Bukan bermaksud latah ikut-ikutan Purdi Chandra (“Cara Gila Jadi Pengusaha”:Alex Media Komputindo 2007), tapi agakanya judul inilah hasil penerjemahan saya terhadap apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama Republik Indonesia saat membuka Rapat Kerja IAIN STS Jambi hari ini (20/3/2014), bertemapat di Hotel Novita, Jambi. Ini hasil catatan saya. Agaknya judul ini juga jawaban sederhana terhadap apa yang diimpikan beberapa IAIN di Indonesia untuk merubah dirinya menjadi UIN. Prof. Dede mengemukakannya dengan logika sederhana dan menurut saya agak sedikit ‘gila’.
Mau jadi UIN? “Terima Mahasiswa sebanyak-banyaknya! Terima saja gak usah dites!” Tegas dan jelas beberapa kali statemen ini disampaikan Prof. Dede. Kunci menjadi UIN itu Cuma satu “Mahasiswa harus 10.000 orang!”. Ini yang saya maksud cara ‘gila’. Bagaimana mungkin bisa memiliki mahasiswa 10.000 orang sementara sarana dan prasarana (sarpras) termasuk dosen dan karyawan (tenaga adminsitrasi) tidak memenuhi. Mau belajar di mana? Tapi berulang kali Prof.Dede menegaskan, “terima saja, jangan sampai menolak mahasiswa. Jika mahasiswanya sudah 10.000 ruang tidak cukup, dosen tidak cukup, dan lain-lain tidak cukup, baru datang ke kami. Kita cukupi!” Bahkan di kesempatan lain (rapat tim pengembangan Fak/Prodi setelah acara pembukaan Raker) beliau menyampaikan “Saya sangat ekseleratif. Selama kempimpinan saya, saya sudah meng-UIN-kan 5 IAIN. Bandingkan saja dengan yang sebelumnya”. Luar biasa!
Saya rasa ini kata kunci yang harus dijawab oleh IAIN di Indonesia khususnya IAIN STS Jambi jika ingin mewujudkan mimpi jadi UIN. Maka seyogyanya tidak ada pilihan lain pada Raker tahun ini kecuali harus menjawab semua apa yang disampaikan oleh Dirjen ini. Statemen-statemen yang disampaikan oleh beliau harus berbuah kebijakan pimpinan IAIN STS Jambi. Jika perlu catatan notulensi (karena beliau pidato tidak pakai teks resmi) pembukaan raker ini jadikan dokumen penting yang ditandatangani oleh pejabat. Tapi masalahnya saya juga bertanya-tanya, dari 136 pejabat yang hadir, adakah yang mencatat statemen beliau? Eheem…sebagian besar yang saya lihat lebih banyak ‘buat forum sendiri’ allahu’alam.
Meng-UIN-kan Cara Berpikir Orang IAIN (UIN Minded)
Keinginan besar IAIN STS Jambi untuk menjadi universitas sudah terngiang sejak lama. Akan tetapi mimpi tersebut agaknya masih memerlukan jalan panjang. Mengapa? Satu kata ‘mindset’. Salah satu kerja berat pimpinan lembaga ini adalah merubah mindset atau cara berpikir orang-orang yang ada di dalamnya; bukan memenuhi persyaratan administratif. Persyaratan-persyaratan administratif yang harus dipenuhi sesungguhnya hanyalah akibat atau buah dari apa yang dipikirkan. Saya rasa, di titik ini pemimpin IAIN STS Jambi gagal melakukannya. Mimpi untuk jadi UIN itu belum bulat menjadi satu kesatuan menjadi keinginan dan pola pikir semua orang yang menginjakkan kakinya di tanah IAIN ini. Jadi tugas utama pemimpin IAIN ini adalah MENG-UIN-KAN cara berpikir orang-orang IAIN ini terlebih dahulu, terutama para pimpinan di berbagai level. Jika tidak, maka keinginan IAIN STS Jambi berubah menjadi UIN-STS Jambi akan sulit dicapai.
Merubah pola pikir itu memang tidak gampang. Diperlukan keinginan dan kegigihan yang kuat dari para pemimpin yang ada. Menyangkut hal ini, pada tahun 2008 saya pernah menulis sebuah artikel singkat yang berjudul “IAIN STS Jambi Diserang Virus Mematikan” (www.bahren13.wordpress.coam). Tulisan ini kemudian dibaca ribuan orang. Saya menemukan bahwa di IAIN STS Jambi ini ternyata sudah digerogoti oleh virus mematikan yang saya beri nama VIRUS N2Y2N (NGAPO NAK YO YO NIAN), bahasa Jambi yang artinya ‘ngapain serius-serius amat’. Virus pesimisme ini ternyata sangat berbahaya karena menyerang syaraf-syaraf optimisme, kerja keras, kreatifitas, pengorbanan, dan segala hal yang positif pada diri orang-orang IAIN. Virus inilah menurut saya yang menjadi biang kerok penghambat segala kemajuan yang hendak dicapai oleh siapa pun yang berniat untuk membangun IAIN tercinta ini. Lebih mengerikan lagi virus ini ternyata telah menyerang setiap orang yang ada di lembaga ini tanpa pengecualian dari pejabat, dosen, pegawai, cleaning service, pertugas keamanan, termasuk mahasiswa. Ini sungguh sangat mengerikan! jika virus ini tidak cepat diperangi dan dicarikan antivirusnya, maka IAIN STS Jambi akan menemukan ajalnya dalam beberapa tahun ke depan. Atau paling tidak Hidup Segan Mati Tak Mau.
Virus N2Y2N ini sangat mengerikan dengan cara kerja yang hampir tidak bisa dideteksi oleh perangkat keras apa pun karena yang ia serang adalah syaraf-syaraf (mental) sang penderita. Jadi yang dibutuhkan bukan metal detector tapi mental detector. Penderita penyakit ini dapat dikenali dengan beberpa ciri sebagai berikut:
Pegawai/Dosen
1. Selalu pesimis (negative thinking). Jika yang bersangkutan diajak untuk mendiskusikan sesuatu untuk kemajuan IAIN biasanya ia lebih suka berkata “alaa.. dak kan berhasil. Buat capek bae..”.
2. Tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Jika ia staf atau dosen biasanya penderita virus ini lebih cenderung nongkrong sana dan nangkring sini. Kalau ditanya selalu di jawab “Dak ketik gawe jugo…”. Padahal kampus adalah ladang akademis yang semistinya diisi oleh kegiatan-kegitan berupa membaca, diskusi, menulis, dll.
3. Mempengaruhi orang lain dengan hembusan nada negatif. Biasanya kalimat yang sangat popular adalah “Sudah lah… dak usah nak yo yo nian. Dunio ni dak cukup de awak dewek. Biarlah orang lain yang ngerjainnnya..”
4. SMS (senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang). Pada kasus ini virus N2Y2N menyerang hati. Orang beli mobil dia yang kelimpungan. Orang cepat naik pangkat di yang curiga. Pokoknya pertahanan hati benar-benar diserang oleh virus ini. Si penderita terkadang tidak menyadari hal tersebut.
5. Itung-itungan / materialistis/money oriented. “ngapo nak ngerjoin ini/itu.. dak dapat duit jugo. Enak tiduk di rumah”.
Mahasiswa
1. Senang dosen tidak masuk. Jika dosen tidak masuk semua kesenangan luar biasa. Selanjutnya nongkrong sana-sini sambil ketawa ketiwi yang tidak jelas juntrungannya. Seyogyanya bisa dimanfaatkan untuk mengunjungi perpustakaan atau mendirikan diskusi kelompok. Jika ada yang berinisiatif untuk mencoba mengajak, pasti dijawab “Sudahlah…ngapo nak yo yo nian, kan dapat A jugo enak balik, tiduk…”
2. Malas mengerjakan tugas. “ah ngapo nak ngerjoin tugas, dio (kawan lain) jugo dak buat..”. Hal ini terjadi karena virus menyerang bagian kompetitif. Hilang rasa persaingan kearah keabikan dan kompak mengerjakan “kejahatan’ .
3. Datang terlamabat. “ah dak usah nak cepat-cepat nian. Dosennyo jugo telat..”. ini untuk menunjukkan serangan virus ini menuju dua arah, dosen dan mahasiswa.
4. Anti kegiatan ekstrakulrikuler. Banyak kegiatan organisasi kampus yang semestinya dapat diikuti oleh mahasiswa. Tapi virus ini menyerang syaraf kepedulian mereka yang membuat mereka tidak peduli. “ai… urusan Negara ni bukan urusan awak dewek be. Nyapei badan ikut organisasi A, organisasi B. enak tiduk di kos..).
Dan banyak lagi sebenarnya ciri-ciri orang yang telah terserang virus ini. Tapi paling tidak ini telah memberikan gambaran bagai mana sesungguhnya virus ini telah menghambat kemajuan di IAIN STS Jambi. Inilah yang kemudian saya sebut tugas berat para pemimpin di IAIN ini. Diperlukan pemimpin yang belum terinfeksi oleh virus ini sehingga bisa mengobati atau jika tidak bisa diobati ya sekali gus membasmi orang-orang yang telah telah terserang virus ini. Ini juga termasuk cara ‘gila’ untuk menjadi UIN!
Discussion about this post