DARAH PALESTINA DARAH KAMI
Lelap indah menelusuri mimpi tak bertepi
Di bawah selimut kasih sayang keluarga sejati
Malam hening berzikir dan bening
Cahaya Illahi terpancar di setiap lapaz dan nafas
Palestina tenang, tidur, merajut mimpi
Menanti hari baru di tahun baru
Tanpa rencana dan tiada aba-aba
dari panguasa atau hamba sahaya
Juga tidak ada pesta pora
Tiba-tiba… tiba tiba…..
blum….duuum…..tettt…. tettt….tteeettt…. teettt……
Kembang api pecah di angkasa membakar malam
Kembang api yang dikirim dari neraka jahannam
Bersama mortir-mortir yang menembus sukma dan menyanyat jiwa
Robot-robot mesin merasuk Jalur Gaza
Tak berjiwa walau bernyawa
Binatang-binatang Zionis Israel membabi buta
Membunuh meminum darah
nyawa-nyawa yang tak berdosa
Ketika pagi mulai menjelma
Seisi dunia ternyata sudah pikun dan bodoh. Tolol…!
Semua tidak bisa menghitung dari nol atau satu
Mereka semua serentak menghitung
128, 320. 540, 800, 910, 1020, seribuuu…..dua ribuuu…
Bak komando serentak menghitung nyawa yang terbang sia-sia
Menghitung….yah, hanya menghitung.
Tolol….!
Darah mengalir jauh menuju lautan lepas
menembus butiran-butiran pasir nan panas, ganas
anak-anak Palestina meregang nyawa
di ujung senjata boneka Amerika
mati bersimbah darah
wahai saudara-saudaraku di Palestina
kalian tidak mati, tidak…!
darah yang tumpah ke bumi
telah mengalir deras bersama aliran sungai
gelombang laut dan angin syurga
menuju raga dan jiwa kami
kalian belum mati
kalian hidup di dalam setiap detak jantung kami
sungguh kami ingin nyawa ini unuk kalian
kami relakan darah ini
kan kami berikan apa yang kami punya
kami, sungguh kami ikhlas
tapi….
dunia terlalu kejam dengan segala angkara murka
tak mereka bolehkan kami mencium luka kalian
atau hanya sekedar mengoyak kain kafan.
Wahai para pejuang dan mujahid
Jalan kalian selau terbentang menuju kemenangan.
Kemenangan abadi di jalan Illahi, Insya Allah
Jangan kalian ragukan darah yang tumpah
Jangan kalian risaukan luka yang merekah
Jangan kalian takutkan musuh Allah
Karena meraka pasti kalah
Palestina….
Darah kalian mengalir
Masih mengalir melalui bait puisi ini
Karena darah itu, darah kami
Discussion about this post