Oleh: Bahren Nurdin, MA
Jika tidak salah, sejak tahun 2011 rencana pembangunan jembatan layang (flyover) di kawasan Mayang Kota Jambi sudah dilempar kepada masyarakat. Namun, sampai hari ini agaknya rencana itu belum juga nampak realisasinya. Wajar saja kemudian masyarakat bertanya-tanya kepastian pembangunan tersebut. Baru-baru ini, sayup-sayup terdengar kembali bahwa pembangunan akan segera dimulai, tapi ada sekelompok orang yang ‘menghadang’.
Salah seorang pejabat berwenang di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi mengatakan, “Proyek pembangunan flyover jalan layang Sipin Kota Jambi ini akan mulai dikerjakan pada 2018 mendatang. Untuk mengurangi padatnya arus lalu lintas di Simpang Mayang, dari arah Simpang Tugu Juang sampai ke Simpang STM atas,” (jambrita.com).
Itu artinya masyarakat Jambi semakin optimis pembangunan ini segara dilaksanakan. Harus diakui bahwa masyarakat Kota Jambi memang sangat mendambakan flyover ini karena mereka sudah sangat ‘tersiksa’ dengan macet yang semakin menggila di kawasan ini. Pada jam-jam tertentu, bahkan tidak lama lagi akan terjadi setiap saat, macet sudah tidak bisa diurai.
Kemacetan yang terjadi tentunya akan mendatangkan dampak yang begitu banyak bagi masyarakat Kota Jambi. Kota terlihat semakin tidak teratur (semrawut) dan menyita begitu banyak waktu masyarakat dengan sia-sia di jalan. Tingkat kepanikan dan stress pun tidak dapat dinafikkan.
Memang banyak faktor yang menyebabkan kemacetan di kawasan ini. Disamping adanya pertigaan di kawasan padat lalu lintas, juga terdapat beberapa tempat umum seperti mall, rumah sakit, dan ruko-ruko. Ditambah lagi, saat ini sedang dirancang bangun Jambi Business Centre (JBC) di lokasi tersebut. Makin padat!
Maka dari itu, pembangunan flyover ini sudah seharusnya menjadi prioritas pembangunan yang tidak bisa ditunda lagi. Pemerintah sudah harus menggunakan segala daya yang ada untuk mewujudkannya. Apa lagi, pembangunan ini sudah dianggarkan sebagaimana yang telah direalis kepada masyarakat, “Total biaya untuk proyek ini adalah Rp 100 miliar, pada 2018 akan dianggarkan Rp 50 miliar dan 2019 Rp 50 miliar. “Tahun ini akan kita anggarkan Rp 50 M dan 2019 juga Rp 50 M. Kita targetkan 2019 akhir flyover ini sudah bisa digunakan,” (metrojambi.com)
Masyarakat tentunya hanya bisa mengingatkan jangan sampai anggaran yang sebegitu besar ‘menguap’ begitu saja. Anggaran itu adalah uang rakyat yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Jika saat ini terdengar selentingan bahwa pembangunan ini ‘dihadang’ oleh sekelompok orang hanya dianggap merugikan mereka, maka pemerintah harus berani meyakinkan bahwa pembangunan ini bukan untuk segelintir orang, tapi untuk masyarakat Jambi secara keseluruhan. Jadi, siapa pun yang mencoba menghalangi, maka mereka sesungguhnya sedang berhadapan dengan kepentingan orang banyak., walaupun mereka mengaatasnamakan kepentingan rakyat.
Pemerintah tidak perlu takut. Saya yakin masyakat Kota Jambi akan siap bersama-sama pemerintah ‘melawan’ orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan kelompok mereka sendiri. Namun demikian, tentulah semua langkah-langkah harus dilakukan dengan bijaksana dan dengan menegakkan aturan-aturan yang berlaku.
Saatnya menghimbau masyarakat Kota Jambi untuk mendukung pembangunan flyover ini demi kepentingan bersama. Kepada kelompok-kelompok yang dengan ‘sengaja’ menghalangi pembangunan ini semoga diberi kesadaran bahwa kepentingan orang banyak jauh lebih utama dari hanya sekedar memikirkan ‘perut’ sendiri.
Akhirnya, pembangunan flyover Simpang Mayang, Kota Jambi harus mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat Kota Jambi dan Provinsi Jambi untuk kepentingan bersama. Tidak boleh ada pihak-pihak yang sengaja ‘menghalanginya’ karena sedang berhadapan dengan kepentingan orang banyak. Flyover untuk bersama. #BNODOC261192017
*Akademisi UIN STS dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post