Friday, September 22 2023
Berilmu dan Beramal
  • PENGURUS
  • SAMBUTAN KETUA
  • SEJARAH
  • KONTAK
  • LEGALITAS
  • MISI, VISI & LOGO
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
Berilmu dan Beramal
No Result
View All Result

KOMPETISI TANPA MEMBENCI

10/11/2019
in MOTIVASI
A A
ShareTweetSendScan

Setiap orang dipastikan ingin manjadi nomor satu. Siapa pun dia pasti ingin diakui yang terhebat dan tampil sebagai pemenang. Ini adalah salah satu sifat bawaan manusia yang dianugrahkan oleh Allah untuk mengarungi hidup ini. Dengan sifat ini kemudian manusia akan terus berikhtiar untuk menjadi yang terbaik.

Jika sudah setiap orang menginginkan hal yang sama, maka dampak logisnya adalah terjadinya kompetisi (rebutan). Sederhananya, jika ada satu bola diperebutkan oleh sebegitu banyak orang, maka akan terjadi pelombaan untuk merebut bola tersebut. Diyakini hanya orang terbaiklah yang akan mendapatkannya.

Artikel Terkait

PEMILIHAN REKTOR UIN STS JAMBI: Saatnya Menjadi Akademisi Sejati

27/07/2023

ANDA JUGA KORBAN NARKOBA: FENOMENA GUNUNG ES

26/10/2021

COVID 19: SAATNYA INGAT MATI

04/08/2021

NILAI-NILAI QURBAN

04/08/2021

Persoalannya, bagaimana kompetisi itu dilakukan? Hal ini yang menarik untuk diperbincangkan pada artikel singkat ini. Untuk memenangkan suatu kompetisi itu artinya harus ‘menyingkirkan’ banyak orang. Seorang atlit bela diri harus menjadi pemenang dengan memukul jatuh lawannya di dalam arena. Seorang pelari harus berlari meninggalkan lawan-lawannya. Seorang politisi harus mengumpulkan sejumlah suara pendukung untuk mendapatkan kekuasaan. Seorang siswa harus lebih unggul dari teman sekelasnya agar menjadi rangking satu. Dan seterusnya.

Apa pun kompetisi yang dilakukan, maka akan tercipta dua kutup yang berlawanan yaitu pemenang dan pecundang. Siapa yang terbaik akan keluar sebagai ‘the winner’, dan yang terkalahkan akan menepi dengan label ‘the looser’.

Namun harus dicatat, pemenang sejati adalah siapa saja yang mampu memenangkan pertandingan tapi lawan merasa tidak dikalahkan.

Itulah yang sering saya sampaikan bagaimana melakukan kompetisi tanpa membenci. Membuat orang yang dikalahkan merasakan kebahagiaan dengan kemenangan sang juara. Orang-orang yang dikalahkan menerima kekalahan mereka dan bahkan mendukung kemenangan yang diperoleh. Itu baru keren!

Jika begitu, untuk keluar sebagai pemenang, tugasnya tidak hanya memenangkan pertandingan tetapi juga memenangkan hati orang-orang yang dikalahkan. Jika ada orang yang menang tapi lawan tidak bisa menerima kemenangan tersebut maka kemenangan itu belumlah lengkap. Kemenangan dengan menggoreskan luka di hati lawan adalah kemenangan yang masih ‘cacat’.

Agar suatu kemenangan itu menjadi begitu sempurna, maka kompetisi yang dilakukan tidak boleh menggunakan cara-cara yang tidak terhormat. Salah satu cara terhormat itu adalah dengan mengikuti aturan main yang sudah ada. Kompetisi apa pun diyakini memiliki aturan main atau peraturan yang harus diikuti oleh para peserta kompetisi. Maka, pemenang sejati tidak akan melanggar aturan untuk menjadi pemenang.

Kemenangan yang didapat dari sebuah kecurangan hakekatnya bukanlah sebuah kemenangan tapi sebuah kegagalan yang nyata. Kemenangan semacam ini dapat dipastikan tidak akan mendatangkan kepuasan apa pun bagi dirinya. Bahkan sebaliknya, banyak diantara mereka yang memenangkan suatu kompetisi dengan kecurangan membuat diri mereka semakin tertekan dan merasa bersalah terhadap diri dan orang lain. Jika pun disanjung dan dijunjung, sesaat pada ‘pesta’ kemenangan itu saja, setelahnya akan terlupakan. Namun pemenang sejati akan terus terpatri di hati.

Ingatlah bahwa kompetisi dalam hidup ini adalah sebuah keniscayaan. Bukankah kita yang hidup hari ini adalah juga hasil kompetisi satu sel benih (spermatozoa) yang berhasil membuahi satu sel telur (ovum). Tapi kompetisi itu kemudian tidak membuat benih-benih yang lain ‘sakit hati’. Boleh jadi, benih-benih lain mengucapkan selamat dan sukses dengan penuh kebanggaan.

Akhirnya, jadilah pemenang sejati dalam hidup ini. Lakukan kompetisi apa pun tanpa harus membenci. Pemenang sejati akan memenangkan pertandingan dengan beridiri di atas aturan main dan peraturan yang ada juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran. #BNODOC268092017

*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi

 

sumber foto: https://znaxar.net

Next Post

MINDSET: MEROBOHKAN TEMBOK MASA LALU

MEMERDEKAKAN DIRI DENGAN MENULIS

GOAL SETTING: MENJADI MAHASISWA ‘SMART’

Discussion about this post

About Me

Horrison Rose

Passionate Blogger

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Popular

PARPOL DAN PENDIDIKAN POLITIK

2 weeks ago

PEMILU 2024: Menjaring Caleg Berkualitas

2 weeks ago

MONEY POLITIC: Ancaman Pemilu 2024

2 weeks ago

POLITIK IDENTITAS: Kekuatan atau Kelemahan?

2 weeks ago
Berilmu dan Beramal

© 2019 Yaqin - Komplek Bahri Makmur Blok J, No 6, RT 22/03, Jaluko – Muaro Jambi – Jambi – Indonesia. Kode Pos 36361. Developed by Ara.

  • Disclaimer
  • Kontak
  • Legalitas
  • Misi, Misi & Logo
  • Pedoman
  • Pengurus
  • Sambutan Ketua
  • Sejarah

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE