Malaysia Ketika Ku Dewasa
Dua ribu dua puluh kita kan bersama
Menampal koyak-koyak era
Saat itu aku telah dewasa tuk berlaga tuk menjadi ksatria
Kau taman sebiji benih
“Membentuk sebuah negara bangsa yang bersatu padu”
Aku pun kan memimpin negriku tuk membatu
Menyatu mengadu bahu
Menyusun angkasa meraik bintang
Menuai gemilang
Kau yakinkan
”Melahirkan sebuah masyarakat Malaysia yang bebas, teguh dan mempunyai keyakinan diri”
Aku telah menanam sendi itu di hulu Batang Hari
Di tepi Kelumpang
Ku telah titipkan separoh nyawa menimba yakin
Aku telah bebas menentukan negeriku.
Aku pemimpinnya
Kau ajarkan
”Membangunkan masyarakat demokratis yang matang”
Ayahku meletakkan demokrasi itu di atas tikar pandan
Tempat kami menyuap nasi
Di kebon karet, di ruang tamu, di atas bendul pondok.
Demokrasi itu adalah kata tanaman sanubari
Aku mematri walau ayah tak ada lagi
Aku pemimpin demokrasi itu
Kau sesumbar
”Membentuk sebuah masyarakat yang kukuh moral
dan etikanya dan utuh nilai keagamaannya”
Aku telah dewasa tuk kuasa
Demi Ilahi memaut janji tuk sama mengaji
Nilai ini kita bagi karena ia milik syurgawi
Moral negeri angka pasti walau mungkin kini sedang lali
Kau yakin memanen
“Mewujudkan masyarakat yang matang dan bersifat toleran”
Ku telah tanam mawar dan duku
Ku telah pesankan Hulil sipandai besi
Untuk tidak membuat pisau selain penyadap karet
Bukan belati tuk cabik nurani
Aku komando perang suci
Menharamkan setetes darah dihisap bumi
Mawarku pasti harum mewangi untuk berbagi setiap pagi
Kau telah bermipi
“Membentuk masyarakat yang bersifat sains serta progresif”
Aku baru saja mengirimi dukun-dukun komputer
Membuat website pemasarannya
Aku kirim ahli nujum meramu jiwa dengan ilmu bukan mantra
Mantra kuminta rubah menjadi enter
Kemeyan kan kurubah menjadi coklat, tuk dipasarkan
Kau berpuisi
”Mewujudkan masyarakat berbudi dan berbudaya penyayang”
Budi itu telah membesarkan hurup alif ku
Sayang itu telah melantun bersama deru buaiku
Bersama senandung manis bundaku
Bersama bahu ayah yang menggendongku ke humu.
Aku menyayangimu
Kau berjanji
”Menjamin pembentukan sebuah masyarakat yang adil ekonominya”
Dapurku adalah dapur rakyatku
Aku telah bangunkan kebun-kebun tuk mereka tanami
Rakyatku tak lagi mendatangimu tuk berkongsi tenaga
Kami punya sumber ekonomi milik kami sendiri.
Kau tetapkan
“Mewujudkan masyarakat yang makmur”
Aku janjikan tuk membuktikan
Rakyatku makmur
Rakyatku subur
Rakyatku bersyukur
Malaysia, itu janjimu 2020?
Itu juga asaku saat waktu itu datang
Aku pemimpin rakyatku
Malaysia 13 Desember 2008
(Note: petikan-petikan di atas adalah Cabaran Wawasan 2020 Malaysia)
Discussion about this post