Oleh; Bahren Nurdin, MA
Di tribun kehormatan, tampak mereka mengenakan pakaian kebesaran masing-masing. Gagah dan bersahaja sambil menyaksikan dan mengikuti serangkaian acara pengibaran bendera Merah Putih peringatan hari kemerdekaan RI ke 72. Tapi, tahun ini mereka tidak merayakan hari kemenangan itu dengan para pejuang peraih kemenangan itu sendiri. Mereka dilupakan!
Diberitakan oleh berbagai media, di Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, para pejuang kemerdekaan diabaikan dan dilupakan. Berita yang beredar, “tidak ada seorang pun Veteran terlihat duduk pada deretan kursi di podium utama. Padahal jasa Veteran sangat besar dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Kursi di podium utama hanya diisi pejabat tinggi Pemerintah Kabupaten Batanghari, Anggota DPRD Kabupaten Batanghari, Forkompinda, perwira TNI-Polri dan pejabat lainnya” (kenali.co 18/8/2017).
Para veteran bahkan tidak memiliki tempat hanya sekedar menyaksaikan pengibaran bendera yang mereka perjuangkan dulu. Para pejuang itu telah ‘dibuang’ begitu saja oleh para pembesar penikmat kemerdekaan bagsa ini. Menyedihkan!
Sungguh, apa pun alasan panitia, tidak bisa diterima. Tidak hadirnya para pejuang pada peringatan hari kemerdekaan bangsa ini adalah sebuah pelecehan terhadap sejarah bangsa. Bagaimana mungkin mereka melupakan jasa para pejuang begitu saja. Bagaimana mungkin mereka melupakan orang yang telah sangat berjasa kepada bangsa ini. Bagaimana mungkin mereka tidak menghargai pengorbanan, darah, keringat, dan air mata yang telah mereka persembahkan kepada bangsa ini.
Melalui artikel singkat ini, saya ingin sedikit mengetuk pintu hati para pejabat di kabupaten ini. Wahai para pejabat, leher tempat dasi yang kini kalian kenakan itu adalah dulu leher yang dipersembahkan kepada para penjajah. Dada tempat pena mahal dan tanda kehormatan yang kalian kenakan saat ini, adalah tempat peluru menghujam. Kepala tempat topi yang kini melindungi kalian dengan gagah dan wibawa itu, adalah kepala yang mereka hibahkan untuk bangsa ini. Di mana hati nurani kalian?
Para pejuang bangsa ini tidak boleh dilupakan. Apa pun alasannya!
Melupakan para veteran dan tidak mengundang mereka saat hari peringatan kemerdekaan adalah sebuah penghianatan terhadap bangsa ini. Kalian lebih kejam dari penjajah itu sendiri!
Cuma sekali setahun, kok. Bangsa ini telah terlalu abai kepada para pejuang. Lihatlah sebagian besar kehidupan mereka saat ini. Dapat dipastikan, ada begitu banyak para pejuang yang terabaikan kehidupan mereka. Perhatian pemerintah tidak pernah serius diberikan. Okelah, mereka sudah ikhlas menerima perlakuan itu, tapi mengapa kegiatan yang hanya setahun sekali itu pun mereka dilupakan? Bangsa macam apa kita ini?
Mereka hanya ingin melihat bendera merah putih berkibar. Mereka hanya ingin merasakan kebanggaan bangsanya atas apa yang dulu mereka perjuangkan selagi nyawa masih di badan. Memang mereka sudah tua dan lemah. Mereka tidak lagi gagah-gagah seperti tamu kehormatan di tribun kemuliaan itu. Tapi tidak ada alasan untuk menghilangkan kursi mereka di sana. Mereka berhak mendapat tempat di sana atas segala jasa yang telah mereka berikan kepada bangsa ini.
Sekali lagi, absennya para veteran dalam peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia menunjukkan bahwa para generasi bangsa ini telah melupakan sejarah. Mengabaikan jasa-jasa para pejuang. Meremehkan makna perjuangan yang telah mereka lakukan. Ini adalah sebuah perbuatan yang tidak bermartabat.
Jika tindakan ini adalah sebuah kehilafan, maka sepantasnya meminta maaf, tidak hanya kepada veteran yang ada di kabupaten tersebut, tapi kepada seluh pejuang bangsa ini. Jika ini kesalahan administratif, pecat pejabat terkait. Pejabat yang telah mengabaikan jasa pahlawan tidak layak disebut pejabat.
Akhirnya, jauh-jauh hari, Bung Karno telah berikan peringatan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”. Saya ingin katakan “kabupaten yang besar adalah kabupaten yang menghargai jasa pahlawan bangsa”. Mengabaikan para veteran adalah bentuk pengkerdilan terhadap dirinya dan bangsa ini. Siapa pun yang dengan sengaja melakukannya, tidak pantas menghirup nafas kemerdekaan di Bumi Pertiwi ini! #BNODOC23221082017
*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post