Oleh: Bahren Nurdin, MA
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia melalui KPU Provinsi menelurkan ide besar dengan melahirkan “Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi” di seluruh Indonesia. Dari tahun 2016 hingga 2017 telah terbentuk di 34 provinsi dan beberapa di kabupaten/kota. Hal ini ditandai dengan diadakannya jambore nasional seluruh komunitas yang terbentuk di Bogor, pada tanggal 15 -17 Agustus 2017.
Sebagai salah satu peserta jamboree, saya mencatat beberapa hal penting dari kegiatan ini. Pertama, lintas komunitas. Komunitas demokrasi atau yang disebut dengan “Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi” [KOPIPEDE] merupakan perhimpunan dari berbagi komunitas yang telah ada di tengah masyarakat. Maka dapat dipastikan bahwa komunitas ini sebenarnya merupakan wadah bagi berbagai komunitas untuk berhimpun dan menyatukan tekad untuk demokrasi.
Terhimpunnya berbagai komunitas di dalam KOPIPEDE menjadi langakah sangat strategis untuk membentuk agen-agen demokrasi di seluruh penjuru tanah air. Informasi tentang kepemiluan akan lebih mudah disampaikan oleh masing-masing komunitas dengan bahasa kelompok mereka sendiri. Dengan demikian diharapkan segala bentuk aktivitas kepemiluan dan demokrasi juga sosialisasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Kedua, isu partisipasi. Pertisipasi ternyata masih menjadi isu besar yang diperbincangkan pada jambore ini. Di beberapa daerah, partisipasi masyarakat masih belum mencapai target-target yang hendak di capai KPU, baik pusat maupun provinsi.
Isu partisipasi inilah yang kemudian menjadi bagian terpenting peran dan kontribusi komunitas untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat sehingga diharapkan mampu menambah partisipasi masyarakat terhadap pemilu. Lebih-lebih, pada tahun 2018 ada beberapa pilkada serentak, dan di tahun 2019 akan diadakan pemilihan umum. Jambore ini kemudian menjadi wadah bagi para peserta untuk menyatukan tekad melakukan yang terbaik bersama-sama KPU ‘melawan’ rendahnya partisipasi masyarakat tersebut.
Ketiga, isu pemilih pemula dan aksesibilitas kaum diffabel. Beberapa relawan demokrasi di berbagai provinsi sangat fokus pada pendidikan politik bagi pemilih pemula. Di Bali, misalnya, pendidikan politik bagi pemilih pemula dilakukan dengan berabgai kegiatan seni dan budaya khas Bali dengan melibatkan anak-anak sekolah. Tujuan berbagai kegiatan tersebut tentunya memberi kesadaran politik bagi pemilih pemula agar tidak abai terhadap pentingnya pemilu dan proses demokrasi bangsa ini.
Begitu jugah halnya dengan pemenuhan hak akses begi warga negara penyandang cacat (difabel). Ternyata hampir di seluruh Indonesia hak ini belum maksimal diberikan oleh penyelenggara pemilu. Banyak masyarakat difabel yang belum mendapatkan akses informasi dan bahkan pada pelaksanaan pemungutan suara. Pemenuhan hak-hak kaum difabel ini baru sebagian terpenuhi di daerah perkotaan seperti di ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten/kota. Sementara di pedesaan atau bagian pedalaman masih sangat terabaikan.
Hal ini pun menjadi kajian serius dalam pelaksanaan jambore kali ini. Beberapa peserta yang juga merupakan perwakilan dari komunitas difabel telah menyampaikan hal ini kepada kominisoner KPU RI yang hadir dan bersepakat untuk bersama-sama berjuang memberikan akses seluas-luasnya pada pelaksanaan memilu mendatang. Anggota komunitas pun agar bekerja maksimal bersosialisasi akan hak-hak kaum difabel dalam demokrasi.
Keempat, tantangan geografis. Di beberapa provinsi di tanah air, jarak dan waktu menjadi kendala yang sangat berarti dalam pelaksanaan pemilu. Di Provinsi Papua misalnya, tidak mudah bagi kawan-kawan relawan demokrasi untuk mencapai suatu daerah tertentu karena jarak yang jauh dan ‘kondisi’ alam yang menantang. Diperluakan ketulusan, tekad yang kuat dan kerja keras bagi relawan demokrasi untuk menyampaikan isu-isu kepemiluan dan demokrasi.
Akhirnya, Jambore Nasional Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi telah sukses dilaksanakan. Para peserta sudah pula kembali ke kampung halaman masing-masing dengan materi-materi pembekalan dan sharing pengalaman dengan peserta di seluruh Indonesia. Selamat Bertugas, Relawan. Bangun komunitas dan rawatlah demokrasi bangsa ini! #BNODOC22918082017
*Akademisi UIN STS dan Ketua KOPIPEDE Provinsi Jambi
Discussion about this post