Ketika Senja Menjelma
******
Subuh belum benar-benar utuh
Di ufuk sana si pembawa cahaya masih belum berangkat
Merangkak kan memberi sinar
Mengusir embun yang masih asyik melingkar
Masih gelap menuju terang
Masih subuh belum utuh
Baru mencoba menata kata yang terurai bersurai
Niat sukma hendak melukis ribuan bait cinta
Memahat prasasti di atas ribuan batu hati
Mencetak semua kata yang terletak
Kini subuhku belum utuh, kami ragu
Rapuh
Di ufuk sana senja menjelma
Dengan berjuta lara di hari tua
Pencinta kata lari tak peduli
Segala sakit ditanggung sendiri
Ketika kata menjadi renta tak berharga
Royalti menepi menyusuri hari
Tak ada lagi
Tak peduli
mati
Ooo…ini negeri yang tak menghargai budi
Ini negeri nan amali
Angkat topi pada pencuri
Hormat pada penghacur negeri
Melupakan anak negeri penanam budi pengharum pertiwi
Wahai penyair tua
yang telah mengukir hati pertiwi
kau telah antar kata hingga ujung dunia
mengenalkan aksara nusantara pada semua bangsa
harta kita hanya kata
royalti kita hanya arti
Pujangga
Usah kau dera bangsa kita dengan air mata
Ia juga lara
Usah kau tangisi negeri ini
Usah kau tangisi semua tak peduli
Semua amali.
Malaysia, 18 Desember 2008
(Saya hanya bisa merbagi doa semoga NH Dini diberi ketabahan menghadapi hari senjanya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, Amin)
Discussion about this post