Ketika Rembulan di Tanganku
Malam telah sempurna
Purnama mengembang benderang
Alam bersabda tersenyum ranum dan anggun
Kepak-kepak malam mengibas daun-daun jendela
Purnama indah diujung mata
Didalam khayal buah tidur
Kujemput ia diawan sana
Kulepas kaki tempat berpijak
Kuyakin bulan seindah purnama
Bercahaya untuk menghiburku ketika lara
Membuat kustersenyum saat gundah gulana
Aku ceroboh aku bodoh aku salah
Kini rembulan di telapakku
Kupeluk dengan nafsu palsu
Ia panas membara
Membakar berkobar tiada sabar
Menerjang berdentang-dentang
Tak ada senyum yang menghibur
Tak ada tawa yang mempesona
Tak ada sinar yang menggoda
Yang kutuai hanya kecewa, duka, dan lara
karena terlalu dekat dan nyata
Rembulan yang kini di genggamku
Tak kan kukembalikan walau harus meregang
Tak kan kulepas hingga tak ada nafas
Biarlah panas mengganas di ruang hati
Biarlah kecewa betimbun-timbun sampai ke ubun
Karena pilihanku memelukmu, rembulan
Walau terkadatang ratap merayap
Hanya pelepas tanya para pengembara
Harusnya tak kupegang
Cukup kupandang
Harusnya tak kupeluk
Cukup kunikmati bila kau sampai di upuk
Harusnya tak kumiliki
Biarkan engkau milik Ilahi
Tak kan ada sesal dalam hari
Esok pasti dijemput mentari pagi
Biar kucari sendiri kepingan-kepingan asa itu
Di sela-sela cahaya membara yang memanggang jiwa
Rembulan, kau selalu milikku
Karena kau pilihanku
Karena kau ditanganku
Pilihanku menjemputmu. Salahku.
Malaysia, 16 Desember 2008
Discussion about this post