Oleh: Bahren Nurdin, MA
Kata ‘baper’ baru muncul ke permukaan paling tidak setahun terakhir. ‘Baper’ manjadi kosa kata kaum muda. Namun, kemudian kata ini tidak hanya populer di kalangan anak-anak muda, tapi juga semua kaum. ‘Baper’ merupakan singkatan dari ‘bawa perasaan’; bermain hati dan rasa.
Menarik juga untuk mendiskusikan ‘baper’ pada konteks ramadhan saat ini. ‘Baper’ agaknya akan memiliki makna dan ‘power’ jika mampu dikelola dengan baik. Seseorang akan ‘baper’ jika ia mampu mengelola hatinya dengan bijak. Ya, bicara ‘baper’ itu artinya membicarakan ‘hati’. Bukan hati secara lahir (liver) tapi hati yang menyangkut ‘rasa’ (qolbu).
Secara fisik, di dalam tubuh, hati (liver) memang memiliki beberapa fungsi, diantaranya menawarkan dan menetralisir racun, mengatur sirkulasi hormon, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein, dan zat lain. Hati juga membuat empedu, zat yang membantu pencernaan lemak. Sangat penting kan? Bayangkan saja jika tidak ada hati dalam tubuh kita, maka semua racun akan masuk begitu saja pada sistem tubuh. Zat-zat seperti lemak, protein, gula dll akan semena-mena tanpa aturan. Jika zat-zat ini sudah tidak ada aturan, dipastikan menjadi ‘biang kerok’ yang akan mendatangkan berbagai penyakit.
Begitu jugalah hati (qolbu) yang sesungguhnya memiliki peran yang sangat vital dalam mengendalikan hidup manusia, se-vital hati (liver) itu sendiri. Bahkan lebih vital. Perhatikan apa yang disampaikan oleh Rosulullah dalam hadits beliau, “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati”. (HR Muslim).
Sangat menarik. Itu artinya hati menjadi ‘biang’ yang akan menentukan jalan hidup manusia itu. Menjadi pewartan segala segala tutur dan tindak. Hati akan menjadi dua sumber utama jalan hidup manusia yaitu, sumber kebaikan dan sumber keburukan. Ibarat air yang mengalir, hati menjadi mata air yang akan menuju muara. Jika yang keluar dari mata air itu adalah air yang jernih, bening dan menyejukkan, maka itulah kemudian yang akan sampai ke muara. Dan sebaliknya, jika yang keluar adalah air yang keruh, busuk, dan berbau, maka itu jugalah yang nanti terlihat di hilirnya.
Betul pulalah Seloko Adat orang Melayu Jambi yang mengatakan ‘keruh aek di ilir, perikso di ulunyo. Senak aek di ulunyo, perikso di muaronyo’. Carilah sumber masalahnya. Jika air kotor di hilirnya, dapat dipastikan bermasalah dihulunya. Maka untuk membuat air itu jernih tidak ada pilihan kecuali menjernihkan sumber mata air sendiri.
Secara umum, baik dan buruknya hati seseorang dapat dilihat dari dua hal yaitu, hubungannya dengan Allah (hablumminallah) dan hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas) dan alam semesta.
Di sinilah ‘baper’ dipelukan bagi seorang muslim. ‘Baper’ mejadi sensor yang sangat kuat untuk membangun dan merasakan hubungan dengan Tuhannya dan sesama manusia juga kepada alam semesta. ‘Bapar’ yang dikelola secara positif dan proporsional akan mendatangkan ketaatan kepada Sang Pencipta dan memunculkan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama manusia dan alam semesta.
Perasaan yang muncul akan kecintaannya kepada Allah membuat matanya menangis dan hatinya bergetar menyaksikan kebesaran-kebersan Allah di muka bumi ini. Perasaannya membuncah ketika ayat-ayat Allah keluar dari bibirnya. Hanya orang-orang yang ‘baper’ yang akan membuat hatinya bergetar saat nama Allah disebutkan. Allah berfirman, “Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2). Jadi, salah satu ciri orang yang beriman itu adalah yang ‘baper’, hehehe.
Akhirnya, salah satu ciri orang beriman itu ternyata adalah yang ‘baper’. Orang-orang yang mampu mengelola hatinya untuk selalu terbawa perasaan akan ketaatan dan ketaqwaannya kepada Allah. Orang-orang ‘baper’ akan bergetar hatinya dan bercucuran air mata bila diperdengarkan ayat-ayat Allah. Halus perasaannya dengan sesama manusia sehingga muncul sikap kasih sayang dan keshalehan. Ups…ternyata membaca artikel ini pun anda jadi ‘bapar’, hehe. Salam ‘baper’!
#BNODOC16212062017
*Akademisi dan Pengamat Sosial Jambi
Discussion about this post