Oleh: Bahren Nurdin, MA
Beberapa hari ini masyarakat Jambi merasa dihantui oleh banyaknya tindakan-tindakan kriminalitas yang terjadi. Paling tidak seminggu terakhir telah terjadi lebih dari tiga kasus perampokan dan pembunuhan. Beberapa nyawa kemudian harus berakhir di tangan para ‘algojo’ jalanan yang kejam dan sadis. Bangsa ini seakan kemunculan kaum barbarian.
Dari kejadian-kejadian itu dapat dilihat bahwa tidak hanya kuantitas (jumlah) saja yang bertambah tapi juga kualitas kekejaman dan kesadisan juga meningkat. Senjata yang digunakan pun tidak tanggung-tanggung, dari senjata tajam hingga senjata api. Dari pisau sampai pistol. Dor!
Pertanyaannya cuma dua; mengapa dan bagaimana. Mengapa mereka melakukan kriminalitas? Bagaimana atau upaya apa yang dapat dilakukan untuk menyapih (mencegah) terjadinya tindakan kejahatan tersebut?.
Sejauh ini belum ada sebuah penelitian akademis yang benar-benar dapat dijadikan pijakan pasti penyebab semakin meningkatnya tindakan kekerasan tersebut. Apa yang beredar di tengah masyarakat saat ini hanya sebatas pendapat dan asumsi-asumsi yang dikembangkan oleh masyarakat dan media. Asumsi paling kuat disebabkan oleh desakan ekonomi. Agaknya sangat perlu diperjelas. Kebutuhan ekonomi yang bagaimana yang membuat seseorang harus ‘tega’ melakukan kejahatan apa lagi sampai menghilangkan nyawa orang lain.
Apakah karena tidak sanggup membeli kebutuhan sehari-hari seperti beras dan lauk pauk kemudian orang akan melakukan kriminalitas? Rasanya agak sulit diterima akal sehat jika orang merampok hanya benar-benar untuk mendapatkan sesuap nasi. Membunuh orang lain untuk mendapatkan beras. Maka jika begitu dapat diyakini bukan desakan ekonomi semacam ini yang terjadi. Bukan persoalan perut tapi cenderung gaya hidup.
Kebutuhan akan gaya hidup pun memerlukan penjelasan yang panjang. Apakah untuk membeli mobil mewah, rumah megah, hp canggih, pakaian bermerek, dan lain-lain kemudian orang tega menghabisi nyawa orang lain? Kita yakini tidak juga. Lantas yang bagaimana?
Agaknya di sinilah keterkaitan antara tindakan kriminalitas dan narkoba. Jika kita tarik garis lurus, akhir-akhir ini peredaran narkoba semakin merajalela. Berita-berita penangkapan para pengedar dan pemakai zat-zat adiktif tersebut nyaris setiap detik terjadi. Polri dan BNN (baik provinsi mau pun kota/kabupaten) seakan tidak bisa bernafas. Satu ditangkap hari ini, besok muncul sepuluh bahkan ratusan atau ribuan. Itu jika yang tertangkap. Bagaimana yang masih ‘gentayangan’?
Melalui artikel ini saya hanya ingin mengatakan bahwa kriminalitas yang kerap terjadi bukan merupakan kejadian tunggal. Kriminal dan narkoba bagai dua sisi mata uang. Terpisah tapi merupakan satu kesatuan. Dengar saja beberapa kisah para pecandu atau mantan pecandu tentang kebutuhan mereka akan uang untuk mendapatkan narkoba.
Pada suatu seminar BNN Kota Jambi pernah menghadirkan seorang mantan pengguna. Kisah itu saya tuangkan dalam artikel “Jihad Narkoba” yang pernah saya tulis dan dipublis oleh beberapa media. Saya cuplikan cerita salah seorang mantan pecandu bagaimana ia harus mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan akan narkoba. Semua barang-barang milik orang tuanya sudah dijual. Bahkan ia sampai mencuri cincin emas di jari ibunya yang sedang tertidur. Mencuri dan merampok di jalanan adalah cara-cara yang paling sering dilakukan untuk mendapatkan uang dengan mudah. Aksi-aksi kejahatan selalu disertai kekerasan dan bahkan tidak jarang berakhir dengan pembunuhan. Satu-satunya yang diinginkan adalah memiliki uang untuk ‘distor’ ke bandar setiap saat.
Jika begitu, untuk ‘menyapih’ kriminalitas yang tejadi saat ini harus benar-benar memperhatikan akar masalahnya. Dapat diyakini penyebab terbesar terjadinya tindakan kejahatan itu berkaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba. Semakin marak peredaran narkoba maka semakin tinggi tingkat kriminalitas yang terjadi. Buktikan saja!
Akhirnya, narkoba ternyata memang telah menimbulkan dampak kerusakan yang luar biasa bagi masyarakat. Salah satu kerusakan itu adalah menjadi penyebab tingginya tingkat kejahatan. Kriminalitas yang kerap terjadi membuat masyarakat merasa terancam setiap saat dan kehilangan rasa nyaman dan aman. Saatnya bersama-sama memerangi narkoba untuk mengurangi kriminalitas.
#BNODOC8224032017
*Akademsi dan Pengamat Sosial, tinggal Jambi.
Discussion about this post