”Menelisik Asa Politik HBA; Menuju Jambi EMAS” (Ombak; 2010) adalah judul buku yang kami tulis bersama (saya dan Dr. Harmanto Harun). Di masanya buku ini menuai badai kontroversi di tengah masyarakat Jambi. Kami berdua kemudian dituduh oportunis dan penjilat. Lebih lagi, tuduhan yang sesungguhnya tidak bisa kami terima adalah bahwa buku tersebut dianggap sebagai cara untuk mendapatkan sejumlah uang. Sungguh tuduhan yang keji dan tidak berdasar. HBA pun masih hidup, boleh ditanya sendiri kepada beliau. Tuduhan itu tidak benar sama sekali!
Faktanya, buku itu kami tulis tanpa sepengetahuan Hasan Basri Agus (HBA) secara pribadi. Buku tersebut ditulis secara objektif dan berimbang. Hal yang pantas dicatat sebagai sesuatu yang positif disampaikan dengan positif, dan sebaliknya, yang menjadi catatan negatif juga tidak segan disampaikan. Namun agaknya publik memiliki logika sendiri tanpa kompromi dengan asumsi-asumsi yang busuk dan amis. Dengan segala pertimbangan dan untuk kemaslahatan orang banyak, buku ini akhirnya kami masukkan ’peti’ dan sampai saat ini masih tersimpan rapi. Namun, ternyata buku ini ’bocor’ juga hingga sampai di perpustakaan nasional Australia (http://catalogue.nla.gov.au/Record/5156813).
Ide dasar penulisan buku ini sesungguhnya hanya ingin memberikan ’informasi’ tertulis akan pertanyaan masyarakat saat itu terhadap sosok HBA sehingga menjadi pijakan yang kokoh untuk menentukan pilihan calon Gubernur saat itu. Nama HBA memang sedang ’booming’ di kancah perpolitikan Provinsi Jambi. Sebagai Bupati Sarolangun yang namanya banyak disebut, HBA menjadi bahan diskusi banyak kalangan. Maka buku ini diharapkan menjadi referensi diskusi-diskusi khalayak tersebut.
”Sebagai sosok yang telah bertahun-tahun di dunia birokrasi, perjalanan karirnya cukup tergolong mulus dan hampir tidak menemukan nokhtah hitam. Semua itu menjadi track record yang patut diapresiasi. Kepedulian sosial, kesederhanaan, kedekatan dengan masyarakat, dan religiusitas yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menjadi ‘added value’ yang membanggakan. Pola pikir kepemimpinan yang visioner dan futuristik, menjadikannya sebagai salah satu kandidat pemimpin Jambi yang berfikir global dan bertindak lokal (think globally and act locally), artinya, sikap kepemimpinan yang mampu menggiring masyarakat dalam berinteraksi dengan tentangan global, dengan tanpa memberangus dan mengorbankan nilai-nilai kearifan lokal”.
Itulah sedikit kalamat yang pernah tertulis di dalam buku itu. Walaupun tidak beredar luas, sejarah telah membuktikan isi buku ini dengan sendirinya. Agaknya, masyarakat Jambi secara umum akan mengatakan bahwa HBA telah membuktikan ’asa politik’ yang ia miliki. Beliau kemudian terpilih menjadi Gubernur Jambi periode 2010-2015. Apa-apa yang tertulis di dalam buku itu pun sebagian besar terbukti. Selama kepemimpinannya menjadi gubernur Jambi dalam kurun waktu lima tahun tersebut, beberapa prestasi telah ditorehkan dan bukti-bukti pembangunannya pun dapat dinikmati oleh masyarakat.
Satu hal yang rasanya juga pantas untuk disepakati adalah ketokohan yang dimiliki oleh sosok HBA. Sampai hari ini, walaupun tidak lagi memegang jabatan apa pun baik di pemerintahan maupun di partai, beliau tetaplah menjadi tokoh masyarakat Jambi. Banyak hal yang dapat dijadikan ukuran ketohohan beliau.
Terkini, dalam suasana Idul Fitri beliau kemudian didatangi oleh berbagai pimpinan daerah baik dari kalangan pejabat pemerintahan maupun kalangan partai politik. Gubernur Jambi, Zumi Zola juga hadir di kediaman beliau. Ini salah satu bukti nyata bahwa HBA layak untuk dikukuhkan sebagai tokoh Jambi.
Hiruk pikuk politik yang dulu membuat beliau harus menerima kekalahan dari lawan politiknya Zumi Zola tidak membuat beliau ’tutup pintu’. Bahkan sebaliknya, dengan jiwa besar dan penuh kebijaksanaan beliau membuka pintu lebar-lebar untuk siapa saja, kapan saja. Salut!
Dalam berbagai kesempatan berdiskusi dengan beliau, sungguh beliau telah menjadi sosok yang mengayomi. Nasehat-nasehat tentang perlunya pendidikan tinggi tidak pernah terhenti. Selalu saja menghiasi diskusi-diskusi. ”Kamu, budak Jambi ko harus sekolah”, begitulah kira-kira pesan yang selalu disampaikan. Visi beliau tentang agama dan pendidikan tidak sedikit pun diragukan.
Akhirnya, melalui artikel ini, tidak berlebihan jika saya ingin menyampaikan bahwa ketohohan HBA benar-benar telah teruji. Beliau tetap dihormati dan disegani walau tidak memegang jabatan tinggi. Kerendahan hati dan berjiwa besar yang dimiliki telah pula membuat beliau dipuji dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Jambi. Salam hormat untuk HBA!
#BNODOC17828062017
*Akademisi dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post