Oleh: Bahren Nurdin, MA
Selamat datang kawan-kawan mahasiswa baru. Selamat, anda baru saja terpilih menjadi salah satu penerus intelektual bangsa ini. Hari-hari ini adalah awal keberadaan anda memasuki duni baru yang sebelumnya belum pernah ditempuh sama sekali. Welcome to ‘Dunia kampus’!
Apa yang baru? Banyak hal yang baru, dari teman baru, guru (dosen) baru, lingkungan baru, hingga tempat belajar (kampus) yang baru. Tapi saya tidak akan bahas itu pada artikel singkat ini. Saya hanya ingin sedikit mendiskusikan hakekat mahasiswa sehingga anda sebagai pendatang baru di dunia yang baru ini mendapat gambaran bagaimana sesungguhnya nuansa kehidupan yang akan anda jalani sekaligus mengetahui siapa diri anda sebenarnya.
Dengan memasuki dunia kampus, saat ini anda telah berubah status yang melekat pada diri. Dulu disebut siswa sekarang mahasiswa. Ingat, ada kata ‘maha’-nya. ‘Maha’ itu dapat diartikan sebagai sangat, teramat atau besar. Jadi, mahasiswa itu adalah siswa yang ‘sangat, besar, teramat’ (besar). Pertanyaan selanjutnya, apanya yang ‘maha’? Lahir dan bathin. Ways of thinking!
Maka dari kata ‘maha’ itu pula dapat dimaknai hakekat mahasiswa itu adalah sebagai kelompok ilmiah akademik, rasional, kritis, terbuka, aset bangsa dan pemimpin masa depan. Bagaimana tidak ‘maha’ jika unsur-unsur ini menjadi hakekat kehidupan mahasiswa. Mari kita diskusikan satu per satu secara singkat.
Pertama, mahasiswa itu sebagai kelompok ilmiah akademik. Apa itu ilmiah? Secara sederhana KBBI mendefinisikan ilmiah sebagai sesuatu yang ‘bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan’. Itu artinya, mahasiswa adalah sekelompok orang yang memiliki atau yang bergelut dengan hal-hal yang bersifat ilmu pengetahuan (belajar mengajar). Apa pun yang mereka lakukan harus dalam kerangka ilmu pengetahuan.
Maka dari itu, mahasiswa akan identik dengan hal-hal yang bersifat akademik seperti buku, perpustakaan, seminar, presentasi, penelitian, diskusi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, jika ada mahasiswa yang jauh dari hal-hal ini maka dia menyalahi kodratnya sebagai mahasiswa. Ini perlu ditegaskan dengan para mahasiswa baru yang baru saja menginjakkan kaki di dunia kampus. Perlu diperingatkan bahwa mulai hari ini, dunia anda itu adalah dunia ilmu.
Kedua, kritis dan terbuka. Ini konsekuensi logis dari ilmu pengetahuan. Orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan maka ia akan memiliki daya kritis yang tinggi dan terbuka akan ‘dunia luar’. Kritis artinya siap berdialektika dengan pemikiran dan lingkungan yang mengitarinya. Mengedepankan idealisme dan objektivitas dalam melihat sesuatu.
Maka dari itu, seorang mahasiswa itu tidak boleh menutup dirinya dari barbagai hal yang ada disekitarnya. Hari-hari yang dilalui akan disibukkan dengan pemikiran-pemikiran pencarian ‘kebenaran’. Mahasiswa akan bergelut dan bergulat dengan ide dan gagasan.
Ketiga, asset bangsa dan pemimpin masa depan. Dengan segala potensi yang dimiliki oleh mahasiswa maka tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa adalah harapan bangsa yang akan meneruskan estapet kepemimpinan bangsa ini di masa yang akan datang. Mereka yang kini memimpin negara ini adalah mereka yang dulu menjadi mahasiswa (walaupun tidak semua). Jika begitu, bagaimana corak dan nasib bangsa ini di masa depan sangat ditentukan bagaimana mahasiswa hari ini. Jika mahasiswa hari ini memiliki berbagai prestasi di berbagai bidang, maka berprestasilah bangsa ini kelak. Dan, sebaliknya.
Unsur-unsur ini tentunya menjadi hal yang baru bagi anda sabagai mahasiswa baru. Itulah hakekatnya diri anda sebagai mahasiswa. Inilah kehidupan baru anda!
Akhirnya, label ‘maha’ pada mahasiswa menyiratkan banyak hal tentang kehidupan seorang mahasiswa. Kini kehidupan baru itu sudah segera akan dimulai. Hiduplah dengan sebenar hidup sesuai dengan hakekatnya hidup seorang mahasiswa. Selamat menempuh hidup baru! #BNODOC24108302017
*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post