Edisi sebelumnya telah saya kemukakan beberapa ciri orang telah terjangkit virus yang berbahaya ini. Saya kemukakan cirri tersebut untuk dapat dihindari atau dengan kata lain jangan sampai terjangkit karena begitu terjangkit akan susah sekali untuk sembuh. Namun demikian, bukan pula mustahil untuk dicarikan obat atau anti virusnya.
Maka pada edisi ini saya mengemukakan beberapa ide yang dapat dijadikan anti virus tersebut. Sebagaimana diliahat dari serangan virus ini adalah nilai-nilai positif seseorang menjadi lemah dan kemudian menjadi negative. Maka obat atau anti visrus ini adalah segala hal yang positif. Namun karena keterbatasan kolom ini, edisi ini saya khususkan untuk kalangan karyawan dan dosen yang ada di lingkungan IAIN STS Jambi.
1. IAIN STS jambi harus merumuskan visi dan misi yang aplikatif bukan teoritis dan filosofis. Ini sangat penting untuk mendorong semangat kerja dari setiap unsure yang ada di IAIN ini. Ada sebuah contoh menarik yang sering saya kemukan dalam berbagai seminar motivasi. Bagini, ketika anda saya Tanya “maukah anda jalan kaki pada jam 12.00 siang bolong dari Telanaipura ke Pasar Angso Duo?”. Anda pasti menjawab “ Gak ah, panas, malas, takut demam, dll (ada sejuta alas an)”. Tetapi ketika saya Tanya dengan pertanyaan berikut “Maukah anda jalan kaki dari Telanaipura ke Angso Duo? Sesampai di Angso Dua anda akan saya diberi sebuah mobil BMW. Uang Rp 200 juta, dan rumah senilai 1 Milyar.”. Apa jawaban anda?.
Saya rasa hanya orang gila yang tidak mau menerima tawaran tersebut.Jadi kalau begitu dapat disimpulkan bahwa kita akan enak melakukan sesuatu jika kita mengetahui tujuan yang jelas dari sesuatu yang kita lakukan tersebut.
Visi dan misi yang jelas dan aplikatif adalah cara ampuh untuk mengatasi serangan virus ini. Aplikatif yang saya maksud adalah dapat langsung dilihat dan dirasakan oleh semua insan di kampus ini. Paradigma UIN yang didengungkan contohnya, sama saja mimpi tak berbatas karena baru sebatas paradigma dan retorika. Seyogyanya ketika menyebut paradigma UIN maka sebagai contoh administrasi harus tertib. Aplikasinya setiap staf administrasi harus menyimpan surat dengan baik. Surat harus dibalas paling lama 2 hari. Surat harus dibukukan. Dan seterusnya. Maka dapat dipastikan setiap staf administrasi pasti sangat sibuk sekali dikejar oleh target-target tersebut. Sehingga dapat dipastikan tidak akan ada staf administrasi yang hanya menghabiskan waktu dengan bermain game di computer atau kekurangan kerja. Karena mereka sudah dikejar oleh target pekerjaan mereka sendiri.begitu juga dengan pejabat dan para dosen.
2. Aktif dan Kreatif. Jika ada pegawai atau dosen yang menyebut tidak ada kerjaan, itu semata karena syaraf-syaraf kreatifitasnya yang telah diserang oleh virus ini. Saya sedikit ingin mengajak kita semua menelaah atau paling tidak membuat daftar kerjaan yang mungkin bisa dilakukan (sekali lagi ini hanya bisa dilakukan jika kita aktif dan kreatif). Saya melontarkan beberapa pertanyaan, berpa jumlah alumni IAIN sampai tahun 2005? Berapa orang alumni IAIN yang bekerja di Departmen Agama? Berapa orang mahasiswa Tarbiyah yang berasal dari Kabupaten Kerinci? Berapa orang dosen yang akan pension tahun 2010? Siapa dosen yang ulang tahun hari ini? Dan seterusnya.
Untuk menjawab pertanyaan itulah dibutuhkan kreatifitas dan kerja keras. Menyusun data. Itu bisa dilakukan secara bertingkat dri lavel jurusan, fakultas, dll. Nah yang terjadi di IAIN selama ini “ah ngapo nak yo yo nian. Banyak nian gawe”…. ==bersambung==
Discussion about this post