JIKA anda orang Jambi dan saya ajukan pertanyaan seperti judul di atas, apa jawaban anda? Hati-hati juga dalam melakukan tekanan suara (nada) pada pertanyaan tersebut. Salah-salah tekan, maknanya bisa berbeda. Namun terserah anda mau tekan yang mana. Pertanyaan panjangnya begini, ‘setelah dilantik oleh Presiden RI pada tanggal 13 Februari 2019 lalu, Fachrori Umar (FU) Gubernur Jambi, bisa berbuat apa untuk rakyat Jambi?’ Akan tuntaskah Jambi Tuntas?
Saya perkirakan ada tiga kemungkinan jawaban dari pertanyaan itu. Pertama, bisa berbuat banyak sehingga seluruh program Jambi Tuntas betul-betul tuntas tas tas tas! Geliat pembangunan digelorakan. Orang-orang ‘kotor’ disingikirkan, para penjilat ‘dimusnahkan’ dan seterusnya. Kedua, bisa berbuat sedikit. Pokoknya pemerintahan jalan, gunting pita sana sini, buka acara dari hotel A ke hotel B. Tebar pesona, foto sana foto sini, dan seterusnya. Ketiga, tidak berbuat apa-apa. Pemerintahan dijalankan secara sendiri (autopilot). Masing-masing OPD berkerasi ‘sekendak perut’ sendiri.
Jadi yang mana pilihan dan harapan anda? Jelas anda akan mengharapkan jawaban yang pertama. Rasanya sudah cukup menghadapi ‘badai’ pemerintahan periode ini. Jambi sudah cukup terkenal di di seantero nusantara melalui KPK karena gubernurnya dinyatakan koruptor dan sudah dikirim ke Suka Miskin. Ditambah pula puluhan anggota dewan yang telah ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti ‘nyopet’ duit rakyat. Cukup!
Dengan sisa waktu yang ada, apakah mungkin FU mampu menuntaskan apa yang sesungguhnya sudah ‘centang perenang’ saat ini. Bisa! Tentu tidak hanya di mulut, tapi harus dibarengi dengan tindakan nyata.
Pertama, bangun optimisme dengan komitmen. Tidak mudah memang mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan ini. Masyarakat sudah terlanjur kecewa. Bagaimana tidak, orang yang mereka percaya kemudian menjadi penghianat. Orang yang mereka pilih ternyata menyeleweng. Pemimpin yang mereka percaya ternyata tidak amanah. FU harus mampu mengembalikan keadaan ini. Meyakinkan masyarakat bahwa kepemimpinannya bersih dan amanah.
Kedua, pilih pejabat bersih dan yang siap kerja bukan siap ‘setor’. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan ini, wajib hukumnya membersihkan orang-orang yang terindikasi korup. Saya yakin dan ber-positive thinking, 421 Pejabat Eselon III-IV Lingkup Pemprov Jambi yang dilantik oleh Sekda M Dianto beberapa waktu lalu adalah salah satu upaya tersebut. Semoga!
Jelas, FU tidak bisa hebat sendiri dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Maka dibutuhkan orang-orang untuk membantunya dengan serius, memiliki satu visi dan aksi. Tapi perlu diingatkan, hati-hati dalam memilih orang terutama yang berada pada ‘lingkaran dalam’ alias para pembisik. Ingat, pemerintah sebelumnya jatuh karena banyak dipengaruhi oleh orang-orang di lingkaran ini. Pepatah orang Jambi mengato ‘ambik contoh pada yang sudah, ambik tuah pada yang menang’. Jangan masuk ke lobang yang sama!
Ketiga, pembangunan berorientasi rakyat. Pembangunan yang dilakukan hendaklah berorientasi kepentingan rakyat. Sudah cukup dipertontonkan kepada masyarakat bahwa selama ini pembangunan yang dilakukan murni berorientasi proyek. Satu-satunya yang dikejar adalah fee proyek (indikasinya adalah gratifikasi). Persoalan masyarakat dapat apa, tidak peduli. Pola pikir ini harus berani FU ubah. Letakkanlah kepentingan rakyat di depan dan fee di belakang! Kalo perlu di belakaaaaang sekali, hehe.
Akhirnya, FU bisa berbauat apa? Dengan optimis kita katakan, “bisa berbuat banyak!” Masih ada waktu untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa Jambi Tuntas akan dapat dituntaskan. Apa yang FU butuhkan saat ini adalah membangun optimisme, mengembabalikan kepercayaan masyarakat, menempatkan orang-orang bersih, mengubah orientasi pembangunan dari orientasi proyek menjadi kepentingan rakyat semata. Semoga. #BN340022019
Discussion about this post