Oleh: Bahren Nurdin, MA
Pernahkah anda membayangkan ada anak yang baru berumur lima bulan (bayi) mengkonsumsi narkoba? Tidak terbayangkan! Tapi itulah faktanya. Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalteng menemukan seorang bayi yang positif ‘mengkonsumsi’ narkotika jenis sabu. Memang tidak mengkonsumsi langsung, tapi tertular dari kedua orang tuanya yang pecandu. Bayi malang ini terpapar melalui air susu ibu (ASI) yang dia minum melalui ibunya. Air susu itu ternyata telah dicaruni oleh sang ibu dengan zat mematikan. Dunia sudah tua. Ibu meraruni anak sendiri!
Bayi itu korban. Korban dari kejahatan orang tuanya. Sabu yang masuk ke dalam tubuhnya bukan pula kehendak sang bayi. Dia tidak ada pilihan. Dia juga tidak bisa meminta terlahir dari rahim siapa. Itu takdir Allah. Maka yang menjadi keprihatinan kita adalah prilaku orang tuanya. Mengapa ada orang tua yang sebegitu tega ‘meracuni’ anaknya sendiri. Saya yakin, sang ibu tahu bahwa apa pun yang ia makan akan terus mengalir kepada si buah hati yang sedang menyusu. Jangankan nyeruput sabu, melahap jengkol saja bayi meringis. Kok tega? Ada yang salah, pasti.
Way of Thinking (mindset)
Sampai saat ini, saya dipercaya BNN Provinsi Jambi untuk memberikan materi motivasi tentang narkoba kepada berbagai lapisan masyarakat. Saya sangat fokus menyoal masalah narkoba dari perspektif cara berpikir (way of thinking atau mindset). Hipotesa yang saya bangun jika orang memiliki cara berpikir yang sehat maka sehatlah cara hidupnya. Bagaimana berpikir yang sehat? Ada banyak, diantaranya selalu berserah diri kepada Allah, penuh percaya diri, menghadapi masalah sebagai tantangan, bersikap positif, giat berfikir, berkata “Saya Bisa”, memecahkan masalah, selalu berprestasi, melihat cahaya dalam kegelapan, tidak pernah mengeluh, berdisiplin diri, kaya kreativitas, berpandangan luas, cermat dalam bekerja, tahu menempatkan diri, dan seterusnya.
Jika seseorang telah memiliki mindset yang benar tentang hidup dan menjalankan hidup ini maka saya sangat yakin ia akan jauh dari persoalan narkoba. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak memiliki masalah hidup. Setiap orang dan setiap saat pasti dihadapkan dengan segala problematika kehidupan. Tinggal lagi bagaimana cara menghadapinya. Apa pun masalah yang muncul pasti dapat diselesaikan dengan bijak oleh orang-orang yang berpikir sehat.
Sekali lagi, masalah narkoba bukan semata persoalan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum dengan menyalah gunakan narkoba adalah hilir. Hulunya adalah cara berpikir yang salah. Maka saatnya pihak-pihak berwenang menangani narkoba tidak semata melakukan punishment. Penjara belum terbukti membuat para pelaku jera. Bahkan beberapa kajian menyebutkan, para pelaku narkoba yang dipenjara bukannya jera malah tambah menjadi-jadi. Rehab merupakan salah satu cara tepat. Yang perlu direhap bukan hanya fisik tapi mental (mindset).
Way of Living (gaya hidup)
Jika kita sedikit ke belang, tahun 60an kita belum mengenal narkoba seperti yang kita tahu saat ini. Bukan tidak ada, tapi penggunaannya tidak semassif sekarang. Mungkin narkoba (apa pun jenisnya) hanya menjadi konsumsi orang-orang tertentu. Namun hari ini, narkoba adalah musuh bangsa yang semakin meraja lela. Darurat narkoba! Zat-zat terlarang ini telah masuk dan merasuk kemana saja, sampailah kepada bayi yang baru berumur lima bulan ini. Miris!
Gaya hidup masyarakat sudah jauh berubah. Namun sayang perubahan itu cenderung negatif. Kemajuan teknologi dan informasi sangat berdampak terhadap gaya hidup masyarakat. Informasi dapat diakses dengan mudah di mana saja kapan saja. Kemudahan ini pula ternyata yang membuat orang bayak terjerumus dalam ‘neraka’ narkoba.
Ditambah lagi gaya hidup instan. Semua orang ingin instan; serba cepat. Ingin kaya instan, tanpa harus usaha dan kerja keras. Ingin sembuh instant, mengabaikan sabar, usaha dan doa. Ingin dapat jabatan instan walau harus sikut kiri dan kanan, dan sebagainya. Padahal sesungguhnya tidak selalu demikian. Hidup ini memerlukan proses. Kita memerlukan paling tidak sembilan bulan di dalam Rahim ibu sebelum kemudian dilahirkan. Waktu Sembilan bulan itulah kita berproses untuk menyiapkan diri terlahir ke dunia. Kesadaran ini sudah terabaikan. Karena semua ingin instan maka ditempuhlah jalan pintas. Sayangnya, jalan pintas itu bukan pula jalan yang benar. Narkoba adalah salah satu bentuk jalan pintas gaya hidup yang salah.
Kesimpulannya, persoalan narkoba tidak semata masalah pelanggaran hukum tapi cara pikir (mindset) yang salah dan gaya hidup yang tidak benar. Jangan ada lagi bayi-bayi lain yang menjadi korban narkoba. Benahi orang tuanya. Ketika penjara tidak membuat mereka jera, saatnya kita benahi moral dan spiritiual mereka. Jangan terlena karena narkoba sedang menyerang siapa saja, termasuk anda yang sedang membaca artikel ini. Kok senyum? Waspadalah!
#BN24012017
Sumber: www.kenali.co
Discussion about this post