SIAPA PUN YANG MENGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN KE SAYA, MEREKALAH YANG MEMBENCI SAYA.
Pada tanggal 30 Desember 1979 saya memulai jatah hidup yang telah Allah tetapkan. Saya tidak tahu berapa lama jatah umur untuk saya hidup di muka bumi ini. Katakanlah sama dengan umur Rosulaullah yaitu 63 tahun. Itu artinya, hari ini (30 Desember 2016) jatah saya tinggal 26 tahun lagi. Setiap tahun jatah itu terus berkurang. Saya kehilangan umur. Mengapa kawan-kawan senang dan bahagia? Mengapa kawan-kawan ucapin selamat? Mengapa kasih saya kue? Mengapa tega sekali? Senang ya melihat saya kehilangan?
Harusnya kawan-kawan sedih dan mengingatkan saya bahwa saya sudah semakin dekat dengan kematian. Melawati hari dimana kita dilahirkan adalah sebuah PERINGATAN TAHUNAN bahwa jatah hidup semakin berkurang. Ulang tahun ‘warning’ yang paling nyata untuk terus introspeksi dan memperbaiki diri. Dunia ini pasti akan ditinggalkan!
Capaian-capaian duniawi harus selalu di banding-bandingkan dengan capaian ukhrowi. Jangan sampai terlena dengan prestasi-prestasi semu di dunia ini. Tetapi teruslah gigih dan merasa kurang dengan capaian-capaian bekal kematian (akhirat). Ulang tahun adalah momentum paling pas untuk saling bertawasi. Saling menasehati dalam ketaqwaan dan kesabaran. Harusnyalah di ulang tahun ini kita menangis bersama melihat betapa kurangnya bekal itu.
Menangis bukan berarti bentuk pengingkaran dari kesyukuran atas segala nikmat Allah akan umur. Tapi menangis adalah bentuk syukur itu sendiri karena menyadari dan menyesali bahwa jatah umur yang diberikan tidak sebanding dengan penghambaan yang diberikan kepadaNya. Menangis ketika menyadari bahwa jatah hidup berkurang tapi bekal masih sangat minim karena terlena ‘indahnya’ pemandangan di dunia. Menangis karena khawatir akan umur yang dihabiskan sia-saia.
Maka dari itu sahabat-sahabatku semua, janganlah kalian bersuka ria hari ini. Sedih rasanya jika kawan-kawan senang dan bahagia melihat saya semakin kurang jatah umur. Ucapan selamat yang kawan-kawan berikan sama halnya kalian bahagia kalau saya cepat mati. Harusnya bukan ucapan selamat dan bahagia tapi turut sedih dan berduka cita atas berkurangnya umur saya.
Maunya saya, saya ingin tidak ada tanggal 30 Desember itu biar umur saya tidak berkurang. Tapi kan tidak bisa. Maka, di hari yang ‘menyedihkan’ ini, saya hanya berharap dengan sahabat-sahabat semua untuk kita dapat saling menasehati (tawasi). Ingatkan segala kesalahan-kesalahan saya agar saya bisa terus memperbaiki diri. Dan lupakan jika ada kebaikan sebesar biji zarah yang pernah saya lakukan. Lupakan saja. Saya pasti sedih jika kawan-kawan bahagia dengan mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya. Saya KEHILANGAN jatah hidup malah kalian syukurin. Tega sekali?
Saya tidak rindu ucapan selamat kawan-kawan tapi ingin sekali mendapatkan nasehat-nasehat sahabat semua. Sampaikan langsung kepada saya. Saya ucapakan beribu terima kasih.
Discussion about this post