Ikatan Keluarga Silat (IKS) Pro Patria adalah salah satu organisasi bela diri yang bernaung di bawah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Peguruan ini didirikan oleh orang Indonesia asli berketurunan China bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa) sekira tahun 1971 di Madiun, Jawa Timur. Pro artinya untuk dan Patria artinya bangsa atau negara. Secara bebas diartikan cinta tanah air. Lebih detail, sejarah pendiriannya boleh anda telusuri dari berbagai sumber.
Bernostalgia, saya mengenal IKS Pro Patria melalui unit kegiatan mahasiswa (UKM) sewaktu masih ‘mondok’ di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada tahun 1998. Saya masih ingat mengapa saya tertarik dengan olah raga bela diri ini. Saat itu, seperti biasa UGM selalu memberikan kesempatan kepada seluruh unit yang ada untuk menampilkan kegiatan mereka kepada mahasiswa baru untuk mencari calon anggota. Sebagai orang yang suka ‘aneh-aneh’ (anti mainstream), saya melihat perguruan ini unik dan ‘nyeleneh’. Kung Fu tapi silat. Menarik kan? Tidak pikir panjang, langsung gabung. Siapa tahu bisa menghadapi Jecky Chan, wkwkw..
Secara garis besar, Ilmu Pro Patria terbagi dalam dua golongan besar yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan. Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras. llmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang dengan gerakan kaki lebih dominan, sementara aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang didominasi oleh kekuatan gerakan tangan (pukulan). (tommyandjar.wordpress.com). Itulah ramuan ilmu bela diri Pro Patria. Tendangan utara dan pukulan selatan. Keras atau lembut, tetap saja mematikan!
Lebih spesifik, keseluruhan ilmu bela diri Pro Patria melatih para murid dan pendekarnya dengan empat aspek penting yaitu: Bela Diri (melindungi diri dan orang lain yang membutuhkan), Olah Raga (untuk kesehatan dan kebugaran), Seni (untuk keindahan gerak yang terpadu), dan Mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan).
Dengan modal ini pula para pendekar Pro Patria telah membuktikan diri mereka di berbagai even dengan prestasi gemilang. Ilmu-ilmu yang mereka dapatkan memungkinkan untuk adu nyali di berbagai kejuaraan sebagai bukti kecintaan pada tanah air tercinta ini.
Zaman terus berubah dan Pro Patria pun akan terus menyelaraskan diri sesuai panggilan bangsa dan negara. Baru-baru ini saya kembali bertemu dengan para pendekar sesepuh Pro Patria di Jakarta. Sebagian mereka telah pensiun. Namun, hebatnya di hari tua mereka ternyata masih terus mengabdikan diri mendidik generasi muda calon-calon pendekar bangsa.
Perkembangan teknologi harus diakui salah satu faktor penyebab terjadinya degradasi moral anak-anak muda bangsa ini. Berbagai kenakalan remaja terjadi seperti narkoba, seks bebas, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Pro Patria tidak ingin hanya menjadi penonton. Cinta tanah air berarti harus berbuat. Para pendekar-pendekar hebat ini pun ‘turun gunung’.
Maka saat ini, Pro Patria telah bertekad kuat untuk menekankan unsur mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan). Itu artinya, para warga Pro Partria tidak hanya dibekali fisik yang kuat tapi mental yang jernih. Pendekar yang sesungguhnya adalah mereka yang tekun, sabar, tenang, ulet dan bijaksana dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Lebih-lebih di zaman milenial saat ini.
Langkah konret yang diambil, khususnya Cabang Jakarta, adalah dengan menerapkan kurikulum yang berbasis pembinaan mental. Itulah mengapa setelah latihan jurus-jurus, ada sesi khusus yang disebut pembinaan mental dan karakter. Materi ini terintegrasi, satu kesatuan. Dengan cara inilah Pro Patria berperan dalam membentuk karakter anak-anak muda bangsa ini.
Hasil yang diharapkan, siapa pun anak-anak muda yang bergabung di perguruan ini, mereka akan memiliki ‘ways of life’ yang baik dan terarah. Mereka akan menjadi role model bagi lingkungan mereka khususnya kawan-kawan sebaya. Mereka akan miliki kecerdasan emosional, kecerdasan social dan kecerdasan spiritual yang tinggi.
Akhirnya, harus diakui kita sedang menghadapi berbagai persoalan moral anak bangsa saat ini. Pro Partria menguatkan tekad untuk mengambil bagian konkret sebagai bukti cinta tanah air (pro patria). Warga Pro Patria yang tersebar di seluruh nusantara dan dunia akan terus menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain. Semoga.
Discussion about this post