Siapa yang paling berperan menentukan para pemimpin bangasa ini? Jawabannya sudah sangat jelas yaitu masyarakat (ummat). Di tangan masyarakatlah siapa-siapa yang pantas dan layak untuk dijadikan pemimpin di berbagai level. Dan sebaliknya, jika ada pemimpin yang tidak sesuai dengan keinginan, yang paling bertanggung jawab adalah masyarakat pula.
Titik persoalannya adalah apakah mekanisme yang dilakukan selama ini sudah mampu menjadi media bagi masyarakat untuk memenuhi kehendak mereka? Apakah sistem yang ada telah memberikan kesempatan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menentukan pilihan?
Harus diakui bahwa demokrasi di negeri ini sedang berproses. Belum final. Ide-ide dan gagasan tentang mendapatkan pemimpin ideal terus di-ikhtiarkan. Peraturan dan perundang-undangan terus bergerak dinamis menyesuaikan kehendak zaman. Tidak ada kata menyerah selagi semua itu untuk kemaslahatan bersama. Namun harus pula dicatat, pergerakan itu tidak boleh mencederai konstitusi yang telah ada dan semangat reformasi yang sejak lama telah disepakati bersama.
Maka pada Miladnya yang ke-83 dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), organisasi masyarakat (Ormas) Al-Ittihadiyah telah merumuskan sebuah ide cerdas untuk memilih pemimpin di negeri ini. Hal ini digagas oleh Ketua Umumnya Dr. Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si dan kemudian menjadi agenda penting musyawarah kerja yang dilaksanakan di Bogor pada tanggal 27 Januari 2018 lalu. Gagasan ini selanjutnya menjadi rekomendasi yang telah disampaikan kepada masyarakat luas dan para stakeholder melalui berbagai media.
Gagasan besar ini tentunya harus mendapatkan perhatian penuh dari berbagai pihak karena merupakan tawaran solutif terhadap krisis kepemimpinan akhir-akhir ini. Ada beberapa alasan mendasar mengapa konvensi ormas menjadi pilihan tepat untuk memilih pemimpin ‘jaman now’. Pertama, massif. Saya tidak ingin menyebutakan satu per satu nama ormas yang ada di negeri ini. Saya sangat yakin bahwa jumlahnya jauh lebih banyak dibanding organisasi lainnya, termasuk organisasi politik. Itu artinya, tanpa mengecilkan makna kehadiran organisasi lain, ormas lebih massif dan berada di seluruh lapisan masyarakat. Dari sisi jumlah, ormas lebih mewakili kehendak rakyat!
Kedua, merata dan mewakili berbagai lapisan masyarakat. Kehadiran ormas sudah dapat dipastikan berasal dari kepentingan masyarakat. Ormas sepenuhnya milik masyarakat karena memang ia dibentuk atas kehendak dan kepentingan masyarakat. Itu artinya, sebuah ormas tumbuh dari akar rumput (grass root) yang massanya berada pada seluruh tataran masyarakat. Ormas yang besar dan kuat dipastikan pula memiliki anggota dan pendukung di seluruh penjuru nusantara. Mereka yang menjadi anggota dan pengikut pun merupakan kehendak pribadi tanpa paksaan dari pihak lain. Jika demikian, keterwakilan suara rakyat melalui ormas akan lebih dapat dipercaya!
Ketiga, satu suara dan satu komando. Terbentuknya sebuah ormas didasarkan atas keinginan dan kehendak yang sama secara bersama-sama. Sudah sepantasnya pula para anggota yang terhimpun pada ormas tersebut akan mengikuti seluruh keputusan yang dikeluarkan oleh para pemimpin mereka. Walaupun tidak dipungkiri, ada juga beberapa ormas yang anggotanya ‘membelot’ dari keputusan pimpinannya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Itu hanyalah dinamika dalam berorganisasi, namun secara umum dapat dikatakan kasus-kasus semacam ini prosentasenya sangat sedikit dan cenderung masih bisa dikendalikan.
Hal lain sebagai alasan bahwa ormas lebih satu komando karena pimpinan suatu ormas biasanya merupakan tokoh-tokoh yang sangat dihormati oleh para anggotanya. Kehadiran tokoh para pemimpin ormas majadi salah satu pertimbangan kuat sebagai alasan bergabungnya seseorang menjadi anggota pada suatu ormas. Keputusan ormas, keputasan rakyat!
Masih banyak lagi alasan-alasan lain selain tiga hal yang telah saya ulas di atas. Intinya, tidak dapat dibayangkan dahsyatnya pergerakan ini jika ormas-ormas yang ada di negeri ini menyatukan kekuatan dan melakukan konvensi untuk memilih pemimpin negeri ini dari level yang paling atas hingga tingkat terbawah; dari presiden hingga kepala desa (kades). Ini adalah kekuatan hebat yang dimiliki ummat. Saatnya ormas memperkuat perannya untuk ummat!
Ormas Al-Ittihadiayah telah membulatkan tekad unutk menghimpun kekuatan ini dengan merajut persatuan dan kesatuan ummat melalui ormas-ormas di seluruh nusantara. Sesuai nama yang melekat pada dirinya, Al-Ittihadiyah, dilihat dari sudut etimologi, ittihād (al-Ittihād) berarti persatuan. Latar belakang historis didirikannya ormas ini pun (tahun 1935) adalah untuk menyatukan ummat yang telah dengan sengaja dipecah belah oleh para penjajah. Sekali lagi, ormas bersatu, pemimpin bangsa bermutu!
Akhirnya, konvensi ormas harus dilihat sebagai gagasan cerdas untuk mentukan pemimpin di negeri ini. Saatnya ormas menjadi kekuatan masyarakat yang mampu menunjukkan kontribusi nyatanya dalam memilih pemimpin mereka sendiri. Tapi ingat, kekuatan ormas hanya bisa dibangun melalui persatuan. Persatuan adalah kata kunci. Ormas Al-Ittihadiyah telah menyatukan i’tikad dan kehendak dari dulu hingga ‘jaman now’ untuk mempersatukan ummat, Insya Allah!
Discussion about this post