Oleh: Bahren Nurdin, MA
Selamat kepada pasangan Hj. Masnah Busro, SE dan Bambang Bayu Suseno, SP., MM (Masnah-BBS) atas perolehan suara terbayak pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ma. Jambi pada perhelatan Pilkada Serentak pada tanggal 15 Februari lalu. Pasangan ini mengusung visi Ma. Jambi TUNTAS (Tentram, Unggul, Nyaman, Tertib, Adildan Sejahtera) tahun 2022. Visi ini merupakan turunan dari visi Gubernur Provinsi Jambi yang notabenenya diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Men-TUNTAS-kan Ma. Jambi merupakan tantangan bagi pasangan ini. Ma. Jambi memiliki keunikan-keunikan tersendiri dibanding kabupaten-kabupaten lainnya. Dari segi geografis, Ma. Jambi memiliki daerah yang sporadic mengepung Kota Jambi dari delapan penjuru mata angin. Memiliki daerah yang luas dan menyebar. Ma.Jambi juga memiliki sumbe rdaya yang melimpah, dari sumber daya alam hingga sumber daya wisata, budaya, dan manusia.
Di bidang wisata, Candi Muara Jambi yang sudah terkenal di dunia, merupakan sumber daya yang sangat membanggakan bagi kabupaten ini. Begitu juga sumber daya pertanian dan perkebunan yang melimpah, dari nanas hingga sawit dan karet. Semua potensi ini akan menjadi potensi yang sangat besar jika diberdayakan dengan maksimal oleh pemimpin yang berkuasa.
Melalui artikel singkat ini, saya ingin membahas sekelumit Kabupaten Ma.Jambi dari sisi pemberdayaan potensi di bidang pendidikan. Kabupaten Ma. Jambi satu-satunya kabupaten yang memiliki dua univeristas besar di Provinsi Jambi yaitu Universitas Jambi (UNJA) dan IAIN STS Jambi (segera menjadi UIN STS Jambi). Dua perguruan tinggi ini secara georafis berada di Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), yang lebih dikenal dengan daerah Mendalo. Dengan adanya dua perguruan tinggi besar ini, sudah dapat dipastikan terdapat puluhan ribu mahasiswa yang bermukim di seputaran kampus ini.
Di sinilah tantangannya bagi Bupati dan Wakil Bupati yang baru saja terpilih. Selama ini, potensi yang ada di lingkungan kampus ini masih belum ‘terjamah’ dengan maksimal. Pemerintah Kabupaten Ma. Jambi masih terkesan acuh tidak acuh terhadap keberadaan dua perguruan tinggi ini. Alhasil, belum Nampak terjalin kerjasama yang signifikan yang sesungguhnya bisa saling menguntungkan. Ada beberapa hal yang menjadi catatan saya.
Pertama, potensi Sumber Daya Manusia. Jika Unja dan IAIN ‘diakui’ oleh Ma.Jambi maka dapat diartikan bahwa inilah kabupaten yang memiliki begitu banyak orang pintar. Kabupaten yang paling banyak mempunyai professor, doctor, magister, dan sarjana. Kabupaten lain pasti kalah. Inilah masalahnya selama ini. ‘Sense of belonging’ (rasa kepemilikan) pemerintah Kabupaten Ma. Jambi tidak pernah terbangun terhadap dua perguruan tinggi ini. Akibatnya sering ‘gak teguran’.
Padahal, jika sumber daya ini di olah sedemikian rupa, maka Kabupaten Ma. Jambi memiliki sumber daya manusia yang kaya untuk membantu pembangunan di berbagai bidang. Ada begitu banyak professor pendidikan yang bisa di ajak memikirkan peningkatan pendidikan di Kab. Ma. Jambi. Banyak juga pakar-pakar ekonomi yang siap menuangkan pemikiran dan idenya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Tidak sedikit pula ilmuan-ilmuan bidang pertanian dan perkebunan yang siap berkontribusi dan membantu para petani. Belum lagi, para pakar agama, kiyai, ulama, ahli tafsir, yang siap membina masyarakat di bidang keagamaan dan sosial.
Kedua, potensi ekonomi. Ada puluhan ribu mahasiswa yang bermukim di seputaran kampus. Efek domino yang timbul sudah dapat dipastikan peningkatan aktivitas perekonomian. Dengan sendirinya akan tumbuh berbagai jenis usaha seperti rumah makan / restoran, kos-kosan, warung foto kopi, tokoelektronik, supermarket, perbankan, dan lain sebagainya. Selamaini, kawasan ini terkesan tidak tertata dan terkelola dengan baik. Mereka tumbuh dengan sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah Kabupaten.
Potensi bidang ekonomi di kawasan Mendalo ini sebenarnya sangat besar. Jika dikelola dan ditata dengan baik tidak menutup kemungkinan daerah ini akan menjadi kota kecil yang nyaman untuk didiami oleh siapa saja. Agaknya tidak berlebihan jika Mendalo dirancang menjadi kota pendidikan yang memiliki budaya dan keunikan tersendiri. Kota ini manja dipusatnya orang-orang pintar.
Untuk mewujudkan itu, campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Ma.Jambi wajib hukumnya. Infrastruktur dan tata kelola kota sangat diperlukan. Fasilitas-fasilitas public sudah harus dibangun. Keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas yang tidak dapat dinafikkan. Bolehlah belajar dari Yogyakarta sebagai soko gurunya Kota Pendidikan di Indonesia.
Akhirnya, pengembangan Mendalo memerlukan ‘nyali’ besar. Deaerah ini mimiliki potensi besar yang belum terkelola dengan baik. Harusnya, Kabubaten Ma. Jambi dengan bangga menyebut dirinya sebagai icon pendidikan Provinsi Jambi. Di kabupaten ini kaum cendikia beraktivitas. Apakah Hj. Masnah Busro dan BBS punya bernyali? Kita tunggu saja.
#BNODOC6406032017
*Akademisi dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post