(Disampaikan pada seminar motivasi entrepreneurship LDK IAIN STS JAMBI)
Di rak buku koleksi pribadi saya terdapat beberapa judul buku yang bertemakan mencapai kesuksesan. Di sini saya sebutkan lima buku saja dari beberapa judul yang ada, yaitu Searching for Success karya Bill Arcement, M.Ed, Living Out Your Dream dikarang bersama oleh Kenny Hayes dan Marlene Hamilton, Dare to Fail, Failures Who Changed History oleh Donal S. Harthorne Besore, 10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa? oleh Ippho Santosa, dan yang terakhir adalah The Power of Kepepet oleh Jaya Setiabudi. Pertanyaan dasarnya kemudian adalah mengapa buku-buku ini ditulis? Dan labih mengejutkan lagi sebagian besar dari buku-buku semacam ini adalah buku best seller, artinya laku dipasaran, artinya lagi banyak orang yang membaca buku ini. Mengapa? Jawabnya sesingkat satu kata yaitu SUKSES. Karena semua orang ingin mendapat julukan SUKSES.
Sukses itu sebenarnya sangat luas cakupannya, namun bermuara pada dua bagian besar yaitu sukses dunia dan sukses akhirat. Pada tulisan singkat ini, agaknya tidak memungkinkan untuk membahas keduanya secara dalam dan mendetail. Saya kemudian mencoba, sesuai dengan tema seminar ini yaitu Training Kewirausahaan, ’mencongkel’ sedikit kesuksesan kewirausahaan ala mahasiswa. Bagaimana menjadi mahasiswa pebisnis tanpa harus menggadaikan kuliah.
Buat impian bae, masak takut?
”Impian” mungkin adalah kata yang sudah teramat sering anda dengar dan temukan dalam buku-buku motivasi. Namun ternyata memang harus diakui bahwa impian adalah elemen penggerak kehidupan yang sangat penting karena ia merupakan pemberian Tuhan penuh dengan tujuan, yang kemudian berkembang seiring dengan pertumbuhan dan kesempatan, yang dibutuhkan demi bertahannya hidup manusia. Bukan sekedar mengiginkan ”benda” atau pergi ke suatu ”tempat”, impian adalah visi, sebuah visi dengan aksi . Itulah kemudian proses mencapai impian yang memiliki aksi itu dapat diterjemahkan sebagai perencanaan strategi pribadi. Kenyataannya, pengembangan rencana strategis lah yang dirancang untuk mengubah posisi Anda, dari mana Anda berada sekarang ke tempat yang anda inginkan . Inilah kemudian yang disebut kesuksesan. Jadi dapat dipermudah bahwa kesuksesan itu adalah impian (yang terencana) yang tercapai. Orang sering mengumbarnya dengan kalimat dreams come true.
Bermimpi nampaknya bukan hal yang susah, tinggal pejamkan mata dan terbang melayang dengan pikiran anda hingga mendapatkan gambaran apa yang anda inginkan. Persoalannya cuma satu yaitu bagaimana membuat impian tersebut bisa come true alias menjadi kenyataan. Tapi jangan salah, banyak juga diantara kita yang tidak berani bermimpi. Kalo logikanya disederhanakan lagi, ’kalo buat imipian bae dak berani, apo yang nak come tue? kulupp..kulupp…’. maka buatlah impian anda sekarang juga (kedengaran klise, tapi penting..!)
Mahasiswa Mandiri
Kalau peserta seminar ini saya tanya dengan sebuah pertanyaan sederhana, ’apa impian anda?’. Jawabannya saya perkirakan tidak jauh-jauh dari ’mau sukses kuliah alias mau cepat selesai’, ’mau dapat kerja dan gaji besar yang bisa menggaet cewek/cowok cantik/ganteng, beli mobil mewah, buat rumah megah’, jalan-jalan ke luar negeri atau keliling dunia’ dan seterusnya. Ada yang salah dengan impian ini? Tentu saja tidak. Impian semacam ini memang sudah lama ter-construct di dalam masyarakat kita bahwa selama kuliah minta duit dari orang tua, dan selesai kualiah mencari kerja. Maka saya sering menyebut mahasiswa yang mengandalkan beasiswa mapa (alias beasiswa mama papa) ini sebagai pengemis intelektual. Tiap bulan mengajukan proposal dan tidak jarang diikuti dengan rayuan, tipu daya (juga mark up) dan bahkan ancaman kepada funding pribadi tersebut (baca: orang tua). Ihh.. ngeri amat ya?
Idealnya (di zaman sekarang) seorang mahasiswa sudah mampu mengatakan impiannya ’menjadi mahasiswa pengusaha’. Sambil kuliah sambil membangun ’perusahaan’ sendiri. Berani? Tunggu dulu, perusahaan di sini dalam artian yang sangat luas yaitu (badan) usaha (apa pun bentuknya, dan sekecil apa pun) yang mendatangkan duit. Sebenarnya sejak era 90-an dan lebih-lebih lagi era 2000an sudah banyak ditemui mahasiswa yang berani merintis usaha sendiri tanpa mengabaikan kuliah. Mereka kemudian melepas titel sebagai ’pengemis intelektual’ dan berhasil menjadi orang-orang yang mandiri dan tentu saja banyak yang kaya raya. Lihat saja di kota-kota pelajar seperti Jogjakarta, Bandung, Jakarta, surabaya, dan lain-lain. Di kota-kota ini lahir mahasiswa-mahasiswa yang kreatif dengan entrepreneurship yang luar biasa. Beberapa bidang usaha yang biasa mereka rintis seperti laundry kiloan, rental komputer, warung internet, kios pulsa, rental VCD, dan lain-lain. Dengan usaha-usaha ’sederhana’ ini mereka semakin kreatif dan mandiri.
Bagaimana Memulai Usaha? Satuuu….duaa….tiiii….ga..!!
Dimulai dengan aba-aba ”satuuu….duaa….tiiii….ga..!!” mari kita memulai usaha hari ini, sekarang juga, dan usaha apa saja. Kok anda masih duduk diam? Anda tidak salah karena secara manusiawi kita memang lebih memilih untuk duduk, diam, mengkhayal, makan yang enak-enak, chit chat alias nge-gossip, dan sebagainya. Pakoknya kita pasti suka yang enak-enak sehingga kita tak bergerak. Mas Jaya Setiabudi menyimpulkan bahwa ada 2 sebab yang membuat orang tak bergerak untuk berubah. Yang pertama adalah impian yang kurang kuat, yang kedua tidak kepepet. Dua hal tersebut yang sering kali disebut orang sebagai kurang motivasi. Namun ternyata dari dua hal ini, Mas J (panggilan keren Mas Jaya Setiabudi) memutuskan bahwa kondisi kepepet adalah motivasi terbesar di dunia .
Dimulai dari kepepet
Saya tidak ingin membantah apa yang dikatakan Mas J karena kita bisa menemukan sendiri fakta dan sejarah yang membuktikan bagaimana energi kepepet ini berkerja. Sejarah negara Sakura Jepang kepepet ketika Nagasaki dan Hirosima berkeping-keping diluluh lantahkan bom pada perang dunia ke-2 sekarang bangkit menjadi negara besar dan ditakuti. Krisis moneter tahun 1997/1998 membuat para PHK-wan kepepet menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan baru. Dan menurut pengamatan saya sendiri sewaktu menyelesaikan S1 di kota Jogjakarta, kawan-kawan mahasiswa yang berhasil membangun usaha-usaha kecil seperti laundry kiloan, rental VCD, buka warnet, jual pulsa, dll tersebut sebagian besar berasal dari kalangan keluarga tidak mampu alias tidak mendapat supply dana bulanan dari orang tua. Taruhan kepepet mereka adalah makan tidak makan, SPP terbayar tidak tebayar, kuliah selesai tidak selesai, bahkan hidup atau mati. Di kondisi inilah kreativitas mereka tumbuh dan berkembang dengan subur. Maka jika anda belum berani buka usaha, kata Mas J, anda harus kepepet dulu.
Lihat dan Tanya
Buka mata anda lebar-lebar dan ketika anda melihat sesuatu (sekali lagi apa pun itu), langsung aja buat pertanyaan ”ini bisa jadi duit gak ya?”. (dalam beberapa seminar, saya biasanya langsung disuguhin pertanyaan nyeletup ”kalo liat istri orang pak?”. Saya jawab ”ya tanyain juga, bisa jadi duit gak ya?”. Ups…dengan cara yang benar dan halal. Jangan istri orang yang dijual bisa masuk penjara). Artinya di sini yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sebenarnya segala sesuatu di atas dunia ini adalah sumber duit. Semua bisa dijadikan duit. Akan tetapi banyak diantara kita yang tidak menyadarinya karena kita baru sebatas melihat, belum mau bertanya.
Saya ingin memberikan contoh bagaimana membaca peluang usaha yang mungkin peserta seminar hari ini bisa lakukan. Dua minggu terakhir, rakyat Indonesia termsuk di Jambi demam berita besar pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, direktu PT. Putera Rajawali Banjaran, pada tanggal 14 Maret 2009 lalu. Pembunuhan tersebut menyeret nama pejabat negara Antasari Azhar, ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan melibatkan seorang gadis cantik Rani Juliani, seorang caddy golf. Semua orang bercerita tentang kisah asmara segi tiga Nasrudin, Antasari dan Rahni. Inilah peluang pasar. Setelah menyaksikan berita-bertia ini, mari kita sama-sama bertanya ”ini bisa dijadiin duit gak ya?”. saya jawab ’bisa’. Dan anda akan bertanya ’caranya?’. Anda beli 10 helai kaos oblong dan kumpulkan foto-foto ketiga orang tersebut. Anda desain sedemikian rupa dan kemudian serahkan ke tukang sablon. Anda tambahin foto-foto tersebut dengan tulisan-tulisan yang lucu dan kreatif seperti ”Ketua KPK KORUPSI asmara”, ”Cinta segi tiga ala KPK”, ”Asmara Bedarah” dll. Atau minimal di atas baju kaos tersebut pasang foto Rani dan buat tulisan ”The Most Wanted Girl…. Jika anda menemukan gadis ini, silakan hubungi saya..” dll. Kemudian baju-baju kreatif itu anda jual di perempatan BI Telanaipura. Dijamin laku..! bisa kan? Tuing….!! (anda segera angguk-angguk, iya ya…)
Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa terkadang peluang itu ada di sekitar kita, namun sering diabaikan. Orang-orang sukses adalah orang yang mampu membaca peluang. Untuk membaca peluang anda harus sensitif. Salah satu cara agar anda kreatif adalah dengan ’LIHAT dan TANYA ”ini bisa jadi duit gak ya?”.
Cari kawan Sebanyak Mungkin (Networking)
”Banyak kawan kenyang perut” adalah salah satu semboyan anak kos. Kalau ada kawan anda sebanyak 90 orang, maka anda bisa makan gratis setiap bulan tiga kali sehari. Anda bisa datang ke setiap teman dan numpang makan sekali saja. Saya rasa teman anda tidak akan keberatan kalau cuma numpang makan sekali sebulan, heee… Hal itu juga bisa berlaku tidak hanya pada urusan makan tapi juga urusan bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu kekuatan bisnis tersebut adalah apa yang disebut dengan jaringan kerja (networking). Contoh sederhana dari contoh di atas, baju yang sudah anda sablon tersebut pasti laku jika anda tawarkan ke teman-teman anda. Dari kawan-kawan anda juga akan banyak peluang usaha asal anda mampu mebuat hubungan yang baik dan ’memanfaatkan’ hubungan tersebut menjadi duit.
Banyak seminar dan buku yang menawarkan bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam bukunya Searching for Success, Billy Arcement, M.Ed memberikan paling kurang ada 15 poin penting dalam membangun jembatan manusia yaitu bersikap ramah kepada setiap orang, pekalah terhadap perasaan orang lain, bantulah orang yang memerlukan bantuan, jangan menggosip, tertariklah dengan orang lain, ingatlah nama orang lain, buatlah agar orang lain merasa penting dan diperhatikan, jangan mendominasi percakapan, pelanggan adalah bos, akui jika anda bersalah, usahakan kepuasan orang lain, percayalah kepada pasangan anda, bentuklah komunitas sosial yang baik, terimalah perbedaan yang ada, dan bangunlah kerukunan dan pertemanan . Kelima belas poin penting ini paling tidak mampu mengantarkan anda menjadi orang yang banyak teman. Dan ini hanya sebagian kecil tips untuk membangun hubungan dengan orang lain. Silahkan cari sumber-sumber lain yang dapat membantu anda menjadi orang yang memiliki networking yang luas. Ingatlah semakin luas network anda, semakin mudah dan banyak duit yang akan anda hasilkan. Gak percaya? Coba aja.
Bukan Gagal Tapi Proses
Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam membangun usaha adalah memahami makna GAGAL. Banyak diantara kita yang takut gagal padahal belum memulai, seperti pepatah; layu sebelum berkembang. Masih ingat cerita Thomas Elva Edison menciptakan lampu yang menerangi kita hari ini? Wow menakjupkan, dia gagal sebanyak 99 kali sebelum akhirnya berhasil. Namun dia tidak menyubut percobaan-percobaannya itu sebuah kegagalan tapi dia sebut PROSES. Ada 99 kali proses atau steps hingga sekarang kita menikmati lampunya, dan ini tercatat sepanjang sejarah. Selain Thomas Elva Edison, di dalam buku Dare to Fail, Failures Who Changed History, Donal S. Hathorne Besore mencatat begitu banyak orang-orang gagal yang mampu merubah dunia. Kita sebut saja diantaranya John F. Kennedy pernah gagal dalam tim sepak bola saat sekolah dan tidak lulus ujian bahasa Latin di Akademi Choate. Ia gagal terpilih sebagai presiden pada tahun awalnya di Universitas Harvard. Ia juga penah gagal untuk memenagkan tempat dewan siswa dan kemudian keluar dari sekolah bisnis Stanford University. Begitu juga Harles Dicken sangat terkenal dengan bukunya ’Great Expectation’ dan ’David Copperfield’ keluar dari sekolah saat berumur 14 tahun . Dan lain-lain.
Dari rang-orang ini dapat kita ambil pelajaran yang berharga bahwa sebenarnya kekagagalan bukan akhir dari segalanya. Bahkan jika kita hubungkan kembali dengan ilmunya Mas J, kegagalan semacam inilah yang tidak jarang menciptakan situasi kepepet. Orang-orang gagal seperti ini biasanya akan didorang lebih cepat naik dan melenting oleh situasi kepepet dan keberhasilan tidak dapat mereka tolak kemudian. Kesimpulannya, jangan pernah takut dengan kegagalan karena kegagalan itu sesungguhnya adalah peroses untuk menemui kesuksesan itu sendiri.
Kesimpulan
Jiwa entrepreneurship itu sesungguhnya bisa diciptakan sendiri. Diawali dengan membangun impian sekaligus target, barbagai peluang usaha bisa diciptakan sendiri. Peluang usaha itu sendiri sudah ada ditengah-tengah kehidupan kita sendiri, namun sering kali terlewatkan. Maka harus diperlukan suatu kondisi kepepet agar tercipta naluri survival yang berbuntut pada peluang bisnis. Buka mata dan selalu pertanyakan ‘ini bisa dijadikan duit gak ya ?’ dan memperbanyak teman (jaringan) merupakan beberapa cara yang bisa ditempuh untuk membuka peluang demi peluang. Selanjutnya, lakukanlah (action) dan jangan pernah takut gagal karena gagal itu sesungguhanya hanyalah proses menuju sukses. Hanya orang yang berani gagal yang berani sukses. Anda berani ?
Discussion about this post