A. Landasan Pemikiran
Pada tanggal 18 November 2012 Fakultas Adab IAIN STS Jambi mengadakan skonferensi internasional sebagai rangkaian dari Forum Dekan Adab se-Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) dengan mengusung tema “Merajut Peradaban Melayu Asia Tenggara; Memperkuat Budaya Lokal dalam Konteks Perubahan Global”. Konferensi ini kemudian menjadi landasan berpikir bahwa isu Melayu harus menjadi isu sentrel saat berbicara ke-Jambian. Para pembicara pada seminar tersebut menguatkan bahwa kajian-kajian tentang kemelayuan khususnya di Jambi harus menjadi perhatian semua pihak, dari pemerintah, masyarakat, hingga kaum akademisi.
Fakultas Adab menjadikan momentum ini sebagai pijakan untuk ‘menegakkan batang terendam’ dalam arti mencoba membangkitkan budaya Melayu yang semakin memudar dimakan zaman dan globalisasi. Sehingga, persoalan Kemlayuan tersebut tidak boleh berhenti dibicarakan. Lebih dari itu, ada kesadaran bersama bahwa Budaya Melayu khususnya Melayu Jambi perlu dibangkitkan melalui dunia pendidikan. Hal ini terbukti ada geliat baru dari kalangan akademisi dan praktisi di seluruh dunia untuk melihat dan mengkaji keberadaan dunia atau peradaban Melayu. Ini terbukti banyaknya pemikiran-pemikiran yang muncul pada saat dilaksanakannya ICJS (International Conference for on Jambi Studies).
Semu orang bersepakat bahwa Melayu itu dimulai dari Jambi. Melayu di dunia ini induknya adalah Jambi. Tetapi di sisi lain belum banyak kajian-kajian yang mendalam tentang Melayu di Jambi. Bahkan Melayu Jambi seakan mati dan hilang dibanding Melayu di tempat lain seperti Malaysia, Riau, Palembang, dll. Jika Melayu itu identik dengan islam., maka akan sangat baik jika pengkajian Melayu itu menyatu padu dalam pengkajian Islam. IAIN STS Jambi adalah perguruan tinggi yang paling tepat untuk meletakkan pengkajian Melayu tersebut. Meletakkan Pengkajian melayu di IAIN STS Jambi juga tidak bertentangan dengn visi dan misi IAIN STS Jambi, bahkan sejalan dan senafas.
Paling tidak ada 5 nilai strategis yang menjadi alasan untuk menjadikan IAIN sebagai basis Melayu di Jambi.
- Satu-satunya perguruan tinggi Islam yang ada di Jambi
- Memiliki sumberdaya manusia (dosen dan mahasiswa) yang memadai
- Positioning perguruan tinggi IAIN di percaturan kajian melayu dunia. Tidak ada perguruan tinggi lain yang benar-benar focus melakukan kajian melayu sehingga menjadi cirri khas kampusnya
- IAIN potensial menjadi kampus rujukan pengkajian Melayu di dunia
- IAIN memiliki input dari masyarakat Melayu Jambi seperti mahasiswa yang datang dari berbagai desa di lingkungan Provinsi Jambi. Keaslian Melayu masih sangat terasa.
Atas dasar pemikiran di atas, maka diperlukan adanya suatu badan atau organisasi yang memiliki kekuatan hukum (legal formal) yang bernaung di bahwa IAIN STS Jambi kemudian ‘bertanggungjawab’ melakukan kajian, seminar, publikasi, dan kegiatan-kegiatan akademis lainnya yang berfokus pada persoalan Kemelayuan.
B. Nama Organisasi
Setelah tim kerja pembentukan organisasi ini mengadakan beberapakali pertemuan dengan berbagai pihak, termasuk pihak luar kampus seperti Dewan Kesenian Jambi (DKJ), maka di dapatlah rumusan nama yaitu MELAYU INSTITUTE (Pusan Kajian Melayu).
C. Bentuk Organisasi dan Domisili
Organisasi ini merupakan Pusat Kajian yang semi otonom berada di bawah naungan Institut namun beroperasi dan berdomisili di Fakultas Adab. Fakutlas Adab adalah fakultas yang paling memungkinkan untuk meletakkan pusat kajian ini dengan berbagai pertimbangan strategis seperti:
- Fakultas Adab telah pernah mengadakan International conference yang membahas tentang sejarah dan kebudayaan Melayu dan Fakultas yang konsern terhadap persoalan sejarah dan kebudayaan
- Konferensi Internasional ini kemudian menjadi cikal bakal pikiran untuk membentuk jurusan atau prodi baru yaitu prodi Sejarah Peradaban Melayu.
- Fakultas adab telah memiliki Jurusa Serjah Peradaban Islam
- Fakultas Adab adalah Fakultas budaya yang sangat senafas dengan pengkajian peradaban Melayu
- Fakultas adab telah memiliki sumber daya Manusia yaitu dosen yang memiliki keilmuan atau keahlian sejarah dan peradaban
D. Kerja Sama
IAIN Juga harus bekerja sama dengan pihak-pihak luar seperti Pemda melalui dinas terkait. Juga yang paling memungkinkan adalah bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jambi yang selama ini sudah mulai bergerak melakukan pengkajian atas budaya melayu di Jambi. Pada tahap awal perlu dilakukan ikatan kerja sama (MoU) antara IAIN dan DKJ yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan berbagai program yang disusun bersama. Teah dibentuk tim kerja (Team Work) yang terdiri dari unsure IAIN dan DKJ.
E. Bidang Kajian Utama
Ada tiga hal besar yang akan dikerjakan oleh organisasi ini
- Penelitian / Reset
- Publikasi / Pusat informasi
- Kebijakan publik
F. Logo: seperti gambar
Discussion about this post