Wednesday, June 18 2025
Berilmu dan Beramal
  • PENGURUS
  • SAMBUTAN KETUA
  • SEJARAH
  • KONTAK
  • LEGALITAS
  • MISI, VISI & LOGO
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE
Berilmu dan Beramal
No Result
View All Result

GEMBALA JADI PEMANGSA

07/06/2017
in MOTIVASI
A A
ShareTweetSendScan

Oleh: Bahren Nurdin, MA

Seorang pengembala bertugas mengurusi dan menjaga binatang peliharaannya agar tidak dimangsa binatang buas. Tapi apa jadinya jika yang kemudian bertindak sebagai pemangsa itu adalah gembala itu sendiri. Sudah dapat dipastikan binatang ternak tersebut berada dalam ancaman.

Artikel Terkait

PEMILIHAN REKTOR UIN STS JAMBI: Saatnya Menjadi Akademisi Sejati

27/07/2023

ANDA JUGA KORBAN NARKOBA: FENOMENA GUNUNG ES

26/10/2021

COVID 19: SAATNYA INGAT MATI

04/08/2021

NILAI-NILAI QURBAN

04/08/2021

Inilah fenomena yang terjadi di negari kita ini. mari kita lihat beberapa bukti nyata. Terbaru, 15 orang Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) yang sehari-hari menjaga Kantor Gubernur Jambi bertindak sebagai komplotan pencurian onderdil mobil-mobil Negara yang parkir di sana. Seharusnya mereka  menjagabarang-barang tersebut agar tidak dimaling orang, malah mereka sendiri malingnya.

Kasus serupa banyak terjadi di berbagai instansi dan lembaga. Contohlain, beberapa kali security bank ditangkap karena menjarah uang yang tersimpan di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank tempat mereka bekerja. Guru mencabuli muridnya sendiri. Ayah kandung ‘memangsa’ anaknya. Suami menganiaya isteri. Polisi jadi penjual narkoba, jadi koruptor, dan lain sebagainya. Kesimpulannya, mereka yang seharusnya menjaga tapi malah menjadi pelaku kejahatan atas apa yang mereka jaga.

Mengapa fenomena ini terjadi? Tentu faktornya sangat banyak sekali. Tidak akan cukup artikel singkat ini untuk menguraikannya satu per satu. Namun, mari kita lihat beberapa hal umum yang bisa kita lihat secara kasat mata.

Pertama, tidak amanah. Hal mendasar mengapa orang yang diberi kepercayaan kemudian mengabaikan kepercayaan tersebut demi mendapatkan keuntungan pribadinya, kerena dia tidak memiliki mental amanah atau dapat dipercaya. Tanggungjawab yang diberikan kepadanya tidak benar-benar mendarah daging bahwa apa yang dibebankan kepadanya harus dia laksanakan dengan kesadaran penuh. Ini persoalan mental atau mind-set.

Hal ini harus dibangun dari dalam diri karena bagian dari kecerdasan spiritual. Kesadaran yang harus dibangun  bahwaapa pun yang diperbuat harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Jika mental ini tidak mereka miliki, maka semua bentuk kejahatan bisa dialakukan dengan dengan leluasa. Bahkan, mereka merasa tidak bersalah.

Sudah saatnya, orang-orang yang diberi tugas ‘menjaga’ untuk diberi pahaman yang baik terhadap pentingnya tanggungjawab atas pekerjaan yang mereka tekuni. Mereka berada pada lini terdepan untuk memelihara apa yang seharusnya meraka jaga.

Kedua, kurangnya pengawasan. Pengawasan sangat penting untuk menghindari tindakan kejahatan. Jamak kita mendengar, “kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat pelaku, tapi karena ada kesempatan”. Bisa saja apa yang terjadi di Kantor Gubernur Jambi tersebut tidak ada niat dari para pelaku, tapi karena kesempatan itu terbuka lebar, maka terjadilah apa yang seharusnya tidak terjadi.

Secara struktural, seharusnya pengawasan sudah dapat dilakukan secara berkala dan bertingkat. Katakanlah, semua anggota melakukan kecurangan, seharusnya ada atasan yang akan mengawasi dan mengevaluasi kinerja mereka.

Jika demikian, tidak bisa seratus persen disalahkan anggota yang melakukan kejahatan pencurian tersebut, tapi atasannya juga harus bertanggungjawab. Sejauh mana pengawasan yang telah mereka lakukan selama ini. Katakanlah para atasan tersebut tidak terlibatl angasung, tapi secaraa dminstratif mereka juga harus mendapat hukuman karena lalai dalam menjalankan tugas. Sebagai atasan seharusnya dia mengatahui persis apa yang dilakukan oleh bawahannya.

Dua hal ini paling tidak yang harus diperhatikan. Mental para petugas harus  ‘di-install’ ulang, dan pengawasan ditinggatkan dari berbagai level.

Akhirnya, untuk para pelaku, pilihannya cuma dua, dibina atau ‘dibinasakan’. Hukuman yang harus mereka terima memang lebih berat karena mereka sedang mengemban tugas. Jika yang menerkam kambing gembalaan tua dalah srigala, itu biasa.Tapi jika yang membunuhnya adalah gembalanya sendiri itu kejahatan luar biasa. Selesaikan!

#BNODOC54012017

*Akademisi dan Pengamat Sosial Provinsi Jambi

 

Next Post

‘NONJOB’; JANGAN STRESS!

RAJA ALIM RAJA DISEMBAH

MAHASISWA DALAM PERANGKAP NARKOBA

Discussion about this post

About Me

Horrison Rose

Passionate Blogger

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Popular

Jambi kehilangan Tokoh Kharismatik.

1 year ago

IDUL FITRI: Kembali Menyatu Pasca Pemilu

1 year ago

HARI GINI MASIH ABS?: BANGUNLAH ‘SUPER TEAM’

1 year ago

Tanggapan Pers:

1 year ago
Berilmu dan Beramal

© 2019 Yaqin - Komplek Bahri Makmur Blok J, No 6, RT 22/03, Jaluko – Muaro Jambi – Jambi – Indonesia. Kode Pos 36361. Developed by Ara.

  • Disclaimer
  • Kontak
  • Legalitas
  • Misi, Misi & Logo
  • Pedoman
  • Pengurus
  • Sambutan Ketua
  • Sejarah

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • BERITA
  • PENDIDIKAN
  • SANTUNAN
  • DONASI
  • MOTIVASI
  • INSPIRASI
  • PUBLIKASI
  • TRAINING CENTER
    • PENAWARAN
    • KEGIATAN
    • AGENDA
  • KREATIVITAS
    • CERPEN
    • PUISI
  • MATERI DAKWAH
  • PROFILE