Oleh: Bahren Nurdin, MA
Hari ini, 6 Januari 2018 Provinsi Jambi memasuki usia 61 tahun. Selamat Ulang Tahun, wahai Bumi Sulthan Thaha! Tapi sungguh, ulang tahun kali ini merupakan tahun yang ‘istimewa’ karena beberapa waktu lalu sejumlah pejabat pemerintah ditangkap tangan oleh Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) karena tengah melakukan tindak pidana korupsi (suap-menyuap). Beberapa diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka, dan yang lainnya sedang diperiksa sebagai saksi, termasuk kepala pemerintahan; Gubernur Jambi.
Tragis dan memalukan! Saya berani mengatakan bahwa hal ini tragis dan memalukan karena sangat kontra produktif dengan apa yang telah dijanjikan oleh Pasangan Zumi Zola dan Fachrori Umar dalam janji politik mereka pada saat kampanye dulu. Masyarakat pasti belum lupa bahwa mereka pernah memberikan 14 janji politik kepada masyarakat. Pada butir ke 5 jelas sekali tertera ‘TIDAK KKN’.
Betul, yang ditangkap secara langsung bukan ZZ dan FU, tetapi bagaimana pun mereka yang sekarang mengenakan rompi orange itu adalah orang-orang ‘ring satu’ pemerintah ini. Itu artinya, tetap saja merupakan kegagalan pemerintah ini dalam mengawal apa yang telah dijanjikan. ‘Kau yang berjanji, kau yang mengingkari’, lirik lagu Rhoma Irama dalam kisah Kegagalan Cinta.
Apa makna semua ini? Partama, paling tidak lebih kurang dua tahun perjalanan pemerintahan Jambi Tuntas telah gagal mengawal janji politiknya sendiri, khususnya untuk tidak korupsi. Padahal dulu, masyarakat juga pasti masih ingat bagaimana ‘perang opini’ yang dilakukan pasangan ini untuk menyerang ‘lawan politik’ mereka pada saat kampanye dengan isu anti KKN. Kini yang kepercik muka sendiri!
Kedua, agaknya sampai hari ini, pemerintah masih sangat sibuk dengan dirinya sendiri. Dari awal dilantik hingga hari ini berita tentang pemerintahan yang ‘hot’ masih berputar-putar menyangkut ‘cucuk-cabut’ pejabat. Masih ingat rame-rame pelantikan 600an pejabat yang menghebohkan itu? Pasti belum lupa karena baru saja usai! Lantas kapan bekerjanya? Kapan memikirkan rakyatnya?
Pertanyaan ini tentu sangat penting karena masih terlalu banyak janji politik yang harus ditunaikan. Waktu terus berjalan. Jika dua tahun pemerintahan belum mampu maksimal melaksanakan janji politik, maka dipastikan hanya tersisa paling satu tahun ke depan yang memungkinkan pemerintah ini bisa fokus bekerja karena diyakini pada dua tahun terakhir masa pemerintahan sudah akan disibukkan lagi oleh persiapan pilkada selanjutnya. Lagi-lagi untuk diri mereka sendiri.
Ketiga, suara rakyat dikibiri. Terpilihnya pasangan ZZ dan FU tentunya adalah atas kepercayaan masyarakat Jambi yang telah memberikan suara mereka pada saat pilkada yang lalu. Tentu saja, rakyat Jambi menginginkan yang terbaik sebagai mana juga slogan yang telah mereka usung ‘Jambi Lebih Baik’. Kini, hampir dua tahun pemerintahan berjalan, apanya yang lebih baik? Atau paling tidak, adakah tanda-tanda akan menuju ‘lebih baik’ itu? Ditangkapnya para pejabat teras oleh KPK beberapa lalu, seolah memeberi tanda suara rakyat yang diberikan kepada pemerintah ini telah dikibiri. Kepercayaan masyarakat dikhianati!
Baiklah, masih ada waktu. Belum terlambat! Apa yang dapat dilakukan dengan sisa waktu yang ada? Tidak ada kata lain kecuali fokuslah bekerja untuk rakyat. Sudahi ‘bongkar-pasang’ pejabat. Maksimalkan semua sumberdaya yang ada untuk merealisasikan janji-janji politik yang telah dibuat. ‘Paksa’ para pejabat dan seluruh aparatur negara di provinsi ini untuk berjibaku menggapai impian yang bernama ‘Jambi TUNTAS’ (Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil dan Sejahtera). Tuntaskan! ‘Jangan sampai idak’, kato orang Jambi.
Hanya dengan cara itulah paling tidak dapat mengobati kekecewaan masyarakat saat ini. Jangan biarkan masyarakat pesimis. Bangun optimisme mereka. Masyarakat tidak akan pernah berhenti beharap dan berharap. Mereka memang tidak bisa berbuat banyak selain memberikan kepercayaan dan menanti janji-janji pemerintah yang telah diumbar. Selebihnya, diserahkan pada para penguasa yang sedang memimpin.
Akhirnya, hadiah ulang tahun Provinsi Jambi kali ini sangat ‘istimewa’ dari KPK. ‘Kue tart’ itu bernama OTT. Hal ini telah membuktikan bahwa pemerintah gagal menunaikan janji politiknya untuk TIDAK KKN. Namun demikian, masyakarat tidak akan habis harap dan akan selalu mendoakan yang terbaik. Semoga di sisa waktu yang masih ada, kedepannya pemerintah ini mampu maksimal menggapai impian ‘Jambi Tuntas’. Amin.
*Akademisi UIN STS Jambi dan Ketua Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi [KOPIPEDE] Provinsi Jambi.
Discussion about this post