Pesta agung demokrasi baru saja usai. Hiruk pikuk kampanye telah disudahi. Pertarungan para kontestan telah pula berpuncak pada tanggal 19 Juni 2010 yang lalu. Masyarakat Jambi telah berazam untuk menentukan pemimpin mereka sendiri melalui pemilihan kepala daerah secara langsung (Pemilu Kada). Satu hal yang perlu dicatat dari pesta demokrasi ini adalah bahwa rakyat Jambi sepantasnya diberikan apresiasi atas sebuah kedewasaan berpolitik yang semakin mapan. Tanpa mengabaikan berbagai persoalan selama pelaksanaan Pemilu Kada ini, paling tidak perhelatan ini boleh dikatakan sukses dengan tidak terciptanya kondisi-kondisi kisruh seperti di berbagai daerah lainnya. Para kandidat yang ‘bertempur’ telah pula membuktikan janji mereka untuk ‘siap menang dan siap kalah’. Yang kalah telah menerima kekalahan dengan legowo dan yang menang tidak pula show of force menunjukkan kehebatan mereka secara berlebihan. Bravo rakyat Jambi..!
Melalui tangan raknyatnya sendiri pasangan Hasan Basri Agus (HBA) dan Fachrori telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi secara resmi sebagai pemilik suara terbanyak yang sekaligus membawa dua putera Jambi ini memegang tampuk kekuasaan tertinggi di negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini, paling tidak lima tahun mendatang. Akan tetapi harus diingat bahwa perhelatan Pemilu Kada hanyalah sebuah pintu gerbang (entry point) bagi kedua tokoh terpilih ini untuk melanjutkan tugas-tagas pembangunan Provinsi Jambi ke depan. Artinya, secepatnya setelah pemilihan ini mereka bekerja dan membuktikan kepada masyarakat Jambi janji-janji politik yang telah diucapkan sewaktu kampanye. Saatnya membuktikan!
Agaknya kolom opini ini terlalu sempit untuk mengurai kembali janji-janji politik yang telah diucapkan oleh para kandidat pada saat kampanye calon gubernur yang lalu, termasuk janji-janji politik pasangan HBA-Fachrori. Jargon ‘JAMBI EMAS 2015’ yang telah menjadi ‘komuditi’ pasangan ini, kini telah laku terjual dibeli oleh masyarakat Jambi. Tentu selanjutnya adalah bagaimana ‘produk’ ini tidak mengecewakan para konsumen yang telah membeli (mau pun yang tidak membeli, setegah membeli, atau yang gagal membeli). Di berbagai kesempatan HBA selalu menyampaikan ‘Saya akan menjadi Gubernur Jambi, bukan gubernur daerah (kabupaten) tertentu. Saya akan mengayomi semua masyarakat Jambi dari Barat hingga ke Timur”. Lantas bagaiman mengukur semua (janji-janji politik) itu?
Rasanya juga tidak tepat jika kita menuntut pembuktian semua janji politik yang telah mereka buat itu saat ini. Tentu masih terlalu dini. Bahkan mereka berdua pun belum sempat duduk di kursi ‘empuk’ BH 1 tersebut. Janji politik yang terangkum dalam ‘JAMBI EMAS 2015” tentu baru dapat kita ukur lima tahun mendatang. Namun melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan sebuah tolak ukur nyata yang langsung dapat dijadikan barometer apakah HBA-Fachrori benar-benar memenuhi janji-janji politik mereka atau tidak yaitu melalui penyusunan kabinet. Artinya, orang-orang yang duduk di dalam kabinet Jambi Emas nantinya cerminan kegagalan dan kesuksesan HBA-Fachrori kedepan.
Mengapa demikian? Mengapa penyusunan kabinet ini begitu penting sebagai barometer keberhasilan pasangan terpilih ini? Karena cabinet ini bagaikan tiang-tiang penopang dari sistem roda pemerintahan Provinsi Jambi nantinya. Artinya, jika HBA-Fachrori tidak mampu menempatkan orang-orang yang tepat pada pos-pos penting dalam kabinet mereka nanti maka sudah dapat dipastikan ‘JAMBI EMAS 2015” yang mereka janjikan akan menjadi janji belaka. Sudah dapat dipastikan bahwa gubernur dan wakil gubernur tidak akan dapat bekerja maksimal jika pos-pos seperti kepala dinas, kepala badan, dan semua jajaran pemerintahan lainya ditempati oleh orang-orang yang salah. Dan sebaliknya, percepatan pembangunan ‘JAMBI EMAS” bisa dicapai jauh lebih cepat jika guberunur dan wakil gubernur dibantu oleh orang-orang yang tepat (the right man on the right place).
Maka dari itu, tidak ada jalan lain, jika HBA-Fachrori tidak ingin mengecewakan masyarakat Jambi dari awal pemerintahan ini, maka isilah kabinet mereka dengan orang-orang yang professional. Melihat situasi yang ada saat ini, tidak perlu menutup mata, dan tanpa berprasangka buruk (syu’uzon) dengan siapa pun, para pejabat (paling tidak yang ber-eselon) di lingkungan pemerintahan mulai kasak kusuk. Ada yang sibuk mencari muka dan ada pula yang menyelamatkan diri. Bahkan ada yang tidak malu-malu jilat sana jilat sini hanya untuk mengejar jabatan. Sekali lagi saya tidak menuduh siapa-siapa, tapi agaknya telah menjadi rahasia umum. Maka seharusnya HBA harus benar-benar piawai membaca segala kemungkinan ini dan jangan sampai terjebak dalam penyusunan KABINET BALAS BUDI atau KABINET BALAS DENDAM.
Sekali lagi, dua jenis kabinet ini harus benar-benar dihindari jika tidak ingin mengecewakan masyarakat banyak. Kabinet balas budi artinya HBA-Fachrori akan menempatkan orang-orang yang telah berjasa memuluskan langkah mereka menuju ‘istana’ negeri Melayu ini. Atau paling tidak menerima pesanan-pesanan dari orang yang telah menabur budi kepada mereka berdua. Jika ini yang dilakukan maka tidak menutup kemungkinan akan terpilih orang-orang yang tidak memiliki kompetensi untuk meduduki jabatan tersebut hanya karena alasan untuk membalas budi. Begitu juga dengan kabinet balas dendam yang artinya orang-orang yang selama ini telah menempati pos tertentu hanya karena selama ini menjadi lawan politik maka akan dibuang. Atau paling tidak hanya karena merupakan bagian dari rezim terdahulu maka harus dibumi hanguskan. Ini juga tidak baik karena dikhawatirkan akan terbuang orang-orang yang sesungguhnya mememang memiliki potensi dan kompetensi dibidang tersebut. Maka tawaran yang paling tepat adalah pembentukan kabinet secara proporsional dan professional.
Proportional dalam arti penempatan seseorang berdasarkan beban kerja (porsi) dan pertimbangan-pertimbangan teknis yang tepat. Profesional yaitu dengan menempatkan orang sesuai dengan keahlian dan pengalaman kerjanya. Dengan pengalaman HBA berpuluh tahun menjadi birokrat dan malang melintang di dunia birokrasi Provinsi Jambi, seharusnyalah hal-hal seperti ini dapat diatasi dengan baik. Sebagai rakyat biasa, tentu kami hanya bisa berharap ke depannya HBA benar-benar menjadi Harapan Baru Anda (Masyarakat Jambi). HBA-Fachrori, selamat bekerja dan jangan kecewakan kami rakyat anda. Good Luck!
Bahren Nurdin
(Direktur PSH / Pemerhati sosial, budaya, dan pendidikan)
Discussion about this post