Pagi ini saya kedatangan tamu di ruang kerja, Melayu Institute IAIN STS Jambi, berpakaian dinas Kantor Pos. Dua orang tamu itu adalah Bapak Herizal sebagai Manajer Pemasaran Pos Jambi dan Bapak Abd Wahab sebagai Manajer Outlet. Kedatangan kedua petinggi Pos Jambi ini ingin mengklarifikasi dan berdiskusi atas tulisan saya yang dimuat di media sosial beberapa hari lalu.
Sebagaimana diketahui pada tanggal 26 Agustus 2015 saya memposting sebuah tulisan yang berjudul “KANTOR POS JAMBI MENGECEWAKAN!”. Tulisan tersebut saya posting di tiga media social sekali gus. Webblog pribadi saya: https://bahren13.wordpress.com/2015/08/25/kantor- pos-jambi-mengecewakan/.Facebook:https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1637088506576607&id=100008264190297&substory_index=0.kompasiana.com:http://www.kompasiana.com/bahren_nurdin/kantor-pos-di-jambi-mengecewakan_55dceb848023bd55089fd72f Dari postingan saya di tiga media social tersebut ternyata telah banyak mendapat tanggapan dari barbagai kalangan. Seperti biasa, pro dan kontra. Seperti biasanya pula saya selalu tegaskan bahwa setiap tulisan saya tidak pernah bermuatan apa pun, kecuali satu; kemaslahatan ummat. Pro dan kontra adalah hak semua orang. Hak saya menulis, hak pembaca membaca. Selebihnya saya tidak punya kuasa apa-apa.
Begitu juga dengan tulisan saya mengenai Kantor Pos tersebut. Tentu di luar kuasa saya jika kemudian tulisan tersebut sampai ke meja direksi Pos Indonesia pusat sehingga membuat para jajaran menejemen Pos Jambi harus membahasnya di meja rapat manajemen. Saya juga tidak bermaksud untuk menyakiti siapa pun. Begitulah faktanya hari ini, sebuah tulisan yang telah masuk ke duania maya, ia bagai anak panah melesat ke mana saja dan mengenai siapa saja. Dan itu pula kekuatan sebauh tulisan sebagaimana kata-kata Napoleon “empat surat kabar yang kritis lebih berbahaya dari seribu bayonet”.
Karena tulisan saya itu tidak memiliki muatan apa pun kecuali mengharapkan sebuah perbaikan sebagaimana saya juga tuliskan pada artikel itu “Sebagai masyarakat, jika ada manajemen POS INDONESIA membaca tulisan ini, MOHON DIBENAHI. Berikanlah layanan kepada masyarakat dengan HATI dan HATI-HATI”, maka tidak perlu pula Kantor Pos Indonesia meminta maaf kepada saya. Dan saya tidak memiliki dendam apa pun. Yang saya dan masyarakat butuhkan saat ini adalah perbaikan. Saya setuju dengan Pak Herizal bahwa ada kesalahan prosedur (SOP) yang dilakukan oleh petugas di lapangan (frontliner / CS). SOP-nya sudah jelas, tapi mereka melanggarnya. Nah, hal-hal semacam inilah yang jauh lebih penting kita perbaiki ke depan. Sebagai sesama manusia yang penuh dengan hilaf dan alfa, kita telah saling memaafkan. Saya secara pribadi juga minta maaf jika tulisan itu telah mengusik Bapak-Bapak semua. Kita sepakat, bapak benahi manajemen sebagaimana mestinya, saya klarifikasi kepada masyarakat luas. Setuju!
Akhirnya, terima kasih atas kunjungan Pak Herizal dan Pak Wahab ke kantor saya. Semoga diskusi ini menjadi informasi baik bagi seluruh rakyat Inodesia khususnya pengguna jasa Pos Indonesia di Kota Jambi. Saya yakin i’tikat baik Bapak-Bapak untuk berdiskusi dan melakukan klarifikasi seperti ini akan terus menambah kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa Pos Indonesia. Semoga.
Discussion about this post