiap saat.
Penyebab utamanya sudah sangat jelas yaitu adanya dua kampus besar di wilayah ini secara berdekatan, kampus Universitas Jambi (Unja) dan Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi. Hitungan kasar saja, Jika Unja memiliki mahasiswa sekitar 30.000 dan UIN 15.000 maka ada potensi pengguna jalur ini sebanyak 45.000. Anggaplah mereka tidak kekampus semua secara serentak. Katakanlah separohnya, masih ada 20.000an. Jika mereka mengendari motor berboncengan, itu artinya paling tidak masih ada 10.000 motor yang memadati jalan ini.
Jumlah ini tentunya belum ditambah dosen dan staf dari dua perguruan tinggi ini. Sebagian besar dari staf dan dosen mengendarai mobil pribadi. Tentu saja, walaupun jumlahnya tidak terlalu besar, tetap memberi sumbangan kepada kemacetan ini.
Sementara itu, jalur ini adalah jalan lintas sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat (Padang). Truk berbadan besar dan bis antar provinsi tidak memiliki jalur alternatif lain selain melintasi jalan ini. Ditambah lagi, truk batu bara yang ikut ‘berlomba’. Crowded!
Saat ini, ruas lampu merah Aur Duri hingga UIN STS (Sp. Sungai Duren) yang hanya berjarak lebih kurang 2 kilo meter ditempuh dengan waktu lebih kurang 2 jam, kususnya pada pagi (07 sd 09), siang (11 sd 13) dan sore (16 sd 18). Di jam-jam lain tetap macet walau tidak separah pada jam-jam tersebut.
Lantas apa solusi yang dapat ditawarkan? Pertama, bis kampus. Saya rasa ini salah satu solusi yang dapat cepat direalisasikan. Dua universitas besar ini harus menyediakan bis kampus yang nyaman dan banyak. Kedua kampus ini juga memiliki kampus di Telanaipura. Artinya, mahasiswa bisa memarkir motor mereka di Telanai dan kemudian naik bis kampus ke Mendalo. Tapi harus diingat, syarat utama kampus ini adalah nyaman dan banyak.
Dipastikan mahasiswa tidak mau berdesakan atau harus berdiri karena tidak dapat tempat duduk. Jika itu yang terjadi maka mereka akan memilih mengendarai motor sendiri. Kenyamanan bis kampus harus dijadikan daya tarik bagi mahasiswa untuk meninggalkan kendaraan mereka dan memanfaatkan ‘mass transportation’ yang disediakan.
Begitu juga dengan jumlahnya yang harus bisa menyesuaikan kebutuhan mahasiswa yang akan diangkut. Artinya bis kampus harus banyak dan terjadwal dengan baik. Mahasiswa tentunya tidak mau terlambat untuk datang ke kampus hanya karena bis kampus yang terbatas dan tidak tepat waktu.
Kedua, pengembangan jalan (infrastruktur). Jika tidak salah, status jalan ini adalah jalan nasional. Maka perhatian dari pemerintah pusat melalui pemerintah kabupaten dan provinsi sangat dibutuhkan untuk pengembangan jalan ini. (bersambung). #BNODOC28513102017
*Akademsisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post